5 Teknologi Hasil Pengembangan NASA

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
4 Desember 2018 8:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Logo NASA. (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Logo NASA. (Foto: NASA)
ADVERTISEMENT
National Aeronautics and Space Administration atau NASA merupakan lembaga milik Pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program luar angkasa dan penelitian umum luar angkasa jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat kita pungkiri bahwa NASA merupakan badan antariksa yang sudah terdepan dan sangat maju saat ini, sama halnya seperti badan antariksa milik Rusia. Tidak sedikit juga teknologi luar angkasa yang sudah dikembangkan oleh NASA. Berikut merupakan sedikit dari banyak teknologi yang dikembangkan oleh NASA.
1. Roket Raksasa
Sejak berhentinya space shuttle pada tahun 2011, roket baru telah dipersiapkan pada tahun 2018, dengan sebutan Space Launch System (SLS). Roket ini sendiri diprediksi dapat membawa 70 metrik ton perlengkapan ke orbit.
5 Teknologi Hasil Pengembangan NASA (1)
zoom-in-whitePerbesar
Space Launch System configurations (Gambar: Wikimedia)
Bisa dibayangkan, untuk membawa beban sebesar itu, maka kendaraannya pun harus dalam ukuran besar. Kendaraan ini sendiri diperkirakan akan menjadi kendaraan terbesar yang pernah dibuat manusia dengan tinggi 116 meter. Dengan kendaraan ini, diharapkan perjalanan ke Mars akan lebih memungkinkan lagi.
ADVERTISEMENT
2. Tenaga Pendorong Bertenaga Surya
Penggunaan hidrogen dan oksigen cair sebagai bahan bakar mungkin akan berkurang sangat efisien jika teknologi ini dapat diciptakan. Apalagi, mengingat perjalanan jauh (misalnya ke Mars) membutuhkan tangki yang cukup besar, maka tenaga surya merupakan alternatif yang tepat.
5 Teknologi Hasil Pengembangan NASA (2)
zoom-in-whitePerbesar
Solar electric propulsion (Gambar: Wikipedia)
Solar Electric Propulsion (SEP) adalah teknologi yang bekerja dengan melepaskan ion ke belakang dengan bantuan elektron dan gas xenon. Berbeda dengan tenaga bahan bakar yang mampu memberikan dorongan dengan akselerasi tinggi, kecepatan SEP bertambah secara perlahan karena proses transformasi tenaga surya ke dorongan ion tidak sebentar.
Namun, dorongannya diperkirakan bisa mencapai maksimal 321.000 kilometer per jam. Sampai saat ini, teknologi SEP masih dikembangkan dengan beban sebesar yang ditargetkan.
ADVERTISEMENT
3. Space Habitat
Setelah manusia bisa sampai di luar angkasa, hal berikutnya yang dipikirkan adalah tempat tinggal. Teknologi dengan sebutan Deep Space Habitat ini dikembangkan dengan tujuan memberikan tempat tinggal dan penelitian yang layak untuk para astronot di luar sana. Teknologi ini berbentuk modular yang harus dirakit dan mampu menampung hingga 40 orang dengan waktu tinggal 60 sampai 500 hari.
5 Teknologi Hasil Pengembangan NASA (3)
zoom-in-whitePerbesar
Concept image of the interior of a deep space habitat (Foto: Wikimedia)
Bagian terbesar tempat ini adalah ruang untuk peralatan, serta ruangan misi dan operasi, yang merupakan tempat dilakukannya penelitian, kontrol, dan perbaikan alat. Sisanya adalah ruang aktivitas untuk grup maupun individu.
4. Pakaian Baru Astronot
Baju astronot biasanya kaku dan tidak fleksibel, tetapi temuan yang ini cukup berbeda. Selama di luar angkasa, astronot tidak hanya duduk diam di belakang kemudi dan bertempat tinggal, tetapi membutuhkan ruang gerak yang cukup banyak.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi yang berbeda di setiap medannya, pakaian luar angkasa yang fleksibel dan kuat tentu sangat dibutuhkan. Pakaian saat ini masih dianggap terlalu besar dan tidak praktis, sehingga menyulitkan para astronot saat bergerak.
5 Teknologi Hasil Pengembangan NASA (4)
zoom-in-whitePerbesar
Apollo 11 space suit (Gambar: Wikimedia)
Pakaian astronot yang saat ini sedang dirancang dibuat dari bahan yang tipis dan mampu menahan radiasi di luar angkasa. Teknologi utama, seperti augmented reality, bio-monitor, dan self-healing material menjadi dasar pertimbangan NASA mengembangkan teknologi ini. Belum diketahui kapan pakaian ini akan siap tapi diperkirakan waktu penelitiannya masih cukup panjang.
5. Komunikasi Via Laser
Jarak yang cukup jauh tidak membuat komunikasi terputus. Bahan teknologi ini diharapkan bisa memperlancar urusan komunikasi tersebut. Ambil contoh jarak Bumi ke Mars adalah sekitar 55 juta kilometer (setara 36.000 kali pulang-pergi Jakarta ke Surabaya).
ADVERTISEMENT
Jarak yang cukup jauh ini menjadikan komunikasi menjadi sangat penting, terlebih kecepatan penerimaan dan pengiriman data dari robot-robot yang berada di Mars masih berada di angka 250 kbps.
Pengujian komunikasi via laser ini sendiri sudah pernah dilakukan pada 2013 dalam program Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer (LADEE). Hasilnya cukup mengejutkan, dengan kecepatan data yang mencapai 77 MBps dari target 1 Gbps.
Walaupun hasilnya masih sangat jauh dari target, tetapi sampai saat ini penelitian masih dilakukan guna memperlancar alur komunikasi yang lebih baik. Tidak menutup kemungkinan teknologi lain selain laser bisa hadir untuk mencapai target tersebut.