Alasan Mengapa Kamu Tidak Perlu Takut untuk Terbang

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
7 November 2018 21:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber gambar: Wikimedia Commons
Media kita akhir-akhir ini dipenuhi dengan berita duka dari dunia penerbangan. Jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 menjadi kesedihan semua masyarakat Indonesia, bahkan dunia.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, hal tersebut tidak seharusnya membuat kita menjadi paranoid untuk terbang dan berpikir yang aneh-aneh, karena nyatanya, terbang tidak semengerikan yang dibayangkan.
Agar kamu tidak takut terbang, berikut adalah fakta-fakta mengenai penerbangan yang menenangkan.
1. Pesawat merupakan moda transportasi yang paling aman
Meskipun kecelakaan pesawat terjadi, tapi moda transportasi udara masih menjadi yang paling aman dibandingkan dengan transportasi yang lain, misalnya mobil.
Menurut Harvard University, kemungkinan seseorang tewas dalam kecelakaan mobil adalah satu berbanding 5.000. Sementara kemungkinan seseorang tewas dalam kecelakaan pesawat adalah satu berbanding 11 juta.
2. Kemungkinan kita tetap hidup tinggi dalam kecelakaan pesawat
Hal tersebut karena kebanyakan kecelakaan pesawat tidak fatal, adapun berita yang dimuat di media merupakan kecelakaan pesawat ekstrem yang menimbulkan banyak korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kecelakaan yang lebih banyak terjadi adalah kecelakaan kecil, seperti pesawat yang keluarnya dari landasan, turbulensi tanpa korban, dan lain sebagainya. Menurut Badan Keamanan Transportasi Nasional AS, seseorang memiliki kemungkinan hidup mencapai 95 persen dalam kecelakaan udara.
3. Pesawat komersil melewati banyak uji coba sebelum dijual ke maskapai penerbangan
Terlepas apakah pesawat boeing 787-MAX yang jatuh sudah melewati uji kelayakan yang cukup atau belum, biasanya pesawat yang dijual ke maskapai sudah melewati banyak uji coba.
Termasuk menguji fleksibilitas sayap, ingestion, tes temperature, ketinggian, kecepatan minimum untuk lepas landas, dan uji rem. Selain itu, pesawat juga diuji untuk kasus-kasus darurat, seperti ketika tersambar petir dan minimnya bahan bakar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan pembuat pesawat memang benar-benar serius menangani keamanan pada pesawatnya. Jika ada sesuatu yang buruk yang mungkin dapat terjadi, kemungkinan besar mereka sudah mengujinya. Mereka menginginkan pesawat yang dibuatnya aman.
ADVERTISEMENT
4. Mengikuti petunjuk keselamatan di pesawat benar-benar dapat menyelamatkanmu
Petunjuk kesalamatan yang diperagakan bukan hanya formalitas saja, tapi jika dilakukan kamu memang bisa punya kemungkinan hidup yang lebih tinggi ketika keadaan darurat terjadi.
Dalam sebuah simulasi kecelakaan pesawat tertentu, seseorang yang meletakkan kepalanya di antara kedua kakinya, meletakkan tangannya di atas kepala, dan tahu bagaimana caranya menggunakan masker oksigen, memiliki kemungkinan selamat yang lebih tinggi.
Masker oksigen yang tiba-tiba jatuh dari atas juga benar-benar dapat mengalirkan oksigen. Jadi jangan anggap itu hanyalah dekorasi.
5. Pesawat komersil dapat terbang hanya dengan satu mesin dan tidak membutuhkan mesin untuk mendarat
Pesawat memang memiliki dua mesin untuk terbang. Namun, untuk menerbangkan pesawat, tidak perlu keduanya menyala. Jika satu mesin pesawat rusak, pesawat tetap bisa mengudara dengan sempurna hanya dengan satu mesin saja.
ADVERTISEMENT
Lalu apa yang terjadi jika kedua mesin mati? Pesawat akan melayang turun agar bisa mendarat dengan aman. Perhatikan, pesawat akan melayang turun, bukan terjun bebas. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya momentum dan gravitasi yang membuat pesawat memiliki kecepatan yang cukup untuk melayang turun.
6. Turbulensi tidak berbahaya, hanya menyebalkan
Penumpang pesawat banyak yang takut ketika turbulensi terjadi. Namun nyatanya, turbulensi tidaklah berbahaya. Alasan mengapa para pilot berusaha untuk menghindari turbulensi bukanlah alasan keamanan namun hanya karena terbang di tengah-tengah turbulensi sangatlah menyebalkan.
Cedera yang terjadi pada penumpang ketika turbulensi berlangsung biasanya disebabkan karena penumpang terlempar di dalam kabin atau terkena hempasan barang-barang. Itu dia mengapa penting untuk mengencangkan sabuk pengaman ketika turbulensi berlangsung.
ADVERTISEMENT
Jika kamu sangat membenci turbulensi, cobalah untuk terbang di pagi hari sebelum matahari tinggi di langit atau sesudah matahari terbenam. Pada waktu-waktu tersebut, atmosfer biasanya lebih stabil sehingga turbulensi lebih sedikit terjadi. Kamu juga bisa meminta untuk duduk di sebelah sayap karena di bagian ini turbulensi lebih kecil terasa dibandingkan di bagian depan atau belakang.