Studi: Kakao Mampu Menurunkan Berat Badan Pada Penderita Obesitas

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 April 2021 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Biji kakao | Gambar oleh gate74 dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Biji kakao | Gambar oleh gate74 dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Coklat merupakan camilan nikmat yang paling digemari dan dianggap mampu meningkatkan suasana hati. Selain karena rasanya yang enak, coklat juga mengandung gula dan lemak yang tinggi. Bahkan, sebuah studi baru mengklaim bahwa konsumsi secangkir coklat dapat membantu menurunkan berat badan pada penderita obesitas, bahkan jika mereka menjalani diet tinggi lemak.
ADVERTISEMENT
Dalam studi yang telah dipublikasikan di Journal of Nutritional Biochemistry tersebut, peneliti AS melakukan eksperimen dengan memberi suplemen makanan berupa bubuk kakao pada tikus obesitas — yang menderita penyakit perlemakan hati non-alkoholik (Non-alcoholic fatty liver disease, NAFLD) — selama delapan minggu.
Berdasarkan percobaan tersebut, para ahli menemukan bahwa suplemen kakao mampu mengurangi kerusakan DNA dan jumlah lemak di hati tikus obesitas, walaupun mereka sedang menjalani diet tinggi lemak.
Meskipun manfaat kesehatan dari kakao masih perlu dikaji secara mendalam, para peneliti percaya bahwa kakao dapat menghambat pencernaan lemak dan karbohidrat makanan, sehingga mencegah peningkatan berat badan.
Dikutip dari situs Dailymail, bubuk kakao merupakan bahan makanan populer yang paling umum digunakan dalam produksi cokelat. Kakao juga kaya akan serat, zat besi, dan fitokimia. Fitokimia — senyawa kimia kuat yang terkandung dalam tumbuhan — dikenal dapat mendukung sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko penyakit seperti kanker, demensia, artritis, penyakit jantung, dan stroke.
ADVERTISEMENT
Profesor Joshua Lambert dari Pennsylvania State University — peneliti utama dalam studi — melaporkan, konsumsi cokelat berpengaruh dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, jantung koroner, dan diabetes tipe 2. Inilah yang mendasari hipotesis bahwa konsumsi kakao berdampak pada NAFLD, yang umumnya dikaitkan dengan obesitas pada manusia.
Studi sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Profesor Lambert telah menunjukkan bahwa ekstrak dari kakao dan beberapa bahan kimia dalam bubuk kakao dapat menghambat enzim yang bertanggung jawab untuk mencerna lemak dan karbohidrat makanan.
Jadi kemungkinan besar ketika tikus menerima kakao sebagai bagian dari makanan mereka, senyawa dalam bubuk kakao mencegah pencernaan lemak makanan, artinya, lemak tersebut lolos dari sistem pencernaan mereka.
Meskipun percobaan tersebut hanya menggunakan tikus, Profesor Lambert meyakini bahwa kakao juga dapat memberikan efek serupa pada manusia.
ADVERTISEMENT
Tikus obesitas menjadi model laboratorium orang dengan NAFLD, yang banyak diderita oleh sebagian besar populasi dunia.
Menurut situs Hellosehat, NAFLD merupakan kondisi di mana ada terlalu banyak lemak yang tersimpan dalam sel-sel hati, dan ditandai oleh peradangan hati berat yang dapat berkembang menjadi luka dan kerusakan permanen. Penyakit ini dapat menyebabkan terbentuknya sirosis (jaringan parut) dan kegagalan organ. Walaupun mirip dengan kerusakan yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berat, penyakit ini umumnya dialami oleh orang yang bukan peminum alkohol atau hanya minum sedikit alkohol
Studi ini menggunakan produk kakao yang tersedia secara komersial dengan 'dosis yang dapat dicapai secara fisiologis' — artinya, dapat diduplikasi oleh manusia. Bagi manusia, dosis ini setara dengan 10 sendok makan bubuk kakao atau sekitar lima cangkir kakao panas sehari.
ADVERTISEMENT
Profesor Lambert mengingatkan, konsumsi kakao dan cokelat mungkin memiliki efek menguntungkan, tetapi penting juga untuk mengatur pola makan yang sehat. Kombinasi antara konsumsi kakao dan pola makan sehat akan memberikan manfaat bagi kesehatan dan meningkatkan aktivitas fisik.