Pola Makan Sedari Kecil Akan Berdampak Seumur Hidup

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Februari 2021 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah studi terbaru oleh para peneliti dari University of California – Riverside melakukan pengamatan efek diet ala barat tinggi lemak dan gula pada jumlah mikrobioma di dalam tubuh tikus. Penelitian ini menggunakan tikus usia remaja yang diberi makanan tidak sehat selama tiga minggu. Meskipun menggunakan tikus percobaan, peneliti mengklaim bahwa efek diet yang teramati pada tikus remaja setara dengan anak-anak yang sedang menjalani diet.
Ilustrasi makan tidak sehat | Image by Ri Butov from Pixabay
Apa itu mikrobioma?
ADVERTISEMENT
Istilah mikrobioma mengacu pada seluruh mikroba seperti bakteri, jamur, dan virus yang hidup dalam tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan.
Tubuh manusia terdiri dari 10 hingga 100 triliun mikrobioma, 10 banding 1 jika dibandingkan dengan jumlah sel manusia, terdapat 10 mikroorganisme di setiap 1 sel manusia. Namun karena ukurannya yang sangat kecil, mikrobioma hanya membentuk 1 hingga 3 persen dari massa tubuh manusia. Pada tubuh manusia dewasa, berat total mikrobioma sekitar 2 hingga 3 kilogram. Meskipun berat totalnya tidak terlalu besar, mikrobioma memainkan peran penting dalam kesehatan manusia.
Mikrobioma tersebar hampir di setiap bagian tubuh manusia, namun sebagian besar mikrobioma ‘tinggal’ di dalam usus. Mikrobioma dalam usus berfungsi untuk membantu memecah makanan yang masuk, merangsang sistem kekebalan tubuh, hingga membantu mensintesis vitamin-vitamin penting bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Tubuh yang sehat memiliki keseimbangan antara mikroorganisme yang bersifat patogen dan mikroorganisme yang baik. Jika keseimbangan ini terganggu –misalnya karena penggunaan antibiotik, pola makan tidak sehat− maka tubuh akan mudah terserang penyakit. Dari sini dapat disimpulkan bahwa mikrobioma berperan penting pada kelangsungan hidup manusia.
Efek pola makan anak pada mikrobioma
Pada studi yang dilakukan pada tahun 2020 ini, Garland dkk mengamati jumlah dan keberagaman mikrobioma pada 4 kelompok tikus, yaitu 1) tikus yang diberi makanan standar sehat, 2) tikus yang diberi makanan ala barat –konsumsi lemak dan gula tinggi, kurang sehat−, 3) tikus yang diberi akses olahraga roda putar, dan 4) tikus tanpa akses olahraga roda putar. Perlakuan tersebut dilakukan selama 3 minggu penuh, kemudian setelah selesai tikus diperlakukan diet standar tanpa olahraga roda putar. Peneliti kemudian melihat efek diet pada jumlah dan keberagaman mikrobioma dalam waktu 14 minggu.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa jumlah mikrobioma jenis bakteri –seperti Muribaculum intestinale− berkurang secara signifikan pada kelompok tikus dengan diet ala barat. Bakteri ini terlibat dalam metabolisme karbohidrat.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa mikrobioma jenis bakteri yang tinggal di usus sensitif terhadap jumlah latihan olahraga yang dilakukan oleh tikus. Jumlah bakteri Muribaculum meningkat pada tikus yang menjalani diet standar sehat yang memiliki akses olahraga roda putar. Sebaliknya, jumlah bakteri Muribaculum terlihat menurun pada kelompok tikus yang menjalani diet tak sehat ala barat yang tidak memiliki akses olahraga roda putar.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pola makan tak sehat seperti konsumsi lemak dan gula berlebih pada masa awal hidup –usia anak-anak− memiliki efek jangka panjang pada jumlah dan keberagaman mikrobioma di dalam tubuh. Pola makan tak sehat pada anak-anak akan mempengaruhi jumlah mikrobioma di dalam usus hingga enam tahun setelah masa pubertas.
ADVERTISEMENT
Sumber: 1 dan 2