Sains di Balik Binge-Watching - Bagian 1

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
13 April 2021 20:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa sedih sekali ketika drama yang sedang kamu ikuti berakhir? Atau setelah menamatkan beberapa episode drama dalam satu waktu kamu serasa kehilangan sesuatu? Atau apakah kamu merasa sedih jika tokoh yang kamu tonton dalam drama merasa sedih dan kamu pun merasa senang ketika ada peristiwa bahagia dalam drama yang kamu tonton? Sebenarnya apa yang terjadi dalam otak kita selama kita menonton terutama saat binge-watching? Adakah penjelasan sains di balik fenomena ini?
Ilustrasi menonton tv. Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay.
Perasaan empati selama menonton dan respon tubuh
ADVERTISEMENT
Saat kita menonton drama dengan plot yang menarik, kita akan merasakan perasaan empati pada alur cerita tersebut. Empati yang kita rasakan ini dipicu oleh kemampuan kita mengenali perasaan yang ditampilkan dalam alur cerita. Kita akan dengan mudah menghubungan apa yang dirasakan oleh tokoh dalam cerita dengan kehidupan sehari-hari, mencari kemiripan-kemiripan serta mencoba untuk memahami perasaan tersebut. Perasaan empati inilah yang menyebabkan kita merasa memiliki hubungan yang kuat dengan drama yang sedang kita tonton tersebut. Selain itu, ahli menemukan bahwa manusia dengan mudah mampu menirukan atau bahkan mengadopsi sudut pandang psikologi orang lain termasuk tokoh-tokoh fiksi. Kemampuan ini yang berkaitan dengan kemampuan berempati secara kognitif.
Melalui perasaan empati tersebut tubuh kita bereaksi terhadap apa yang kita tonton. Respon tubuh ini dapat berupa perasaan negatif seperti stress yang ditunjukkan oleh hormon kortisol atau perasaan bahagia yang ditunjukkan oleh hormone oksitosin.
Tubuh merespon apa yang kita tonton. Gambar oleh Jan Vašek dari Pixabay.
Budaya menonton konvensional beralih menjadi budaya binge-watching
ADVERTISEMENT
Ahli menyebutkan terdapat pergeseran budaya dan kebiasaan menonton secara umum dari kebiasaan konvensional yakni menonton tiap minggu pada hari dan jam yang sama menjadi menonton secara binge-watching yakni ketika suatu drama dengan jumlah episode tertentu ditonton sekaligus tanpa terputus. Didukung oleh kemajuan layanan tv kabel, tv online berlangganan dengan fitur on-demand, yakni drama yang ingin ditonton tersedia sekaligus dalam banyak episode mendukung kebiasaan menonton baru ini.
TV streaming memberikan layanan yang mendukung binge-watching. Gambar oleh Tumisu dari Pixabay
Menonton dengan cara Binge-Watching ternyata membawa dampak negatif
Selain itu penelitian menyebutkan bahwa kebiasaan baru ini yakni menonton secara Binge-Watching memberikan kepuasan yang lebih tinggi pada saat sedang menonton. Namun jika dibandingkan dengan cara konvensional, penonton konvensional akan lebih banyak menyerap informasi dan memahami cerita dengan lebih baik. Penonton drama secara konvensional menurut ahli pun dapat menerima cerita fiksi secara lebih positif dibandingkan dengan para penonton yang menghabiskan, katakanlah 16 episode sekali menonton. Kemungkinan besar ini disebabkan oleh jeda waktu bagi penonton untuk memproses cerita fiksi yang ditontonnya sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Ilustrasi binge-watching. Gambar oleh Karolina Grabowska dari Pexels
Mengapa orang memilih binge-watching?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh seorang antropolog budaya Grant McCracken pada pengguna TV online Netflix menyebutkan bahwa alasan utama seseorang menonton beberapa episode sekaligus secara binge adalah untuk mengganti suasana dan melepaskan diri dari kesibukan harinya. Lebih lanjut McCracken menyebutkan meski hidup pada zaman digital dimana komunikasi serba singkat, cepat dan tanpa basa-basi, kebiasaan menonton baru ini disebutkan sebagai salah satu indikasi bahwa manusia tetap membutuhkan paparan narasi yang panjang. Dan drama televisi dinilai penonton adalah salah satu sarana untuk melepaskan diri dari dunia nyata.
FAN untuk Lampu Edison, baca Bagian 2 di sini.
Sumber: 1, 2, dan 3