Apa yang menyebabkan insomnia ?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 September 2019 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar : Pixabay
ADVERTISEMENT
Apa yang membuatmu terjaga di malam hari? Memikirkan pertanyaan-pertanyaaan sulit? Semangat memikirkan jalan-jalan? Atau stres karena pekerjaan belum selesai, ujian di depan mata, atau acara kumpul keluarga yang menakutkan? Bagi kebanyakan orang, stres ini bersifat sementara karena penyebabnya bisa cepat teratasi. Tetapi bagaimana jika hal yang membuatmu susah tidur, adalah stres memikiran tidak bisa tidur?
ADVERTISEMENT
Lingkaran yang tak berkesudahan ini, adalah inti dari insomnia, gangguan tidur yang paling umum di dunia. Banyak hal menyebabkan resah di waktu malam - pasangan yang mendengkur, sakit fisik di tubuh, atau gangguan psikis. Kekurangan tidur yang parah, seperti jetlag, akan mengganggu jam biologis dan membawa malapetaka bagi jadwal tidur. Tetapi dalam banyak kasus, kurang tidur semacam ini berjangka pendek. Akhirnya kita akan lelah dan tidur. Namun, beberapa penyakit jangka panjang seperti gangguan pernapasan, masalah pencernaan dan banyak lagi, akan mengalahkan rasa lelah. Dan selagi kurang tidur terus menumpuk, kamar tidur menjadi terasosiasikan dengan malam yang meresahkan, mendera batin dengan kegelisahan.
Menjelang waktu tidur, penderita insomnia merasa tertekan. Akibatnya, otak mereka membajak sistem tanggap stres, membanjiri tubuh dengan zat kimia yang membawa respon fight-flight-or-freeze. Hormon kortisol dan adrenokortikotropik dilepaskan ke aliran darah, memacu detak jantung dan tekanan darah, dan memaksa tubuh menjadi hyperarousal Dalam kondisi ini, otak bekerja memburu potensi ancaman, sehingga sulit untuk mengabaikan gangguan seremeh apapun, atau bunyian selemah apapun. Walaupun penderita insomnia akhirnya tertidur, kualitas istirahat mereka membahayakan.
ADVERTISEMENT
Sumber energi utama bagi otak kita adalah glukosa otak, dan dalam tidur yang sehat, metabolisme tubuh melambat demi menghemat glukosa itu, untuk digunakan kala terjaga. Tetapi, penelitian PET membuktikan bahwa adrenalin yang mencegah tidur juga mempercepat metabolisme penderita insomnia. Dalam tidur, tubuh mereka bekerja lembur, menghabiskan cadangan tenaga glukosa otak. Gejala tidur tak sehat ini membuat penderita insomnia bangun dalam keadaan kehabisan tenaga, bingung, dan tertekan, dan proses ini berulang terus. Jika siklus stres dan kegelisahan berlangsung sampai beberapa bulan, gejala ini didiagnosis sebagai insomnia kronis.
Walaupun insomnia jarang menyebabkan kematian, mekanisme kimiawinya serupa dengan serangan kecemasan pada mereka yang menderita depresi dan gangguan kecemasan. Jadi, menderita salah satu dari gangguan ini meningkatkan risiko terhadap dua lainnya. Untungnya, banyak jalan untuk menghentikan siklus susah tidur. Mengelola stres penyebab hyperarousal adalah pengobatan insomnia termudah, dan kebiasaan tidur yang baik dapat membantu memulihkan hubungan baik dengan waktu tidur.
ADVERTISEMENT
Pastikan kamar tidurmu gelap dan nyaman suhunya untuk meminimalkan 'ancaman' dalam kondisi hyperarousal. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur, dan jika merasa resah, keluar dari ruangan dan lelahkan tubuh dengan kegiatan santai seperti membaca, meditasi, atau menulis buku harian. Atur metabolisme tubuh dengan waktu istirahat dan waktu bangun yang konsisten untuk membantu tubuh mengatur jam biologisnya. Jam biologis ini, atau ritme sirkadian, juga peka terhadap cahaya, maka hindari cahaya terang di malam hari untuk membantu memberi tahu tubuh waktu tidur telah tiba. Selain itu, sebagian dokter meresepkan obat tidur, tapi tidak ada obat yang dapat diandalkan untuk menolong semua kasus.
Obat tidur yang dijual bebas dapat menimbulkan ketergantungan, menyebabkan kecanduan yang malah memperparah gejala. Sebelum mencari pengobatan, pastikan bahwa susah tidurmu benar disebabkan oleh insomnia. Sekitar 80% pasien yang didiagnosis menderita insomnia kronis ternyata mempunyai masalah genetik yang jarang ditemui yaitu gangguan fase tidur tertunda atau DSPD (delayed sleep phase disorder) Penderita DSPD mempunyai ritme sirkadian yang agak lebih panjang dari 24 jam, membuat kebiasaan tidur mereka tidak sejalan dengan waktu tidur umumnya. Jadi, walaupun mereka sulit tidur pada waktu tidur yang umum, hal itu bukan karena dipicu oleh stres. Dan jika waktu memungkinkan, mereka dapat tidur dengan nyaman pada waktu tidur mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Siklus tidur dan bangun kita adalah keseimbangan yang rentan, dan penting dijaga demi kesehatan fisik dan mental kita. Karena itu, ada gunanya menyisihkan waktu dan usaha untuk menjaga rutinitas tidur yang stabil, tapi jangan sampai tidak bisa tidur memikirkannya.