Alasan Banyak Korban Meninggal di Titanic

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
19 Juli 2018 18:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kapal RMS Titanic. (Foto: GNU Public)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal RMS Titanic. (Foto: GNU Public)
ADVERTISEMENT
Salah satu penumpang yang merupakan orang terkaya saat itu bernama John Jacob Astor IV mengatakan “Kami lebih aman di sini” yang dimaksudkan lebih aman adalah tetap berada di kapal besar daripada di sekoci.
ADVERTISEMENT
Selain itu, banyak orang bertanya-tanya, mengapa para penumpang tidak dievakuasi untuk berpindah ke gunung es. Jika memperkirakan waktu, kapal itu baru tenggelam 2,5 jam setelah menabrak gunung es, maka seharusnya ada cukup waktu untuk mengevakuasi penumpang ke gunung es dan menunggu bantuan datang.
Lalu, mengapa tidak dievakuasi ke gunung es? Tentunya, hal ini disebabkan karena para penumpang menganggap gunung es lebih berbahaya. Jika ditilik secara teknis, untuk meraih gunung es dengan aman, kapal harus dikemudikan hingga jarak yang sangat dekat.
Selain itu, dibutuhkan berbagai peralatan khusus untuk bisa bergerak dengan aman di atas gunung es yang licin. Ditambah kepanikan yang melanda, tentu sangat sulit bagi kru kapal untuk mengevakuasi lebih dari 2.000 jiwa.
ADVERTISEMENT
Hal yang patut dicatat adalah sebelum menabrak gunung es Titanic berlayar dengan kecepatan 22 knot atau setara dengan 41 Km/jam. Artinya, kapal melaju dengan sangat cepat. Sedangkan kecepatan maksimum Titanic adalah 24 knot.
Sebagaimana yang kita ketahui, kapal tidak seperti mobil yang bisa mengerem atau secara mendadak memperlambat kecepatan, apalagi tiba-tiba muncul sebuah objek raksasa di tengah kapal yang tidak terlihat sebelumnya.
Sumber: Scienceabc
Alasan Banyak Korban Meninggal di Titanic (1)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar: Wikimedia Commons