Dampak Perubahan Iklim 6 Kali Lebih Buruk Dari yang Kita Bayangkan

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
13 Desember 2019 19:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Dampak ini sangat berimbas banyak ke area hutan di dunia lebih dari apa yang pernah diduga

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim kini menjadi hal yang cukup lazim untuk kita bahas dan angkat ke permukaan karena telah menjadi isu global. Walaupun tidak semua orang mempercayai isu ini, namun tidak dapat kita pungkiri perubahan yang terjadi sudah begitu melekat dan nyata kita rasakan dengan perbedaan yang kita terima dari zaman ke zaman. Efek buruk ini kadang menjadi pertanyaan bagi kita karena sebenarnya pengukuran akan dampak ini masih sangat dipertanyakan dengan metode yang juga harus jelas, bahkan beberapa orang memperkirakan perubahan iklim tidak harusnya diperdebatkan karena imbasnya yang masih sangat kecil,termasuk dampak kepada perubahan hutan yang ada di dunia itu sendiri.
Forest Rain Tropical | pixabay.com
Salah dampak dan efek yang timbul dari perubahan iklim adalah hilangnya hutan maupun alih fungsi hutan yang kadang juga dipertanyakan. Para peneliti yang dipimpin Universitas Queensland memperkirakan dampak kehilangan hutan tropis yang utuh lebih merusak iklim daripada yang diperkirakan sebelumnya, bahkan lebih dari apa yang kita duga. Hal yang jauh dari nalar kita yang lebih membahas banyak terkait mencairnya es di kutub maupun punahnya beberapa spesies yang ternyata diakibatkan dari hal yang juga dekat dengan kita, hutan.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi internasional telah mengungkap antara tahun 2000 dan 2013 penebangan hutan tropis yang utuh dan masif menghasilkan tingkat karbon yang jauh lebih tinggi yang dipancarkan ke atmosfer daripada yang diyakini sebelumnya. Aktivitas ini ternyata menghasilkan peningkatan 626 persen dalam dampak lebih besar dari apa yang diperhitungkan pada iklim di penelitian sebelumnya. Angka yang sangat besar untuk kita hargai dengan dampak yang juga berimbas balik ke kita (manusia).
Jungle Vegetation Tropical | pixabay.com
Dr Sean Maxwell, seorang ilmuwan konservasi dari Universitas Queensland mengatakan perbedaan ini setara dengan dua tahun emisi perubahan penggunaan lahan global, dan sebelumnya tidak dijelaskan karena kurangnya penghitungan karbon penuh. Biasanya hanya emisi 'denyut nadi' atau berdampak utama yang dipertimbangkan, padahal ni adalah emisi yang dikeluarkan saat hutan yang utuh secara instan dihancurkan. Analisa dari para peneliti juga mempertimbangkan semua dampak seperti efek tebang pilih, lenyapnya penyerapan karbon, efek yang meluas di tepi hutan, dan kepunahan spesies yang terjadi pada hutan maupun ekosistem yang diakibatkan dari hal tersebut. Hal yang sangat mengejutkan timbul karena penemuan ini menyatakan bahwa ketika mempertimbangkan semua faktor yang tersedia tanpa mengurangi fokus terhadap apa yang dihitung, dampak karbon bersih yang terhitung lebih dari enam kali lebih buruk bagi iklim dibandingkan dari biasanya.
Forest damage | pixabay.com
Hal yang tidak kita duga dating dari kehilangan hutan belantara yang tersisa di Bumi ternyata juga menghancurkan kita dan Bumi dengan sendirinya, tetapi memang dampak iklim dengan angka 626 persen lebih besar dari yang diharapkan menakutkan jika harus terjadi secara masif dan terus menerus. Pendanaan yang lebih baik terkait konservasi hutan secara utuh, terutama sekarang para peneliti telah menunjukkan perhitungan akan peran hutan yang lebih besar dari yang diperkirakan dalam menstabilkan iklim perlu dipertimbangkan secara baik bagi seluruh penjuru dunia yang juga menjadi satu ekosistem yang saling berkaitan. Studi ini sekaligus menguatkan segala aspek pendanaan atau tindakan yang perlu dilakukan sebelum hal buruk terjadi dan semakin memburuk lagi, terutama terkait mempertahankan hutan tropis yang merupakan jantung dunia dalam menstabilkan peran iklim di Bumi.
ADVERTISEMENT
Hal yang pasti dan wajib untuk kita pahami adalah hutan utuh seringkali penting untuk aspek material dan spiritual dari budaya tradisional sehingga cara yang paling kuat untuk mempertahankannya adalah dengan memperkuat kepemilikan tanah masyarakat adat dan tradisional untuk melindungi hutan yang secara utuh dari kepentingan lainnya. Pembangunan selain akses jalan atau hal lainnya seyogyanya dibatasi di area hutan lindung atau cagar alam dengan ketentuan yang jelas. Sehingga kehidupan anak cucu kita nanti bisa lebih nyaman dan berkelanjutan tanpa memperburuk dampak perubahan iklim itu sendiri.