5 Peristiwa Tsunami terhebat akibat Erupsi Gunung Berapi di Indonesia

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
27 Desember 2018 17:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
5 Peristiwa Tsunami terhebat akibat Erupsi Gunung Berapi di Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Indonesia tercatat memiliki sejarah panjang terjadinya tsunami akibat letusan gunung berapi.
ADVERTISEMENT
Sebagai Negara yang berada pada cincin api atau Ring of Fire, Indonesia memiliki sekitar 130 Gunung Berapi aktif dari 400 gunung berapi yang ada. Kondisi ini menyebabkan tingginya aktivitas vulkanik di kepulauan Nusantara seperti erupsi, gempa vulkanik, runtuhan kawah/ longsoran material vulkanik, guguran lava, atau semburan awan panas. Kemudian dapat diperparah dengan aktivitas sekunder yang dapat timbul seperti banjir lahar atau tsunami, seperti yang baru terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu. Adalah erupsi Gunung Anak Krakatau yang menyebabkan terjangan tsunami di pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung. Tsunami atau gelombang tinggi yang terjadi disebabkan adanya longsoran material vulkanik di dalam lautan yang memicu pembentukan gelombang tinggi.
ADVERTISEMENT
Ternyata, Indonesia memiliki catatan panjang sejarah tentang peristiwa tsunami yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanik. Selain karena skala letusan yang besar, gelombang yang dihasilkan pun tinggi. Berikut ini adalah 5 peristiwa tsunami terhebat yang pernah terjadi di Indonesia akibat erupsi gunung berapi.
1. Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat tahun 1815
Erupsi Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada April tahun 1815 dirasakan hingga ratusan kilometer jauhnya dan merupakan salah satu letusan gunung api terkuat sepanjang sejarah manusia. Aktivitas vulkanik Gunung Tambora juga menyebabkan adanya gelombang tinggi mencapai 3.5 meter. Abu vulkanik yang dilontarkan selama erupsi juga menyebabkan turunnya suhu global dan menyebabkan tidak terjadinya musim panas pada tahun 1816.
ADVERTISEMENT
Sumber: http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/474-tamboro
2. Erupsi Gunung Krakatau tahun 1883
Tsunami paling hebat yang pernah tercatat pada sejarah Indonesia adalah akibat letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Krakatau merupakan gugusan kepulauan vulkanik yang terletak di Selat Sunda, dengan tinggi puncak Gunung Krakatau Purba mencapai 2000 meter di atas permukaan laut. Akibat guguran material vulkanik, tsunami setinggi 41 meter menyapu pantai bagian selatan Lampung dan setinggi 35 meter menerjang bagian barat Pulau Jawa. Sebanyak 36.000 korban meninggal dunia. Setelah letusan dahsyat tersebut, Gunung Krakatau Purba sebagian besar hancur dan meninggalkan sisa-sisa daratan berupa pulau dan beberapa “anak” gunung baru tumbuh akibat dorongan aktivitas vulkanik Krakatau, yakni Pulau Rakata, Pulau Sertung, Pulau Panjang , dan Pulau Anak Krakatau.
ADVERTISEMENT
Sumber: http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/509-g-krakatau
3. Erupsi Gunung Ruwang tahun 1871
Gunung Ruwang merupakan gunung strato dengan kubah lava yang membentuk satu pulau tersendiri yang terletak di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara dengan puncak tertinggi mencapai 721 meter. Gunung Ruwang tercatat sejarah menunjukkan aktivitas vulkaniknya sejak tahun 1808 dan masih aktif hingga saat ini. Pada pertengahan Februari 1871, terjadi erupsi pada Gunung Ruang yang menyebabkan tsunami setinggi 25 meter yang menyapu utara Pulau Sulawesi dan menyerang hingga 180 m dari tepi Pantai Tugulandang. Jumlah yang tercatat mencapai 400 korban jiwa.
Di kepulauan Sangihe sendiri, ada beberapa gunung berapi lain yang juga turut mengalami erupsi dan menyebabkan gelombang tinggi yakni Banua Wuhu (1889, 1918, 1919) dan Gunung Awu (1856, 1892).
ADVERTISEMENT
Sumber: http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/kegiatan-pvmbg/download-center/doc_download/415-g-ruang
4. Gunung Rokatenda, Pulau Paluweh, Laut Flores tahun 1928
Gunung Rokatenda merupakan gunung berapi aktif dengan dua kawah dan tiga kubah lava yang terletak di Pulau Paluweh sebelah utara Flores Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dengan ketinggian mencapai 875 meter di atas permukaan laut dan mencapai sekitar 3000 meter dari dasar laut. Pada tahun 1928, Gunung Rokatenda mengalami erupsi dan membentuk gelombang pasang yang mencapai ketinggian 10 meter. Sebanyak 266 korban jiwa jatuh yang sebagian besar diakibatkan oleh sapuan gelombang tersebut.
Sumber: http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/483-g-rokatenda
5. Gunung Iliwerung Lembata tahun 1979
Selain Gunung Rokatenda, Gunung Iliwerung juga terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gunung berapi ini memiliki empat kawah dan terdapat di semenanjung selatan Pulau Lombelen. Pada tanggal 18 Juli 1979, terjadi longsor material vulkanik menyebabkan gelombang tinggi mencapai 9 meter. Laporan resmi mencatat peristiwa ini memakan 550 korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Sumber: http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/492-g-ili-werung
https://www.researchgate.net/publication/41110081_Bencana_Yang_Terlupakan_Mengingat_Kembali_Bencana_Larantuka_dan_Lembata_1979-2009_The_Forgotten_Disasters_Remembering_The_Larantuka_and_Lembata_Disaster_1979-2009
https://www.researchgate.net/publication/329117756_Volcanic_Eruption-Induced_Tsunami_in_Indonesia_A_Review