Bagaimana Pilot Memprediksi Turbulensi? (1)

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
6 Juli 2017 11:45 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat turbulensi atau guncangan terjadi, penumpang diminta kembali ke tempat duduk mereka.
ADVERTISEMENT
Mungkin di antara kalian yang cukup sering berpergian dengan menggunakan mode transportasi pesawat cukup familier dengan turbulensi. Biasanya lampu tanda kenakan sabuk pengaman akan menyala. Penumpang di lavatory atau toilet akan diminta kembali ke tempat duduk mereka. Semua pramugari/a juga diminta memasang sabuk pengaman.
Pernahkah kalian membayangkan efeknya jika pilot terlambat mengetahui adanya turbulensi yang akan terjadi? Penumpang ataupun pramugari/a dapat mengalami cedera serius. Sebuah penerbangan dari Moscow di Rusia ke Beijing di Cina diketahui telah menyebabkan 27 penumpangnya mengalami cedera serius termasuk patah tulang dan pramugarinya terlempar di dalam kabin karena pilotnya terlambat mengetahui bahwa turbulensi akan terjadi.
Pilot memiliki beberapa sumber untuk memprediksi turbulensi. Ada tiga jenis turbulensi yaitu konvektif, turbulensi karena gelombang gunung, dan turbulensi karena perbedaan suhu udara. Turbulensi konvektif terjadi karena badai yang menyebabkan naik turunnya udara. Turbulensi gelombang gunung terjadi karena udara yang melewati puncak gunung menimbulkan gelombang tertentu. Turbulensi karena perbedaan suhu udara terjadi saat udara hangat dan udara dingin bertemu. Sebelum take off pilot bisa memperkirakan rute yang akan dilewati. Dengan bantuan meteorologist atau ahli cuaca, prediksi ini akan menjadi lebih mudah, dan rute paling aman dapat dipilih.
ADVERTISEMENT
Sumber : Howstuffworks dengan berbagai editting
Sumber Gambar : Daily Mail