Inovasi Masker yang Dapat Terurai

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 Februari 2021 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Agar tidak menjadi sampah, para saintis berlomba-lomba membuat inovasi masker yang bisa terurai.
Masker sekali pakai yang banyak berakhir menjasi Sampah. Gambar oleh Anna Shvets dari Pexels
Peningkatan jumlah sampah dan limbah plastik terutama yang berasal dari limbah medis selama masa pandemi COVID-19 dinilai para ahli cukup signifikan dan menjadi masalah lingkungan baru. Sedangkan permasalahan sampah plastik adalah masalah klasik yang sampai sekarang masih menjadi tantangan bersama terutama untuk konservasi lingkungan laut.
ADVERTISEMENT
Hal ini menyebabkan para saintis berlomba-lomba untuk menciptakan peralatan medis yang lebih ramah lingkungan. Para saintis dari berbagai penjuru dunia mencoba membuat masker dari beragam jenis bahan yang mudah terurai namun tetap harus memenuhi persyaratan agar dapat aman digunakan dan melindungi pengguna dari penyebaran virus COVID-19. Apa saja ya kira-kira temuan para saintis ini?
Masker dari polimer yang mudah terurai dan dilapisi oleh chitosan
Pada bulan Januari 2021, sebuah inovasi filter masker yang terbuat dari microfiber dan nanofiber yang berbahan Poly(butylene succinate)‐based dikembangkan di Korea Selatan. Poly(butylene succinate) sendiri adalah polimer yang mudah terurai dan filter masker ini dapat terurai dalam waktu 4 minggu di tanah kompos. Filter masker ini pun dilapisi oleh zat chitosan yang diekstraksi dari cangkang kepiting sebagai zat aktif untuk menangkap Particulate Matter atau polutan partikulat yang ada di udara.
Chitosan diolah dari cangkang kepiting untuk lapisan anti polutan. Gambar oleh Pixabay
Masker dari Serat selulosa yang populer
ADVERTISEMENT
Serat selulosa adalah jenis serat yang banyak digunakan sebagai bahan alternatif untuk membuat masker yang mudah terurai. Sebuah perusahaan asal perancis Geochanvre berhasil membuat masker berbahan dasar rami. Sebelum dibuat menjadi masker, rami diolah menjadi kanvas dan dipotong menjadi masker.
Rami yang digunakan sebagai bahan masker ramah lingkungan. Gambar oleh suju dari Pixabay
Sebuah tim peneliti asal Kanada yang tergabung dalam BioProducts Institute di University of British Columbia mengembangkan masker medis yang terbuat dari serat selulosa kayu dan kertas. Masker ini dibuat dari serat kertas yang tidak mahal dan dan banyak tersedia di Kanada. Selain itu masker didesain agar dapat digunakan dengan nyaman namun tetap melindungi dari polutan kecil seperti polusi partikulat ataupun virus yang berada bebas di udara.
Masker ini memenuhi syarat sebagai masker medis yang biasanya terbuat dari polypropylene namun dengan bahan yang mudah terurai. Masker ini sedang dalam tahap pengujian untuk memperoleh proses izin produksi dan diedarkan.
ADVERTISEMENT
Masker dari limbah pertanian
Selain itu di Australia peneliti dari Queensland University of Technology (QUT) membuat masker berbahan limbah pertanian. Limbah pertanian yang digunakan sebagai bahan dasar adalah limbah batang tebu yang telah diambil sarinya. Limbah ini kemudian diolah sehingga menghasilkan serat nanoselulosa yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar masker. Masker dari limbah pertanian ini terbukti dapat menyaring partikel dengan skala 100 nanometer yang merupakan ukuran dari virus SARS-CoV-2.
Limbah tebu dapat diolah menjadi serat selulosa bahan masker. Gambar oleh Corinna Schenk dari Pixabay
Keunggulan dari masker serat nanoselulosa berbahan dasar limbah tebu adalah dalam skala massal, masker ini akan lebih mudah diproduksi meskipun dalam tahap penyempurnaan buatuh waktu yang panjang. Penelitian ini telah dilakukan oleh QUT sejak tahun 2014 dan masih melalui berbagai tahap penyempurnaan selama pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
FAN untuk Lampu Edison
Sumber: 1, 2, 3, dan 4.