Memperlambat Penuaan dan Menua dengan Sehat

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2018 23:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang sebaiknya dilakukan agar menua dengan sehat?
Di Jepang, umur tertua yang tercatat adalah seorang kakek bernama Jiroemon Kimura yang meninggal di usia 116 tahun pada tahun 2013. Kakek ini masih aktif membantu anaknya menggarap ladang pertanian hingga usia 90 tahun. Tidak jarang juga kita temukan khususnya di Okinawa orang-orang yang sangat tua yang hidup sendiri dengan usia hampir atau di atas 100 tahun dan mampu merawat diri mereka dengan sangat baik. Orang-orang tua ini biasanya dikunjungi oleh cucu-cucunya pada akhir pekan. Sedangkan usia cucu-cucunya telah hampir memasuki masa pensiun. Berikut beberapa rahasia sehingga mereka bisa menua dengan sehat.
ADVERTISEMENT
Saat manusia menua, sel-sel yang menua dan rusak mengumpul dalam jumlah yang banyak. Ada proses yang dialami oleh sel kita yang disebut senescence. Senescence adalah mekanisme mencegah sel-sel yang telah rusak untuk dapat memperbaiki dan memperbanyak diri. Berdasarkan penelitian ilmuwan dari University of Minnesota, flavonoid polyphenol terbukti ampuh untuk menangkal senescence. Diantara grup flavonoid, ada zat yang dinamakan fisetin yang terbukti paling efektif untuk mengurangi kerusakan pada sel.
Peneliti menyuntikkan fisetin pada tikus tikus dan kemudian mengukur panjang usia tikus serta memonitor kondisi kesehatannya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tikus-tikus yang rutin diberikan fisetin masih bisa hidup dengan sangat sehat walaupun sudah mendekati kematian. Penelitian ini dipublikasikan Journal Nature of Medicine. Jurnal mengenai penelitian ini dapat diakses melalui link berikut http://dx.doi.org/10.1016/j.ebiom.2018.09.015. Menariknya, zat bernama fisetin ini ada dalam banyak buah dan sayuran seperti apel, persimon, strawbery, anggur, peach, kiwi, bawang, mentimun dengan konsentrasi 6-120 mikrogram fisetin/gram buah atau sayur. Sebuah penelitian lainnya pernah dilakukan di perfektur Iwate, Jepang https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3689181/. Hasilnya, 80% makanan orang Jepang memiliki kandungan fisetin. Fisetin bahkan juga ditemukan di sayuran dan buah beku orang Jepang yang telah diproses secara kimia. Rata-rata konsumsi fisetin oleh orang Jepang perharinya adalah 0.4 miligram per orang. Kandungan fisetin tertinggi ada pada strawberry (160 mikrogram/gram), diikuti oleh apel (26,9 mikrogram/gram), dan persimon 10,5 mikrogram/gram.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa penelitian lain, fisetin juga disebutkan sebagai salah satu alternatif pengobatan kanker karena memiliki sifat antiproliferative yaitu mencegah replikasi sel kanker. Selain itu, fisetin merupakan zat yang baik untuk menjaga kesehatan saraf sehingga dianggap sebagai salah satu antioksidan baru yang sangat menjanjikan.
Makanan yang dimasak dengan suhu tinggi seperti digoreng biasanya memiliki kandungan Advanced Glycation End Products (AGEs) yang akan mempercepat penuaan. Berbagai penelitian tentang AGEs membuktikan bahwa AGEs berperan memicu beragam penyakit kronis dan mempercepat munculnya simptom penuaan.
Professor Cyrus Cooper, direktur Medical research council lifecourse epidemology unit di University of Southampton mengatakan “Seseorang dengan makanan yang baik akan bisa sebugar orang yang 10 tahun lebih muda dari umurnya. Penelitian kami membuktikan bahwa sayur, buah, dan makanan yang rendah lemak jenuh benar-benar akan mempengaruhi performa fisik seseorang.”
ADVERTISEMENT
Dikutip dari netdoctor.co.uk, olahraga seperti yoga terbukti membantu meredakan sakit punggung bagian bawah, radang sendi, tekanan darah tinggi, depresi, dan juga stres. Sedangkan olahraga seperti tenis meja juga dapat membantu melatih motorik dan meningkatkan laju aliran darah menuju otak. Terakhir, jika terlalu malas berolahraga kita bisa rajin berjalan. Rajin berjalan membantu kita untuk menjadi aktif secara fisik serta mengurangi resiko penyakit jantung, asthma, stroke, dan diabetes tipe 2. Menurut data dari World Health Organization (WHO), 98% anak-anak sekolah di Jepang berjalan atau bersepeda kayuh untuk pergi sekolah. Ini setara dengan 60 menit olahraga menengah hingga berat dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari yang dilakukan bertahun-tahun.
Kita semua tahu bagaimana buruknya dampak stres terhadap tubuh kita. Diantara efek stres adalah sakit kepala, nyeri dada, naiknya tekanan darah, dan juga kesulitan tidur. Diantara cara menjauhi stres adalah meditasi rutin dan juga mencoba menikmati setiap hal yang kita lakukan pada saat ini.
Sumber Gambar : Pexels
ADVERTISEMENT