news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sains di Balik Proses Manusia Menguap

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
14 Januari 2019 13:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Menguap (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Menguap (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Menguap sering didefinisikan sebagai proses mengangakan mulut dengan mengeluarkan napas karena mengantuk. Hal ini memang sering dilakukan oleh setiap orang ketika kurang tidur atau merasakan ingin memejamkan mata yang cukup berat.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian, manusia juga sudah mulai menguap ketika mereka masih di dalam kandungan dan proses ini memang hal belum terpisahkan sampai saat ini dalam kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Ya, karena ternyata tidak hanya manusia yang menguap namun binatang lainnya pun ternyata juga bisa menguap ketika mereaksikan sesuatu yang terjadi pada mereka. Lalu bagaimana hal tersebut dapat terjadi, berikut merupakan pembahasan menariknya.
1. Jika Menguap Dihitung
Seberapa sering manusia menguap jika kita menghitung hal tersebut? Tidak dapat kita pungkiri bahwa menguap karena beberapa alasan seperti mengantuk dan bosan. Mungkin kita juga tidak pernah menerka dan menghitung banyaknya kita menguap setiap harinya.
Sains di Balik Proses Manusia Menguap (1)
zoom-in-whitePerbesar
childhood person baby boy | pixabay.com
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian rata-rata manusia akan menguap dengan sadar ataupun tidak sekitar 250.000 kali sepanjang hidupnya. Hal ini cukup sebanding dengan asumsi jika kita menguap sebanyak 9-10 kali setiap harinya dengan waktu hidup manusia mencapai 75 tahun, beberapa di antara kita mungkin menguap lebih sering.
Fakta menarik lainnya adalah ternyata ditemukan bahwa bayi di rahim melakukannya sejak awal di 12-14 minggu umurnya, menunjukkan bahwa ia memainkan peran penting neurofisiologis yang cukup penting.
2. Makhluk Hidup yang Menguap
Ternyata, bukan hanya manusia yang melakukan reaksi menguap ini. Jika pada manusia, menguap merupakan hal umum yang dilakukan ketika mengantuk, namun siapa sangka tidak sedikit juga hewan yang melakukannya.
Burung dan ikan ternyata juga bisa menguap, menurut penelitian sebenarnya hampir semua vertebrata berdarah dingin dan hangat melakukannya, kecuali jerapah dan paus yang belum tertangkap menganga tanpa sadar.
Sains di Balik Proses Manusia Menguap (2)
zoom-in-whitePerbesar
Yawn | wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Menguap juga diketahui pertanda lapar pada beberapa hewan seperti singa, kucing, dan karnivora lainnya, namun tidak pada manusia. Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa tikus yang mengalami rangsangan stres di kandang mungkin ditemukan menguap lebih sering dibandingkan tikus yang berada diluar, namun apa fungsi mulut mereka yang menganga berfungsi belum diketahui.
3. Efek Menguap
Fenomena penularan menguap (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Fenomena penularan menguap (Foto: Thinkstock)
Apa ada pertanda dan efek dari menguap yang sudah terungkap? Banyak teori dari efek menguap yang sampai saat ini tidak dapat benar-benar dibuktikan kenyataannya seperti pengaruh menguap ke perihal sexualitas manusia maupun karena kekurangan oksigen dalam tubuh.
Teori lainnya menyebutkan bahwa menguap membantu mendinginkan otak, melindungi aktivitas serebral dan meningkatkan efisiensi otak. Namun gagasan tersebut menimbulkan sejumlah pertanyaan yang dibantah, seperti mengapa kita tidak menguap lebih banyak saat demam atau meriang.
ADVERTISEMENT
Suatu penelitian Neuroimagery menunjukan bahwa menguap juga terhubung dengan empati manusia, namun tidak dapat terbukti secara sains yang lebih dalam. Satu-satunya yang telah terbukti adalah menguap terus menerus dapat diketahui sebagai gejala dari masalah tidur yang berat.
Menurut National Institute of Health, pada sejumlah orang, menguap terus menerus adalah reaksi dari saraf vagus yang mengindikasikan masalah jantung. Pada kasus berbeda menguap juga mungkin gejala dari masalah yang menyerang otak.
4. Menguap Memang Menular
Kelelahan penyebab orang suka menguap (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kelelahan penyebab orang suka menguap (Foto: Thinkstock)
Apakah benar menguap dapat menular menurut sains? Ternyata pernyataan menguap itu menular adalah benar. Sebuah penelitian menunjukkan video yang memperlihatkan orang-orang menguap.
Hasilnya jika dihitung salah satu orang menguap dan yang lainnya mengikuti maka akan ada sekitar 50 persen penonton yang akan ikut menguap. Yang lebih menarik lagi ini terjadi juga pada hewan. Penelitian pada tahun 2004 yang dilakukan pada simpanse, baboon, dan monyet kecil menunjukkan hasil yang sama.
ADVERTISEMENT
Menurut seorang ahli psikologi dan neurosains dari Universitas Maryland, Robert Provine, menguap bukanlah reaksi yang aneh. Karena sebenarnya sebagian besar perilaku manusia memang menular.
Contoh mudahnya adalah efek tertawa maupun tersenyum yang cukup menular satu sama lainnya, jika menonton suatu pertunjukkan dengan ratusan penonton walaupun tidak memperhatikan dialog yang terjadi tapi kadang kita juga ikut tertawa tanpa kita sadari.