Negara Dengan Enam Musim

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
2 September 2018 8:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Clue-nya adalah negara ini terletak di belahan Asia bagian Selatan
ADVERTISEMENT
Jika diminta untuk menyebutkan musim-musim yang terjadi di belahan dunia, mungkin sebagian akan menyebut musim panas dan hujan. Sementara sebagian lagi dari kita yang lebih mengenal adanya 4 musim, akan menyebutkan musim salju, semi, panas, dan musim gugur. Akan tetapi, untuk kawasan yang berdekatan dengan Samudera Hindia, pada umumnya mereka mengalami 3 kali pergantian musim, yakni musim panas, salju, dan musim hujan (monsoon). Bangladesh menjadi salah satu negara yang secara geografis letaknya dekat dengan Samudera Hindia, namun uniknya bukan hanya 3 bahkan mereka mengalami 6 musim. Mereka menyebutnya sebagai tahun Bengali yang dimulai dengan musim Grisma (panas) di pertengahan bulan April hingga pertengahan Juni. Sementara pada pertengahan Juni sampai pertengahan Agustus, mereka akan diguyur hujan atau yang dikenal sebagai Barsa, dengan curah hujan mencapai 85% dari keseluruhan musim. Selama pertengahan Agustus hingga tengah Oktober, suhu dan kelembaban di negara yang terletak di Asia bagian Selatan tersebut akan perlahan menurun. Inilah saat dimana musim Sharat (gugur) terjadi, yang dilanjutkan dengan musim Hemanta atau akhir musim gugur di pertengahan Oktober sampai pertengahan Desember. Musim ini biasanya ditandai dengan kondisi yang menjadi semakin dingin karena akan memasuki musim Shit (salju) saat pertengahan Desember sampai pertengahan Februari. Pada saat musim salju terjadi, suhu rata-rata di Bangladesh berada pada kisaran 11-20 derajat Celcius. Terakhir, tahun Bengali ditutup dengan musim Basanta (semi) antara pertengahan Februari sampai pertengahan April, ditandai dengan adanya angin sepoi-sepoi hangat dan badai guntur berkala di sore hari. Pembagian musim ini didasarkan pada berbagai alasan, seperti pertanian, perdagangan, serta tradisi budaya.
Sumber gambar: unsplash.com/SimonMatzinger
ADVERTISEMENT