Hal yang “Mematikan” Bagi Manusia

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
23 September 2019 16:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Tidak hanya penyakit, namun ada juga hal lain yang tidak kalah mematikannya

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Penyakit Menular
Penyakit menular merupakan salah satu penyakit yang selalu coba di cegah oleh semua orang karena dampaknya yang mematikan. Bahkan jika satu orang saja terkena penyakit ini, bukanlah hal sulit orang lain dapat terkena penyakit tersebut dengan jumlah berkali-kali lipat. Penyakit menular sendiri telah masuk dalam kategori penyakit yang terus merusak kehidupan orang di seluruh dunia.
virus | pixabay.com
Dua penyakit menular yang mematikan di dunia diantaranya adalah Malaria dan HIV/AIDS. HIV/AIDS merupakan penyakit yang sulit diketahui cirinya karena perkembangan penyakit ini memerlukan waktu sampai tahun untuk benar-benar matang., dan belum ada penyembuh penyakit tersebut. sedangkan malaria diketahui sebagai penyakit yang sangat mudah menjangkit orang-orang di daerah tertinggal karena medianya yang ditularkan melalui nyamuk.
HIV Virus | pixabay.com
Menurut data, diperkirakan 40 juta orang hidup dengan HIV / AIDS, angka kematian penyakit ini pun mencapai 3 juta kematian pada tahun 2004. Di sisi lain, setiap tahunnya ada 350-500 juta kasus malaria yang terjadi di dunia, dengan 1 juta kematian per tahunnya. Negara yang menyumbang 90 persen kematian malaria adalah Afrika dengan persentase anak-anak mencapai 80 persen di seluruh dunia
ADVERTISEMENT
Kemiskinan
Menurut KBBI, kemiskinan merupakan situasi dimana seseorang hanya dapat memenuhi sebagian makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum atau keadaan serba kekurangan yang menimpa seseorang. Walaupun tidak dikategorikan sebagai penyakit, kemiskinan ternyata sangat mematikan bagi manusia, terutama anak-anak.
poverty | pixabay.com
Data UNICEF menunjukkan bahwa setidaknya ada 22.000 anak meninggal setiap harinya karena kemiskinan. Mereka mati dengan tenang dan tidak diketahui oleh orang-orang luar di beberapa desa termiskin di dunia, sangat jauh dari pengamatan dan hati nurani dunia yang melihatnya. Hal ini tentu tidak lain karena minimnya akses kesehatan, infrastruktur maupun hal lainnya yang berhubungan dengan pengetahuan daerah tersebut.
Sumber Air
ADVERTISEMENT
Menurut data, angka yang ada menunjukkan nilai yang cukup fantastis untuk kebutuhan primer yang digunakan setiap hari. Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang sulit dilepaskan dari setiap orang. Menurut data, sebanyak 1,8 miliar orang memiliki akses ke sumber air dengan jarak kurang lebih 1 kilometer. Mereka adalah orang-orang yang tidak seberuntung orang yang memiliki akses air di rumah atau halaman mereka.
Water | pixabay.com
Di Inggris, rata-rata orang menggunakan lebih dari 50 liter air setiap hari dengan hanya penggunaan untuk menyiram toilet. Penggunaan air harian rata-rata di dunia adalah sekitar 150 liter sehari, sedangkan penggunaan air rata-rata tertinggi di dunia adalah di Amerika Serikat, yang berada pada angka 600 liter sehari.
ADVERTISEMENT
Sebuah fakta di tengah kota yang sangat bertolak belakang dengan kenyataan miliaran orang jauh dari akses air bersihnya. Akibatnya, tidak sedikit orang kehilangan nyawa karena sulitnya akses air bersih ini.
Sengatan Matahari
Radiasi Ultra Violet yang ada pada sinar matahari sangat terkenal dengan efek-efek negatif yang ditimbulkannya. Perlu diketahui bahwa terdapat dua jenis Ultraviolet berdasarkan panjang gelombangnya, yaitu UV A dan UV B. UV A biasanya diasosiasikan dengan penuaan kulit, pigmentasi, dan kanker kulit, sementara UV B diasosiasikan dengan sunburn atau perasaan panas/ terbakar pada kulit.
Sun afternoon landscape | pixabay.com
SPF, singkatan dari Sun Protection Factor atau Faktor perlindungan dari sinar matahari, merupakan angka yang menggambarkan berapa persen UVB yang dapat lolos dari perlindungan tabir surya yang digunakan. Misalnya, tabir surya dengan SPF 15, berarti menjamin bahwa hanya 1/15 bagian (sekitar 7%) dari radiasi surya yang lolos dan mengenai kulit pemakainya, atau mampu memfilter sebanyak 93% UVB. Jadi, semakin besar nilai SPF, maka semakin besar total perlindungan yang ada, karena semakin sedikit bagian dari radiasi yang dapat menembus filter.
SPF | Pixabay.com
Beberapa negara di Eropa dan Amerika tidak menganjurkan tabir surya dijual dengan klaim SPF 80 atau 100, karena angka tersebut dapat menimbulkan kesalahan pemahaman pada konsumen. Klaim SPF maksimum yang dianjurkan adalah SPF 50+. Meskipun demikian, tidak ada tabir surya yang mampu melindungi kulit dari 100% radiasi, sehingga untuk melindungi diri dari sengatan, WHO menganjurkan untuk tetap memakai perlindungan fisik dengan pakaian dan topi.
ADVERTISEMENT