Kebiasaan Unik Rakun

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 September 2019 23:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada sebuah video lucu yang pernah beredar, yaitu ketika seekor rakun terlihat mencuci permen gula kapas yang sebenarnya ingin dimakannya. Namun belum sempat rakun itu memakan, tentu saja permen gula kapas atau yang lebih familiar disebut arum manis itu sudah menghilang dalam air terlebih dahulu. Bahkan kejadian itu sampai berulang berkali-kali, sebelum rakun tersebut menyadari jika tidak seharusnya ia mencuci permen kapasnya. Dari video tersebut terdapat fakta unik bahwa rakun memiliki sebuah kebiasaan unik sebelum mengkonsumsi makanannya. Kebiasaan ini serupa dengan yang seringkali dilakukan manusia, yaitu mencuci makanan atau bahan makanan sebelum menyantapnya. Tapi apakah memang benar rakun memiliki kebiasaan demikian?
ADVERTISEMENT
Sebuah laporan tahunan mengenai kebun binatang melaporkan adanya penelitian yang dilakukan di London terkait kebiasaan rakun menyuci makanannya. Dari 10 rakun yang diamati, meski benar terlihat bahwa rakun menyuci makanannya, namun mereka tidak benar-benar membersihkan kotoran dari semisal ulat-ulatan. Lebih jauh lagi, bahkan walau tidak ada air yang tersedia, kaki depannya akan tetap melakukan gerakan seperti ketika akan membersihkan makanan. Para peneliti kemudian berpikir jika sebenarnya rakun tidak bermaksud untuk menyuci atau membersihkan apa yang ingin dimakannya. Pertanyaan selanjutnya, apa tujuan rakun melakukan gerakan tersebut?
Ya, gestur yang ditunjukkan rakun juga sesungguhnya bukan tanpa tujuan. Karena hilangnya kotoran pada makanan yang seolah “dicuci” tersebut merupakan salah satu dampak positif dari tindakan yang dilakukan rakun. Penelitian lanjutan pada awalnya menduga bahwa rakun kekurangan kelenjar ludah, sehingga membuat mereka membutuhkan pelembab tambahan yang berfungsi untuk membuat makanannya mudah dilahap dan dicerna. Akan tetapi, hasil studi justru mengindikasikan perilaku untuk meningkatkan pengalaman atau kemampuan taktil (sentuhan) rakun melalui proses makan. Seperti diketahui, rakun memiliki kaki depan yang kuat dan terampil, yang berfungsi layaknya tangan. Pada bagian yang tidak ditumbuhi bulu atau rambut-rambut, kaki depan rakun dilengkapi oleh sekelompok syaraf, seperti halnya yang dimiliki primata atau bahkan manusia. Syaraf-syaraf tersebut memungkinkan mereka untuk menjadi sangat sensitif terrhadap sentuhan. Sama halnya dengan primata, yang memiliki syaraf dengan kemampuan adaptasi yang lambat, bagian ini bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang memerlukan perpindahan atau gerakan statis, mengomunikasikan sampai ke otak, melalui sistem syaraf pusat, hingga menginformasikan berat, ukuran, tekstur, dan temperatur atau suhu dari benda-benda yang melakukan kontak dengan “tangan” mereka. Syaraf-syaraf ini juga dapat ditemukan atau menempel pada perut dan rambut-rambut panjang yang dimiiki rakun.
ADVERTISEMENT
Penelitian berbeda, yang dilakukan Rasmusson dan Turnbull, mencoba mengungkap sistem syaraf lambat pada rakun dengan melibatkan 136 ekor rakun dan kaki depannya. Hasilnya, peneliti menemukan jika dengan membasahi kulit, kemampuan syaraf dalam menangkap rangsang sentuhan akan meningkat. Saat rakun menunjukkan ritual mencelup atau membasahi, air yang terdapat pada kaki-kakinya akan mampu membangkitkan syaraf pada kaki depannya. Selanjutnya akan memberikan pengalaman taktil atau sentuhan yang lebih jelas, serta informasi yang lebih rinci mengenai apa yang mereka akan makan. Kemampuan ini muncul mengingat dalam hal penglihatan rakun kurang memiliki kemampuan yang tajam di siang hari. Satu hal yang menarik berkaitan dengan perbedaan indera peraba atau taktil antara rakun dan primata yaitu bahwa rakun memiliki kekurangan pada tonjolan papiler. Tonjolan-tonjolan tersebut merupakan struktur berukuran sangat kecil yang terdapat pada kulit kita yang membantu dalam mendeteksi gesekan atau menciptakan sidik jari. Pada area-area yang jarang ditumbuhi rambut pada kulit manusia, contohnya telapak tangan dan telapak kaki, tonjolan-tonjolan ini dilengkapi oleh sel-sel Meissner. Sel-sel hidup ini berperan sebagai mekanoreseptor yang akan merespon sensasi yang berhubungan dengan tekanan atau tegangan.
ADVERTISEMENT
Maka, jika faktor-faktor ini dikombinasikan, perilaku rakun yang akan menyuci makanannya dulu sebelum disantap bukanlah suatu keanehan seperti anggapan-anggapan yang beredar. Tapi mungkin ini bisa jadi pembelajaran yang baik untuk kita, bahwa bila hewan saja memiliki kebiasaan mencuci makanannya, kita sebagai manusia juga sebaiknya lebih menjaga kebersihan dan kesehatan makanan yang kita konsumsi.
Sumber gambar: Photo by Gary Bendig on Unsplash