Paru-paru Popcorn

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
21 November 2018 0:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa tidak menyukai popcorn? Makanan ringan berbahan dasar jagung yang dikeringkan untuk selanjutnya diolah dalam wadah tertutup hingga menghasilkan bunyi letupan-letupan.
ADVERTISEMENT
Umumnya, popcorn memiliki rasa manis yang berasal dari gula karamel dan rasa asin dari butter atau mentega. Popcorn juga biasanya disajikan sebagai teman saat menonton film di bioskop atau bersantai di rumah. Tapi apakah kamu juga akan menyukai popcorn yang satu ini? Atau justru berharap tidak ingin mengetahuinya.
Paru-paru popcorn, adalah sebuah nama yang diberikan untuk menunjukkan suatu penyakit bronkiolitis obliteratif. Sebutan lain untuk paru-paru popcorn yakni obliteran bronkiolitis, bronkiolitis konstriktif.
Penyakit ini merupakan bentuk peradangan paru-paru yang cukup mengancam karena dapat menyebabkan adanya jaringan parut pada paru-paru, batuk, dan kesulitan bernapas.
Sebutan paru-paru popcorn pertama kali didapat dari pekerja pabrik yang kerap bekerja menggunakan diacetyl. Zat kimia ini umumnya digunakan sebagai biang perasa untuk memberikan rasa yang kaya akan mentega pada popcorn yang pengolahannya menggunakan microwave.
Ilustrasi paru-paru (Foto: bykst)
Gejala yang dimiliki paru-paru popcorn diketahui sangat halus sehingga kemungkinan mudah untuk diabaikan. Gejala yang tidak konkret ini juga mengakibatkan kondisi yang dialami penderita paru-paru popcorn sering salah dipahami sebagai penyakit paru-paru lainnya.
ADVERTISEMENT
Di samping diacetyl, beragam zat kimia lain dan infeksi paru-paru tertentu turut andil sebagai penyebab paru-paru popcorn. Umumnya gejala paru-paru popcorn terjadi dalam kurun waktu 2 sampai 8 minggu setelah mengalami infeksi atau terpapar zat kimia.
Gejala ini perlahan akan memburuk dalam kurun waktu mingguan hingga bulanan. Melakukan operasi transplantasi bagi beberapa orang juga dapat memicu munculnya paru-paru popcorn, meski membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk dapat berkembang.
Tanda dan gejala yang paling umum terjadi pada paru-paru popcorn di antaranya tarikan nafas yang berbunyi (bengek) yang tidak ada kaitannya dengan kondisi kesehatan seperti bronkitis atau asma, batuk kering, nafas pendek atau kesulitan untuk bernafas dalam, khususnya disertai aktivitas fisik, kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, bernafas dengan cepat, serta iritasi pada bagian hidung, mulut, mata, dan kulit yang berkepanjangan akibat zat kimia.
Ilustrasi batuk (Foto: Thinkstock)
Secara umum, zat kimia yang dapat merusak jaringan pada paru-paru memungkinkan sebagai pemicu paru-paru popcorn. Bernafas dalam zat kimia, partikel, atau racun berbahaya berpotensi sebagai penyebab paru-paru popcorn.
ADVERTISEMENT
Asap dari perasa makanan yang diproduksi selama pembuatan permen, keripik kentang, popcorn, dan produk susu merupakan penyebab utamanya. Zat kimia lain yang berpotensi yakni asap dari pembersih kimia atau bahan kimia industri, seperti amoniak dan klorin.
Nitrit oksida yang dikenal juga sebagai gas tertawa turut andil sebagai pencetus penyakit ini. Selain itu, asap metalik dari aktivitas konstruksi dan partikel udara industri tidak kalah penting untuk diwaspadai.
Di samping pencetus, sejumlah faktor juga menyebabkan perkembangan paru-paru popcorn semakin cepat. Contohnya infeksi pernafasan akibat virus atau bakteri tertentu, melakukan transplantasi, kondisi imun, serta penggunaan obat-obatan tertentu.
Operasi transplantasi dapat menyebabkan kondisi yang dinamakan penyakit induk versus hasil cangkok. Kondisi ini terjadi ketika tubuh menolak organ yang ditransplantasikan, khususnya setelah paru-paru, sumsum tulang, atau transplantasi sel induk dilakukan.
Sumber gambar: unsplash.com/GeorgiaVagim
ADVERTISEMENT