Jejak Terciptanya Action Figure

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 April 2019 23:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mattel mulai memperkenalkan sosok boneka perempuan yang diberi nama Barbie di tahun 1959. Nama tersebut diberikan Ruth Handler, sebagai pendiri Mattel, karena terinspirasi dari nama anak perempuannya, yaitu Barbara. Sejak saat itu, boneka Barbie dikenal sebagai ikon mode remaja yang mendunia dengan baju-bajunya yang dapat diganti-ganti. Popularitas yang dimiliki Barbie kemudian membuat orang-orang mulai mencari mainan serupa yang dapat dimainkan oleh anak laki-laki. Dan tidak butuh waktu lama bagi Stan Weston, salah seorang kenalan dari Handler, untuk mulai menciptakan boneka yang dapat dimainkan oleh laki-laki. Weston yang pekerjaannya juga bergerak di bisnis mainan mendapat inspirasi untuk membuat boneka tentara setelah membaca tentang sejarah militer. Ia kemudian berpikir untuk membuat boneka laki-laki yang dilengkapi dengan beragam seragam militer dari seluruh dunia. Kendaraan seperti mobil dan tank, serta jenis-jenis perangkat lain juga dipikirkan Weston dapat memberikan daya tarik bagi boneka yang akan dibuatnya.
ADVERTISEMENT
Pada Pameran Mainan di tahun 1963, Weston mengajukan idenya kepada Wakil Presiden bidang Pengembangan Hasbro inc., sebagai pembuatan mainan terbesar di Amerika. Atas idenya mengenai Weston menerima 100.000 dollar, sementara sang wakil presiden, Don Levine, bergerak untuk mulai memproduksinya. Levine menggunakan istilah “action figure” untuk mendeskripsikan boneka mainan G.I. Joe yang diproduksi Hasbro. Istilah action figure juga lebih dipilih Levine karena dianggap lebih mampu menarik minat anak laki-laki dibanding istilah boneka. Di samping itu, G.I. Joe yang secara spesifik didesain untuk masuk ke dalam situasi “penuh aksi”, akan lebih cocok menggunakan istilah action figure. G.I. Joe asli memulai debutnya sebagai mainan edisi terbatas, yang dikeluarkan hanya pada musim Natal, dimulai sejak tahun 1964. Dibandingkan dengan boneka Barbie, action figure G.I. Joe ini diciptakan dengan lebih baik karena dapat ditekuk sehingga mampu menampilkan berbagai macam pose. Dengan tinggi 30 sentimeter (12 inch), action figure Joe memiliki 21 bagian yang dapat digerakkan. Di samping itu, Joe hadir dengan dilengkapi seragam yang mewakili angkatan darat, angkatan laut, marinir, dan angkatan udara, lengkap dengan beragam aksesoris dan peralatan tempur layaknya dimiliki tentara di kehidupan nyata. Popularitas dan kesuksesan yang didapatkan action figure pertama ini membuatnya diproduksi hingga ke seluruh dunia dengan seragam yang mewakili sejumlah negara. Berawal dari action figure, G.I Joe kemudian dituangkan dalam komik dan film Marvel sebagai karakter pahlawan. Waralabanya terus bertahan sebagai penjualan terkuat selama hampir 40 tahun dan bahkan dinobatkan menjadi mainan paling populer sepanjang 100 tahun berdasarkan polling yang diselenggarakan Museum Anak-anak Indianapolis.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan G.I. Joe diikuti pula oleh diproduksinya jenis action figure lainnya, seperti edisi Aksi Kapten (Captain Action) di tahun 1966. Figur tunggal ini dapat dimainkan sebagai karakter yang bermacam-macam karena dijual dengan kostum dan aksesoris dari banyak karakter terkenal, termasuk di dalamnya Phantom, Captain America, Batman, Superman, dan Spiderman. Figur Aksi Kapten ini sekaligus menjadi figur pertama yang mengombinasikan karakter superhero dengan action figure. Gaya ini bahkan terus berjalan dan dipertahankan hingga kini. Setelah tokoh Marvel, perkembangan action figure berlanjut di tahun 1977 dengan diberikannya lisensi oleh Twentieth Century Fox kepada perusahaan Kenner untuk memproduksi action figure berdasarkan film terbaru Star Wars. Kesuksesan filmnya berdampak pada semakin melebarnya pasar mainan dan memastikan popularitas action figur yang berlisensi. Jika sebelum adanya Star Wars action figure umumnya dibuat dalam ukuran 8-12 inch (20-30 cm), Kenner justru mendesain figurnya hanya seukuran 3.75 inch atau sekitar 9.5 cm. Produsen-produsen lain dengan cepat juga mengadopsi action figure dalam gaya ukuran yang lebih kecil. Sejumlah film dan program TV berdasarkan tokoh mainan selanjutnya mulai bermunculan, contohnya yang banyak dikenal adalah Star Trek.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, di tahun 1983 peraturan pemerintah melarang pembuatan program anak yang didasarkan pada mainan atau action figure. Hal ini secara tidak langsung menjadi penanda era baru bagi action figure. Bagaimana tidak, pada kesempatan tersebut Perusahaan Mattel mengambil kesempatan dengan menciptakan serial kartun berdasarkan action figure yang telah mereka buat di tahun 1981. Pada akhirnya sejumlah mainan yang dibuat ke dalam bentuk kartun mencapai kesuksesan serupa dengan yang dicapai Mattel. Agaknya pergerakan industri action figure berlangsung dengan cukup cepat, karena tidak lama setelahnya yaitu di tahun 1984, serial Transformers mulai diperkenalkan dan action figure sampai pada tingkat kecanggihan terbarunya. Tidak hanya mampu dimainkan dengan baju dan aksesoris yang berbeda-beda, munculnya Transformers menghadirkan action figure yang mampu bertransformasi. Tidak berhenti di situ, dengan diperkenalkannya sosok karakter baru berdasarkan buku komik Spawn karya Todd McFarlane, industri action figure maju kembali. Figur ini patut diperhitungkan karena dibuat dengan tingkat detail yang jauh lebih tinggi dibanding mainan-mainan pendahulunya. Hal ini tidak lain dipengaruhi juga oleh sang pembuat komik yang terlibat dalam mendesain mainan tersebut. Hasilnya, para penikmat dan pengoleksi action figure dapat melihat detail dari tiap figur yang mereka miliki.
Photo by James Pond on Unsplash
ADVERTISEMENT