Hal Umum yang Cenderung Dilakukan Orang Tidak Bahagia

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 Oktober 2020 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi bahagia adalah impian dan tujuan banyak orang. Kebahagian datang dalam berbagai wujud sehingga beberapa ahli mengatakan bahwa kebahagiaan sulit untuk didefinisikan. Di lain sisi, ketidakbahagian justru cenderung lebih mudah dirasakan kehadirannya. Meskipun ada banyak perbedaan dalam merasakan ketidakbahagiaan, namun ada persamaan umum dalam hal aktivitas kehidupan orang-orang yang tidak bahagia. Berikut 5 hal umum yang cenderung dilakukan oleh orang tidak bahagia.
Image by Free-Photos from Pixabay

Pesimis: lebih fokus pada kelemahan, bukan kekuatan

ADVERTISEMENT
Orang yang tidak bahagia cepat menyimpulkan sesuatu yang belum terjadi akan berakhir dengan hal buruk. Seseorang yang tidak bahagia memenuhi diri sendiri dengan perasaan tidak percaya pada kemampuan diri dan lebih fokus pada kelemahan diri. Pikiran pesimis dan tertutup seperti ini menghalangi seseorang dari potensi mereka yang sebenarnya.
Sebaliknya, pikiran positif dan terbuka akan membuka jendela pikiran, sehingga akan terlihat bahwa betapa konyolnya pikiran pesimis tersebut, dan sebenarnya segala sesuatu tidak seburuk kelihatannya. Marcus Aurelius dalam salah satu ucapan terkenalnya mengatakan bahwa, kebahagiaan hidup manusia bergantung pada kualitas pikiran mereka. Jadi untuk bahagia, mulailah berpikir positif dan terbuka, buang pikiran negatif dan pesimis dari otak Anda.

Cepat menyerah, cenderung menolak untuk berubah

Pada dasarnya tidak bahagia serupa dengan menyerah. Orang yang tidak bahagia cenderung mundur ketika dihadapkan dengan sebuah tantangan yang menghampiri hidup mereka. Menyerah akan membuat seseorang mengalami kekalahan bahkan sebelum berperang. Terlepas dari hasil akhir sebuah perjuangan, mencoba menghadapi dan menindaklanjuti tantangan hidup akan menghasilkan perubahan yang signifikan dalam kualitas hidup seseorang. Perlu diingat bahwa tantangan dan kesulitan adalah bagian dari kehidupan, satu paket dengan kemudahan yang pasti akan datang kemudian. Jadi, tetaplah berjuang dan jangan menyerah!
ADVERTISEMENT

Menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial

Beberapa tahun terakhir, orang-orang sering membagikan momen kehidupan mereka secara online di media sosial, dan sering kali perilaku ini berujung pada over-share. Ada beberapa hal negatif yang ditimbulkan dari over-share di media sosial. Sebuah studi tahun 2017 dengan penulis utama Holly Shakya, asisten profesor dan peneliti media sosial di University of California, meneliti hubungan antara penggunaan Facebook dengan kesejahteraan hidup. Studi tersebut menemukan bahwa semakin banyak seseorang menggunakan Facebook dari waktu ke waktu, maka semakin besar peluang seseorang mengalami ketidakbahagiaan: kesehatan mental yang negatif, kesehatan fisik yang negatif, dan kepuasan hidup yang negatif.
Orang tidak bahagia cenderung terjebak di kehidupan media sosial dan terlalu khawatir tentang diri mereka di pandangan orang lain, yang berdampak negatif pada acara mereka memandang orang lain. Maka tidak ada salahnya jika menjauh dari layar monitor dan mencari perspektif lain selain media sosial.
Wanita tua yang sedang tersenyum | Image by Free-Photos from Pixabay

Sering makan makanan yang tidak sehat

Sebuah hal normal jika seseorang merasakan kesenangan tersendiri saat sesekali mengkonsumsi makanan tidak sehat. Namun orang tidak bahagia cenderung membiarkan kesenangan tersebut menjadi kebiasaannya dan berkembang menjadi hedonic consumption atau konsumsi hedonis. Para ahli mengatakan bahwa hal ini didorong oleh keadaan emosi dengan efek jangka panjang. Nitika Garg, seorang yang meneliti tentang konsumsi hedonis mengatakan bahwa makan secara hedonis tidak menyelesaikan solusi dan malah menyebabkan lingkaran tidak sehat. Sebuah studi Terman dari Stanford bahkan menemukan bahwa berada di sekitar orang yang tidak bahagia berkaitan dengan kesehatan dan gaya hidup yang lebih buruk.
ADVERTISEMENT
Solusi untuk mengatasi ini adalah, mencoba untuk melakukan perubahan secara perlahan-lahan dengan mulai mencari makanan sehat. Tidak ada salahnya juga untuk membuka diri untuk masuk ke dalam lingkaran lingkungan yang lebih sehat.

Suka bergosip dan berkomentar negatif tentang orang lain

Orang tidak bahagia sering berkomentar negatif dan menjatuhkan orang lain untuk membuat diri mereka terlihat lebih baik. Psikolog dari University of California yang mempelajari kebahagiaan menemukan bahwa genetika dan kondisi kehidupan hanya menyumbang 50% dari kebahagiaan seseorang, sedangkan 50% lainnya tergantung pada keputusan diri sendiri. Jika Anda memutuskan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan tidak bersyukur, maka kebahagiaan tidak akan pernah tercapai. Jadi sebelum membuang waktu untuk membicarakan orang lain, maka sadari bahwa kebahagiaan ada di bawah kendali diri kita masing-masing.
ADVERTISEMENT
Sumber:
https://doi.org/10.1093/aje/kww189
https://doi.org/10.1111/bjop.12389