Dahulu, Badai dan Siklon Dinamai dengan Nama-Nama Wanita. Mengapa?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Mei 2021 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut Organisasi Meteorologi Dunia –WMO– pada awalnya badai dinamai secara sembarangan. Misalnya badai Atlantik Antje dinamai Antje karena badai itu merusak tiang kapal Antje. Pada pertengahan tahun 1900-an, praktik penamaan badai dengan nama yang feminin baru dimulai.
Siklon Tropis | Tropical Cyclone investigation on the International Space Station, NASA
Pra 1950-an
ADVERTISEMENT
Dari laman Atlasobscura, diketahui bahwa penamaan badai tropis –yang telah lama didominasi oleh ahli meteorologi barat− diperdebatkan dengan sengit selama setidaknya 150 tahun. Dahulu, pilihan penamaan badai sarat akan rasisme, seksisme, preferensi pribadi, dan balas dendam. Bahkan dahulu nama-nama badai dinamai dari nama istri atau pasangan mereka, dan nama tokoh politik atau tokoh masyarakat yang tidak disukai.
Butuh waktu yang cukup lama bagi dunia meteorologi untuk memutuskan sistem penamaan yang lebih baik, yang memperhitungkan demokrasi dan keterwakilan wilayah.
1953 – 1979
Pada tahun 1953 hingga tahun 1979, badai tropis Atlantik dinamai dari daftar nama yang dibuat oleh National Hurricane Center, Amerika Serikat. Daftar nama tersebut aslinya berisi daftar nama-nama wanita.
ADVERTISEMENT
Mengapa nama wanita?
Tidak sepenuhnya jelas mengapa, tetapi tradisi maritim yang menyebut laut sebagai seorang wanita mungkin menjadi faktor penyebabnya. Tradisi maritim juga menyebut kapal sebagai sosok feminin. Beberapa sumber menyebutkan, hal itu karena kapal berasal dari Latin, nama ‘navis’ adalah feminin. Sumber lain menyebutkan karena wanita berkonotasi dengan konsep keibuan dan perlindungan.
Begitu nama badai menggunakan nama-nama wanita dan feminin, para peramal cuaca mulai membicarakan badai seolah-olah badai adalah seorang wanita. Mereka menggunakan kata-kata klise seksis untuk menggambarkan karakteristik badai. Seperti: badai yang ini ‘tempramental’, atau badai yang ini sedang ‘menggoda’ garis pantai.
‘Perlawanan’ dari meteorologist wanita dan aktivis feminis
Penamaan badai menggunakan nama wanita dan pembicarakan badai seolah-olah badai adalah seorang wanita, membuat para ahli meteorologi wanita dan aktivis feminis tidak terkesan.
ADVERTISEMENT
Salah satu tokoh wanita yang ‘protes’ dengan penamaan badai tersebut adalah Roxcy Bolton, seorang feminis Florida. Roxcy Bolton dikenal sebagai seorang wanita yang mendirikan pusat perawatan korban pemerkosaan pertama di AS. Miss Bolton membujuk para peramal cuaca nasional untuk tidak menyebut badai tropis hanya dengan nama-nama wanita. Miss Bolton juga berkata “Sangat tidak suka jika (nama wanita) dikaitkan secara sewenang-wenang dengan bencana.”
Anggapan badai dengan nama pria tidak seseram nama wanita
Kampanye oleh Bolton dan wanita lain untuk menamai badai dengan nama pria/maskulin membuahkan hasil. Pada tahun 1979, daftar nama badai dengan nama-nama pria dan maskulin mulai diperkenalkan. Namun tentu saja hasil yang baik itu tidak dapat terwujud tanpa ‘perkelahian dan kontroversial’. Beberapa orang berpendapat bahwa badai yang dinamai dengan nama pria tidak akan seseram badai dengan nama wanita.
ADVERTISEMENT
Prosedur ketat penamaan badai
Saat ini terdapat prosedur ketat untuk menentukan daftar nama siklon tropis. Prosedur penamaan di beberapa daerah dibuat berdaarkan abjad nama, di wilayah lain dibuat mengikuti urutan abjad nama negara. Secara umum nama siklon tropis disesuaikan dengan aturan tingkat daerah.
Penting untuk diketahui bahwa penamaan siklon tidak dinamai menurut nama orang tertentu. Nama-nama yang dipilih adalah nama yang sudah tak asing bagi masyarakat. Nama badai diberikan agar orang-orang dapat dengan mudah memahami badai, sehingga masyarakat bisa lebih siap siaga. (fas)
Sumber: 1, 2, dan 3