Bagaimana Masyarakat Di Berbagai Belahan Dunia Menjalani Musim Panas?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Juli 2019 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Musim panas mungkin menjadi salah satu musim yang sangat ditunggu bagi mereka yang tinggal di negara dengan empat musim. Pada titik balik matahari musim panas, siang hari menjadi waktu terpanjang, sementara malam hari dialami dalam waktu yang sangat pendek. Namun seiring berjalannya musim, durasi di siang hari semakin berkurang setelah terjadinya titik balik matahari. Waktu dimulainya musim panas pun bervariasi, tergantung pada iklim, tradisi, dan budaya di wilayah tersebut. Ketika musim panas terjadi di belahan Selatan, maka belahan Utara akan mengalami musim salju, begitupun sebaliknya. Di belahan bumi Utara, musim panas terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. Sedangkan musim panas di belahan Selatan terjadi selama bulan Desember hingga Februari. Cuaca yang menghangat dan siang hari yang lebih panjang ini menjadi waktu yang tepat untuk mengadakan kegiatan luar ruangan. Sejumlah negara di berbagai belahan dunia juga memanfaatkan musim panas untuk menyelenggarakan festival yang terbilang unik dan mengundang daya tarik. Di antaranya yang dapat dirangkum Lampu Edison berikut ini.
ADVERTISEMENT
a. White Nights of Summer
Jika ada musim yang dipenuhi nuansa romantis dan semangat kemeriahan di sepanjang musim panas berlangsung, tidak diragukan lagi itu terjadi di St. Petersburg. Dimulai dari bulan Mei hingga Juli, warga lokal dan pengunjung lainnya larut dalam perayaan yang disebut “White Nights.” Perayaan ini dilakukan ketika matahari seakan jarang terbenam dan sebagian besar hari diisi oleh Matahari yang bersinar tiada akhir. Dalam bahasa Rusia, yakni negara tempat White Nights diadakan, festival ini dikenal sebagai “Beliye Nochi.” Dimulainya Beliye Nochi ditandai dengan jalanan yang dipenuhi serangkaian konser, festival, ballet, dan opera yang dirancang secara spesial. Tidak ketinggalan restoran dan bar yang tetap buka hingga larut malam bahkan ketika pagi menjelang.
ADVERTISEMENT
Peristiwa menarik lainnya adalah naiknya jembatan di atas Sungai Neva yang idealnya hanya dapat dilihat selama pelayaran malam. Selain itu berenang di Danau Ladoga dan berjalan-jalan menikmati keindahan pemandangan Letnii Sad atau Taman Musim Panas yang menakjubkan menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan. Perayaan ini mencapai puncaknya pada bulan Juni di tanggal 22, yakni ketika lebih dari satu juta masyarakat berkumpul untuk menikmati Pelayaran Scarlet. Acara ini menampilkan pelayaran kapal-kapal besar dan pertempuran bajak laut tiruan di Sungai Neva yang membangkitkan kembali cerita populer anak-anak. Dapat dikatakan White Nights merupakan pertemuan publik terbesar di Rusia.
b. Wianki Festival
Dari Rusia, kita beralih ke belahan Eropa dimana terdapat suatu perayaan yang dikenal dengan nama Wianki. Memiliki makna “karangan bunga”, Wianki merupakan salah satu perayaan musim panas paling populer di Polandia. Perayaan ini disebut-sebut berakar dari festival kesuburan di masa penyembahan berhala kuno. Oleh karenanya, Wianki merupakan simbol bagi masa depan, keberuntungan dalam percintaan, serta kesuburan. Hal yang menarik dari perayaan ini adalah biasanya para gadis akan menganyam karangan bunga khusus dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan simbolis untuk kemudian digunakan dan dilarungkan ke sungai. Para pemuda yang bersembunyi di kapal sepanjang sungai selanjutnya berupaya untuk menangkap karangan bunga teman wanitanya saat mengalir di hadapan mereka.
ADVERTISEMENT
Walaupun festival ini dirayakan di seluruh Polandia, akan tetapi asal mula perayaan ini berawal di kota Krakow. Tidak mengherankan jika kota ini masih menjadi rumah bagi perayaan Wianki terbesar dan paling terkenal dibanding kota-kota lainnya di Polandia. Berkaitan dengan rangkaian acaranya yaitu pelarungan karangan bunga, maka perayaan dipusatkan di sepanjang Sungai Vistula. Di samping itu, Wianki turut pula dimeriahkan dengan adanya festival, konser, api unggun, makanan tradisional, serta pertunjukan kembang api.
c. The Night of Fire
Spanyol dengan segala daya tariknya, tidak hanya tentang klub-klub sepakbola yang sudah sangat ternama, termasuk juga di dalamnya budaya, bangunan unik bersejarah dan makanan khas yang siap memanjakan indera-indera manusia. Salah satu yang tidak kalah menarik adalah cara masyarakat Spanyol menikmati musim panas dengan mengadakan pesta. Tepatnya di Barcelona, Pesta Sant Joan diadakan untuk merayakan hari terpanjang dalam setahun dan dimulainya musim panas. Festival ini berlangsung di malam Sant Joan ketika Matahari mencapai titik tertingginya. Tujuan diadakannya Festival Sant Joan yakni sebagai berwujudkan atas kesuburan, kekayaan, dan kekuatan, yang disimbolkan dengan api unggun dan kembang api di seluruh kota. Oleh karenanya, Festival Sant Joan identik pula dengan The Night of Fire (Malam Api).
ADVERTISEMENT
Terdapat 3 (tiga) simbol dari Sant Joan yang terdiri atas:
a. Air. Merupakan perwujudan dari penyembuhan dan pembersihan atas dosa-dosa. Simbol ini menginspirasi ribuan warga lokal untuk melompat ke Laut Mediterania untuk berenang pada larut malam.
b. Tumbuh-tumbuhan. Melambangkan adanya perbaikan dan penyembuhan, yang diwakili oleh tanaman thyme, rosemary, dan verbena. Umumnya tumbuh-tumbuhan tersebut dimakan di Malam Sant Joan, karena dipercaya memiliki unsur-unsur yang dapat memunculkan rangsangan.
c. Api. Disebut sebagai simbol dari kelimpahan, kesucian, dan kesuburan. Api menjadi salah satu komponen penting karena dianggap mampu membersihkan dosa-dosa manusia dan menyingkirkan kesialan. Hal ini melatarbelakangi tradisi menyalakan api unggun dan kembang api yang dapat menerangi langit malam Barcelona.
d. Aomori Nebuta Matsuri Festival
ADVERTISEMENT
Perayaan musim panas di belahan Bumi bagian Timur juga tidak kalah menarik. Jepang menjadi salah satunya yang selalu menghadirkan festival-festival unik lengkap dengan unsur budaya di dalamnya. Untuk merayakan musim panas sendiri, masyarakat Jepang menyelenggarakan salah satu festival terbesar yang dilangsungkan di prefektur Aomori. Mereka menyebut festival tersebut sebagai Aomori Nebuta, yang setiap tahunnya mampu menyedot minat pengunjung hingga lebih dari 3.5 juta jiwa. Menurut tradisi, Nebuta berarti “membuat mengantuk” dan warga Aomori menginisiasi kegiatan ini untuk menghilangkan rasa kantuk yang mengganggu mereka di musim panas yang menyengat.
Selama festival yang berlangsung dari tanggal 2 sampai 7 Agustus, kendaraan hias raksasa yang terbuat dari kayu dan kertas didekorasi secara rinci dan diterangi dari dalam. Selanjutnya diparadekan mengelilingi kota dengan diiringi suara drum taiko, flute dan simbal tangan. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi pengunjung yang hadir diminta bergabung untuk menari bersama dengan menggunakan kostum tradisional haneto.
Photo by Pineapple Supply Co. on Unsplash
ADVERTISEMENT