Mengapa Naik Pesawat Menjadikan Kita Haus?

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
26 Mei 2018 21:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak hanya haus, naik pesawat dalam penerbangan panjang banyak mempengaruhi tubuh kita.
ADVERTISEMENT
Selain haus, kita juga rentan mengalami sakit kepala, kelelahan, dan juga dehidrasi sampai ke kulit. Penyebab utama dari semua ini adalah tekanan dalam kabin. Ada suplai oksigen dalam jumlah yang cukup di dalam kabin. Tekanan pada kabin mendorong oksigen ini ke dalam aliran darah kita. Namun, jumlah oksigen yang dapat diserap oleh darah kita tetaplah jauh lebih sedikit dibanding keadaan normal. Hal ini diperburuk dengan aliran darah yang tidak lancar karena kita duduk selama lebih dari 7 jam. Karena kurang oksigen kita merasa mengantuk dan lelah.
Kita juga merasa dehidrasi secara konstan sehingga beberapa maskapai menyediakan handuk yang dibasahi air hangat untuk menjaga kelembapan kulit. Penyebab utama dehidrasi ini adalah tingkat kelembapan pada kabin yang cukup rendah yaitu kurang dari 20%, sementara tubuh kita terbiasa dengan 30%. Saking rendahnya maka membran mukosa atau selaput lendir kita juga bisa mengering, menyebabkan rasa tidak nyaman di tenggorokan dan hidung. Kelembapan udara ini begitu rendah karena di ketinggian 35.000 kaki, udara menjadi sangat kering. Satu-satunya cara melembapkan udara adalah dengan menggunakan exhaust yang berisi uap dari hembusan napas penumpang.
Sumber Gambar : Drinking Diaries
ADVERTISEMENT