Mengenal Gangguan Afeksi Musiman yang Membuat Galau Berlebihan

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
20 November 2018 15:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini Indonesia telah memasuki musim penghujan. Di saat-saat seperti ini, biasanya kita akan mudah terkena penyakit yang menyerang kekebalan tubuh akibat penyebaran virus, misalnya influenza.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, musim-musim bercuaca dingin tidak hanya memberi dampak bagi kesehatan jasmani, karena sesungguhnya secara psikologis musim juga dapat memberikan dampak bagi kesehatan. Disadari atau tidak, saat musim hujan, kita lebih senang untuk berdiam diri di rumah, menikmati rintik hujan yang turun dan bahkan bagi sebagian orang, inilah saat di mana kegalauan dimulai.
Mungkin terkesan berlebihan, tapi nyatanya hal ini tidak hanya dialami oleh orang Indonesia saja. Justru orang-orang yang hidup di negara dengan 4 musim lebih banyak diketahui mengalami salah satu bentuk gangguan psikologis ini.
Kondisi di mana perasaan seseorang akan tiba-tiba berubah menjadi pemuram dan cenderung menampakkan gejala-gejala depresi ini dikenal sebagai Gangguan Afeksi Musiman (Seasonal Affective Disorder/SAD). Dalam Panduan Diagnostik Gangguan Mental edisi ke-5 (Diagnostic Manual of Mental Disorders/DSM 5), SAD diidentifikasi sebagai tipe depresi dengan pola kemunculan gejala depresi yang terjadi pada musim-musim tertentu.
ADVERTISEMENT
Gejala pada SAD biasanya akan muncul selama musim gugur dan musim dingin/salju, yaitu ketika cahaya matahari kurang menyinari wilayah tersebut dan cenderung akan kembali bersemangat seiring dengan datangnya musim semi.
Umumnya pengidap SAD akan mengalami bulan-bulan tersulit pada Januari dan Februari. Pada beberapa kasus lainnya, SAD juga bisa dialami saat musim panas. Oleh karena itu, SAD tidak hanya sekedar kesedihan yang hadir di musim gugur atau dingin.
Ilustrasi wanita depresi. (Foto: Thinkstock)
Gejala-gejala pada SAD dapat menimbulkan kecemasan berlebih dan meluap-luap, bahkan mengganggu kegiatan sehari-hari. SAD dapat terjadi pada usia berapa pun, namun umumnya mulai muncul ketika seseorang berada pada usia 18 sampai 30 tahun. Di Amerika sendiri, sekitar 5 persen orang dewasa mengalami SAD dan per tahunnya angka kejadian SAD berada di angka 40 persen.
ADVERTISEMENT
Gangguan yang biasanya dialami wanita ini berkaitan dengan tidak seimbangnya biokimia dalam otak yang diakibatkan oleh waktu siang yang lebih pendek dan kurangnya sinar matahari saat musim gugur atau dingin. Seiring dengan musim yang berganti, orang-orang akan mengalami pergeseran jam biologis atau ritme sirkadian yang dapat menyebabkan jadwal harian mereka tidak beraturan.
SAD lebih umum terjadi pada orang-orang yang tinggal jauh dari garis ekuator di mana saat musim salju, cahaya matahari yang diterima menjadi lebih sedikit. Gejala SAD dapat bervariasi dari yang ringan hingga berat, namun yang umum nampak pada orang dengan SAD berkaitan dengan rasa lelah, bahkan saat mereka sudah tidur terlalu banyak.
Tanda lainnya yakni adanya peningkatan berat badan dikarenakan makan secara berlebihan dan keinginan untuk terus mengonsumsi karbohidrat. Mereka juga menunjukkan gejala-gejala yang mirip dengan depresi, seperti perasaan sedih dan tertekan, kehilangan minat atau kesenangan pada kegiatan yang biasanya disukai, merasa tidak berharga atau perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan, hingga berpikir untuk mati atau bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Meski merupakan kondisi yang muncul pada musim-musim tertentu, mereka yang memiliki SAD juga harus diberikan penyembuhan untuk memperbaiki gejala yang muncul dan membuatnya mampu beraktivitas secara normal. Sejumlah cara yang dianggap efektif di antaranya dengan terapi cahaya, penggunaan obat antidepresan, terapi bicara, atau kombinasi di antara keseluruhannya.
Apa yang dapat dilakukan melalui terapi cahaya?
Dengan duduk di depan kotak terapi cahaya yang memancarkan cahaya yang sangat terang (sekaligus mampu menyaring sinar utraviolet yang membahayakan), sebagian besar orang yang mendapatkan terapi ini sudah dapat menunjukkan perbaikan dalam kurun waktu 1-2 minggu setelah treatment dimulai.
Terapi cahaya biasanya memerlukan waktu 20 menit atau lebih dari sehari saat pagi hari selama musim dingin. Untuk menjaga manfaatnya dan mencegah kambuhnya gejala-gejala SAD, treatment biasanya berlanjut selama musim dingin. Sementara untuk mengantisipasi kembalinya gejala saat akhir musim gugur, beberapa orang akan mulai melakukan terapi cahaya saat awal musim gugur.
ADVERTISEMENT
Terapi lain yang juga dianggap efektif yakni terapi bicara, khususnya dengan menerapkan terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy/CBT). Sedangkan pada pengobatan dengan menggunakan antidepresan, tipe antidepresan yang umumnya digunakan adalah Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SRRI).
Dari jenis-jenis pengobatan tersebut, bagi sebagian orang, meningkatkan paparan terhadap cahaya matahari dapat membantu memperbaiki gejala dari SAD. Misalnya dengan menghabiskan waktu di luar rumah atau mengatur lay out di rumah maupun tempat kerja sehingga cahaya matahari dapat masuk melalui jendela saat siang hari. Yang penting juga untuk dilakukan sebagai perawatan terhadap orang dengan SAD adalah dengan menjaga kesehatan dan kesejahteraan melalui olahraga rutin, mengonsumsi makanan sehat, cukup tidur, dan tetap aktif dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar.
Sumber gambar: unsplash.com/SashaFreemind
ADVERTISEMENT