Peneliti: Olahraga Dapat Memperlambat Berkembangnya Kanker Hati

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 April 2020 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tetap olahraga di rumah meski sedang work from home. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Tetap olahraga di rumah meski sedang work from home. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa olahraga adalah obat terbaik bagi kesehatan tubuh.
ADVERTISEMENT
Semakin rutin berolahraga, maka kesehatan tubuh akan semakin terjaga. Ungkapan ini tentu dibuat bukan tanpa alasan, karena sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Hepatology menunjukkan bahwa berolahraga secara teratur dapat mencegah perkembangan kanker hati yang paling umum terjadi.
Kanker hati berada pada urutan keempat sebagai penyebab kematian akibat kanker yang paling umum di seluruh dunia dan prevalensinya meningkat dengan cepat seiring meningkatnya angka diabetes di seluruh dunia.
Obesitas dan diabetes merupakan hal yang umum dialami oleh penderita penyakit perlemakan hati (fatty liver disease) yang dapat menjadi awal dari karsinoma hepatoseluler. Lebih dari 800.000 orang di seluruh dunia didiagnosis menderita kanker ini setiap tahun. Ini juga merupakan penyebab utama kematian akibat kanker.
ADVERTISEMENT
Dr Geoffrey Farrell dari Australian National University Medical School, yang memimpin penelitian mengatakan bahwa hingga saat ini hanya ada sedikit sekali terapi yang efektif untuk kanker hati, sehingga angka kematian hampir mendekati jumlah kasus itu sendiri. Oleh karena itu, pendekatan untuk mencegah kanker hati sangat diperlukan.
Beberapa data populasi menunjukkan bahwa orang yang berolahraga secara teratur lebih kecil kemungkinannya menderita kanker hati tetapi, penelitian terkait dasar biologis dan mekanisme molekuler yang menghasilkan efek perlindungan seperti itu, masih sangat sedikit dan kurang meyakinkan. Jadi, untuk menyelidiki dampak olahraga teratur pada mereka yang paling berisiko terkena kanker hati, tim melakukan penelitian terhadap tikus yang mengalami obesitas/ diabetes, dengan menyelidiki bagaimana tingkat latihan mempengaruhi kondisi mereka.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini menggunakan populasi tikus yang secara genetik dirangsang untuk makan sehingga mereka menjadi gemuk dan mengalami diabetes tipe 2 saat dewasa muda. Di awal kehidupannya, tikus ini juga disuntikkan dengan dosis rendah dari agen penyebab kanker. Kemudian, setengah dari tikus dibiarkan bermain pada roda berjalan secara reguler, sedangkan setengah lainnya tidak diberi kesempatan untuk bermain dan berpindah-pindah.
Dari uji ini, para peneliti menemukan bahwa tikus yang dibiarkan bermain dengan roda, berlari hingga 40 kilometer sehari. Aktivitas Ini memperlambat kenaikan berat badan hanya untuk tiga bulan pertama, tetapi pada akhir enam bulan percobaan, mereka tetap mengalami obesitas.
Pada enam bulan, para peneliti menguji kedua populasi (tikus yang berolahraga dan yang tidak) dan menemukan bahwa sebagian besar tikus yang diam atau tidak beraktivitas mengalami kanker hati, sedangkan pada tikus yang berolahraga, tidak ada yang mengalaminya.
ADVERTISEMENT
Menurut Para peneliti, percobaan itu mengungkapkan bahwa olahraga dapat menghentikan perkembangan kanker hati pada tikus yang memiliki penyakit perlemakan hati terkait dengan obesitas dan diabetes tipe 2. Tikus yang berolahraga sepenuhnya dilindungi dari pertumbuhan kanker hati selama masa percobaan ini. Pertambahan berat badan tidak mengurangi perkembangan kanker hati.
Peneliti juga melakukan penelitian yang sebagian menjelaskan tentang bagaimana olahraga dapat mencegah kanker hati. Mereka menemukan bahwa olahraga yang sengaja dilakukan dapat berdampak pada jalur molekuler, termasuk menginaktivasi stress-activated proteins, dan dengan mengaktifkan "penjaga sel" berupa tumour suppressor gene. Tumour suppressor gene merupakan gen yang mengatur sel selama proses pembelahan dan replikasi sel, sehingga pertumbuhan sel menjadi terkontrol. Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya kanker.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari independent.co.uk, Dr Farrell menambahkan bahwa latihan dan olahraga telah terbukti meningkatkan beberapa aspek pada pasien dengan sirosis. Jika penelitian ini dapat diaplikasikan pada pasien secara langsung, ada kemungkinan bahwa olahraga dapat menunda atau memperlambat timbulnya kanker hati dan mengurangi keparahannya, walaupun tidak secara penuh mencegah penyakit tersebut, sehingga membantu meningkatkan kondisi kesehatan pasien.
Selain itu, telah diketahui jalur molekuler yang terlibat dalam mekanisme perlindungan terhadap kanker hati, sehingga dapat menjadi petunjuk tentang bagaimana obat atau farmako nutrien (penggunaan terapi nutrisi) dapat digunakan untuk memanfaatkan efek perlindungan yang kuat dari olahraga agar dapat menurunkan risiko kanker hati pada orang yang mengalami kelebihan berat badan dan diabetes.”
Ilustrasi olahraga. Sumber Gambar: Pixabay
Sumber: https://www.independent.co.uk/news/science/liver-cancer-exercise-prevent-hepatocellular-carcinoma-study-mice-a9465171.html
ADVERTISEMENT