Suara Yang Membunuh

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2019 22:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang kamu rasakan ketika mendengarkan suara yang sangat kencang? Atau bagaimana saat suara yang kamu dengar meski tidak terlalu kencang tapi sangat melengking? Bisa jadi tidak hanya mengganggu tapi juga mempengaruhi kondisi tubuh kita, contohnya telinga yang berdenging atau jantung yang detaknya menjadi lebih kencang. Biasanya kondisi tersebut kembali akan normal saat sumber suara yang mengganggu tersebut menghilang atau menjauhi kita. Akan tetapi dapatkah suara membunuh kita?
ADVERTISEMENT
Jawabannya adalah “ya” bahwa suara mampu membuat seseorang kehilangan nyawanya. Suara seperti apakah yang dapat membunuh manusia? Sebelum menjelaskannya, kita akan ulas secara singkat mengenai suara.
Suara sendiri dibuat oleh gelombang bertekanan yang bergerak melalui media, seperti air. Gelombang ini juga mampu bergerak melalui zat padat dan gas, yang artinya tubuh kita dapat pula menjadi media pergerakan gelombang tersebut. Suara dapat merambat sebagai gelombang longitudinal melalui media zat gas (udara), cair, dan padat, serta sebagai gelombang transversal melalui zat padat. Gelombang suara dihasilkan oleh sumber suara yang menciptakan getaran pada media di sekitarnya. Saat sumber suara terus menggetarkan media, getaran ini merambat jauh dari sumbernya pada kecepatan udara tertentu, sehingga membentuk gelombang suara. Selama merambat, gelombang ini dapat dipantulkan, dibiaskan, atau bahkan dilemahkan oleh medianya. Kecepatan yang dimiliki suara sendiri pada dasarnya tergantung pada media dimana gelombang tersebut merambat, namun umumnya berkisar pada angka 767 mil per jam (1230 km per jam).
ADVERTISEMENT
Dalam mengukur suara, terdapat dua jenis pengukuran yang berkaitan, yaitu desibel (dB) dan hertz (Hz). Desibel menggambarkan satuan intensitas suara, sedangkan hertz merujuk pada frekuensi dimana gelombang suara berpindah. Pada percakapan normal, intensitas yang dimiliki antara 50 hingga 65 dB, sementara mesin pemotong rumput menghasilkan sekitar 85 sampai 90 dB, dan mesin berkekuatan tinggi semisal mesin jet, intensitas suaranya dapat mencapai kisaran 140 dB. Di sisi lain, berkaitan dengan frekuensi suara, manusia hanya dapat mendengar gelombang suara yang bergerak antara 20 sampai 20000 Hz, namun gelombang suara di bawah ambang batas tersebut masih dapat memberikan efek pada kita. Jika mengaitkan kedua ukuran suara tersebut, misalnya ketika kita duduk di depan subwoofer yang frekuensinya 19 Hz, meski dengan volume mencapai 100 dB, kita tidak akan mendengar apapun namun kita masih dapat merasakan getarannya. Sementara itu, jika kita terpapar oleh 177 desibel gelombang suara pada 0.5 hingga 8 hertz, kita akan mulai merasakan dampaknya pada paru-paru, membuat napas menjadi tidak menentu dan benar-benar menggetarkan tulang-tulang. Pada paparan dalam jangka pendek setidaknya dampak yang dirasakan adalah gangguan di persendian, sedangkan paparan kronis (berlangsung lama) akan memberi efek mual dan gangguan penglihatan.
ADVERTISEMENT
Salah satu tempat yang dianggap cukup membahayakan dengan suaranya adalah Large European Acoustic Facility (LEAF) milik Badan Luar Angkasa Eropa (The European Space Agency/ESA). Mereka mengklaim bahwa jika seseorang tanpa sengaja terkunci di dalamnya, bisa jadi tidak mampu bertahan dari serangan soniknya. LEAF merupakan ruang uji berukuran lebar 11 meter, kedalaman 9 meter, dan tinggi mencapai 16.4 meter. Dinding-dindingnya terbuat dari beto bertulang baja setebal 0.5 meter untuk menampung suara dan dilapisi oleh lapisan resin epoksi tebal yang mampu menurunkan penyerapan suara, serta meningkatkan gaung internal. Satu dindingnya dilengkapi dengan terompet suara, yang desain dasarnya seperti yang terlihat pada speaker, dimana dapat menghasilkan suara setara dengan sejumlah pesawat jet yang diangkat secara bersamaan dari jarak 30 meter. Sudah terbayang apa yang terjadi ketika seseorang berada di ruangan ini?
ADVERTISEMENT
Faktor kuncinya tentu adalah kita akan terjebak dalam ruang tertutup. Pada ruang terbuka, gelombang suara menyebar dan menghilang terlalu cepat untuk mencapai tingkat yang mematikan, sedangkan ketika berada di ruangan ini tidak memungkinkan adanya akses untuk keluar bagi gelombang suara. Peneliti hingga kini pun masih terrus melakukan kajian mengenai kemungkinan penggunaan suara sebagai senjata. Namun untuk mencapai tingkat suara yang mematikan di lingkungan luar, dibutuhkan intensitas sebesar 240 dB, yang bahkan tidak mampu dihasilkan oleh LEAF karena sesungguhnya hanya memiliki intensitas puncak sebesar 154 db. Akan tetapi untuk efek yang tidak menyebabkan kematian, persenjataan dengan menggunakan suara bisa jadi sangat berguna.
Sumber gambar: https://commons.wikimedia.org/