Logika Ini Akan Membantumu Mengurangi Rasa Takut Saat Naik Pesawat

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
15 Januari 2021 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang memiliki rasa takut dan fobia naik pesawat terbang, insiden kecelakaan pesawat terbang bisa jadi menjadi pemicu utama kembalinya rasa takut akan naik pesawat terbang. Apakah Anda salah satunya? Jika iya, maka Anda tidaklah sendiri!
ADVERTISEMENT
Statistik fobia dan takut naik pesawat
Dikutip dari Stratosjets, sekitar 2,5% hingga 5% populasi memiliki fobia terbang secara klinis atau disebut dengan aviophobia, yaitu rasa cemas dan ketakutan berlebihan untuk terbang. Sebanyak 33% hingga 40% orang akan mengalami kecemasan (anxiety) saat terbang. Selain itu sebanyak 60% orang mengalami kecemasan umum menjelang dan selama penerbangan, namun mereka dapat mengatasi kecemasan umum tersebut.
Image by Orna Wachman from Pixabay
Fenomena fear-the-rare!
Jika Anda takut naik pesawat terbang padahal Anda belum pernah sama sekali mencoba bepergian menggunakan pesawat terbang, maka mungkin Anda mengalami fenomena fear-the-rare.
Fenomena fear-the-rare adalah fenomena ‘ketakutan karena tidak terbiasa’ berkaitan dengan hal-hal dan kejadian yang berpotensi berbahaya namun sering dilakukan/terpapar versus jarang dilakukan/terpapar. Sederhananya, terbiasa dan sering terpapar pada suatu hal secara psikologis dapat mengurangi rasa takut. Sebaliknya, jarang dan tidak terbiasa pada suatu hal dapat meningkatkan rasa takut dan cemas.
ADVERTISEMENT
Contoh yang paling logis adalah fakta bahwa motor adalah moda transportasi paling berbahaya namun orang-orang tidak takut mengendarainya –bahkan banyak pengguna motor yang sering tidak memperhatikan faktor keamanan seperti tidak menggunakan helm atau sering bonceng tiga− Hal ini berkaitan karena orang-orang terbiasa melakukan hal tersebut meskipun hal tersebut berbahaya.
Lain halnya dengan pesawat terbang, meskipun pesawat terbang adalah moda transportasi teraman, namun banyak orang yang takut bepergian menggunakan pesawat terbang karena tidak terbiasa atau bahkan belum pernah mencoba.
Image by Valter Cirillo from Pixabay
Jangan khawatir, pesawat terbang teraman!
Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa faktanya pesawat terbang adalah jenis transportasi paling aman di dunia. Jika dibandingkan dengan jenis transportasi darat seperti motor dan mobil, maka pesawat terbang jauh lebih aman.
ADVERTISEMENT
Hal ini dibuktikan dengan statistik angka kematian penumpang per 1 miliar mil penumpang. Untuk pesawat terbang 0,07; kereta 0,43; kapal ferry 3,17; mobil 7,28; dan motor 212,57. Jika membandingkan pesawat terbang vs motor, maka setiap pengendara motor yang melakukan perjalanan 15 mil setiap hari selama setahun, maka ia memiliki peluang kematian 1 banding 860. Sedangkan seseorang yang melakukan penerbangan sejauh 500 mil setiap hari selama setahun maka hanya akan memiliki risiko kematian 1 banding 85.000!
Selain itu, tak perlu terlalu takut karena dunia penerbangan semakin meningkatkan keselamatan penerbangan. Dalam lima dekade terakhir peningkatan keselamatan meningkat hingga 20 kali lipat. Dari tahun 1968 dengan 1 kematian per 350.000 boarding, hingga tahun 2008 menjadi 1 kematian per 7,9 juta boarding. Mengesankan!
ADVERTISEMENT
Takut turbulensi? Semua moda transportasi memilikinya!
Jika Anda pernah bepergian menggunakan pesawat mungkin Anda pernah mengalami turbulensi saat berada di udara. Hal ini terdengar mengerikan namun faktanya hal ini adalah hal umum dan sebenarnya moda transportasi lainnya pada dasarnya memiliki ‘turbulensi’ masing-masing.
Perlu dipahami bahwa suara dan getaran yang terjadi saat terbang adalah hal normal, sama halnya saat berkendara menggunakan mobil, kereta, atau kapal ferry: semua menghasilkan suara dan getaran.
Seperti dikatakan oleh Kapten Air France Eric Adams pada Adventure “Hal yang tidak terlihat membuat kita takut. Di dalam mobil, kita bisa melihat gundukan di jalan. Di perahu, kita bisa melihat gelombang dan ombak, tapi di pesawat kita tidak bisa melihat ‘gundukan atau gelombang’ secara fisik, karena udara tidak terlihat”.
ADVERTISEMENT
Turbulensi –baik di udara maupun di darat dan laut− mungkin akan membuat beberapa orang mual, namun pada batas tertentu tidak membahayakan jiwa penumpangnya.
Jadi, tetap tenang dan selalu berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan saat bepergian.