Terbang hingga 12.200 Km Tanpa Henti, Burung Ini Pecahkan Rekor Dunia

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2020 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bar-tailed Godwit | Gambar dari geograph (https://www.geograph.org.uk/photo/5512937)
zoom-in-whitePerbesar
Bar-tailed Godwit | Gambar dari geograph (https://www.geograph.org.uk/photo/5512937)
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian membayangkan menyetir kendaraan ribuan kilometer tanpa istirahat? Ini adalah hal yang cukup mustahil dan sangat membahayakan untuk dilakukan. Namun seekor burung diketahui terbang lebih dari 12.200 kilometer (km) dari Alaska ke Selandia Baru, tanpa istirahat.
ADVERTISEMENT
Ya, dia adalah Bar-tailed godwit, yang dikenal sebagai 4BBRW (merujuk pada cincin biru, biru, merah dan putih yang menempel di kakinya). Burung air besar ini diketahui berangkat dari barat daya Alaska pada 16 September dan tiba di sebuah teluk di timur Auckland hanya 11 hari kemudian.
Fakta ini ditemukan oleh para peneliti yang tergabung dalam The Global Flyway Network, sebuah kolaborasi ilmuwan yang melacak perjalanan migrasi ekstrem.
Dalam studi ini, peneliti melengkapi burung jantan dengan satelit pemancar yang memungkinkan mereka untuk melacak perjalanan burung-burung tersebut. Mereka mencatat bahwa burung 4BBRW terbang melintasi Samudra Pasifik dengan kecepatan hingga 55mph.
Kepada situs The Guardian, Profesor Theunis Piersma dari Universitas Groningen, yang memimpin studi ini, mengakui kekagumannya terhadap kemampuan terbang 4BBRW yang sangat luar biasa.
ADVERTISEMENT
4BBRW adalah satu dari empat burung yang berangkat bersama dari tempat bersarang mereka di tundra Alaska. Pertama-tama mereka terbang ratusan kilometer ke dataran lumpur, masih di Alaska, tempat mereka makan kerang, cacing, dan rumput laut untuk mempersiapkan migrasi.
Untuk melintasi samudra, 4BBRW membutuhkan bahan bakar yang sangat banyak. Burung jantan, yang berat standarnya antara 190gram dan 400gram, dapat berukuran dua kali lipat sebelum penerbangan panjang, tetapi mampu mengecilkan organ internalnya (termasuk perut dan hati) untuk meringankan beban.
Prof Piersma menjelaskan bahwa saat 4BBRW tiba di Selandia Baru, tangki sudah benar-benar kosong dan kemudian berat mereka naik setengah kali lipat.
Setelah meninggalkan Alaska, burung-burung itu menuju ke selatan di atas Kepulauan Aleutian dan ke Samudra Pasifik. Angin timur yang kuat diduga menjadi salah satu faktor yang memperpanjang perjalanan 4BBRW, dengan mendorong mereka menuju Australia.
ADVERTISEMENT
Data satelit menyebutkan panjang penerbangan 4BBRW di bawah 12.854 km, dan bila kesalahan pembulatan diperhitungkan, jarak perjalanan akan menjadi sekitar 12.200 km. Diperkirakan bahwa total waktu yang dihabiskan untuk melakukan penerbangan ini adalah 224 jam.
Catatan ini menjadikan 4BBRW sebagai pemegang rekor dunia untuk penerbangan burung tanpa henti. Rekor sebelumnya dipegang oleh godwit ekor batang yang dikenal sebagai E7 pada tahun 2007, dengan kemampuan terbang 11.680 km.
Masih menjadi misteri bagaimana burung-burung tersebut dapat menempuh jarak yang begitu jauh.
Dr Jesse Conklin dari The Global Flyway Network mengatakan bahwa burung-burung ini memiliki kemampuan untuk mengetahui di mana mereka berada. Meskipun belum dapat dijelaskan, tetapi peneliti meyakini bahwa mereka memiliki semacam GPS.
ADVERTISEMENT
Peneliti percaya bahwa rute melintasi Pasifik berfungsi sebagai "koridor ekologis" yang relatif bebas dari risiko penyakit dan predator.
4BBRW diperkirakan tidak tidur selama perjalanan, dan mereka hampir terus-menerus mengepakkan sayapnya. Namun setelah mencapai Selandia Baru, mereka dapat tertidur selama berhari-hari.
Menurut Dr Conklin, 4BBRW memiliki tingkat energi bahan bakar yang sangat efisien. Selain itu, mereka juga dirancang seperti jet tempur dengan sayap yang panjang dan runcing serta desain yang sangat ramping yang memberikan banyak potensi aerodinamis.
Namun, di balik ketangguhannya dalam mengudara, bar-tailed godwit menghadapi banyak ancaman yang membahayakan populasinya. Menurut situs Animalia, burung ini terancam kehilangan habitatnya karena pembangunan pemukiman dan komersial, perluasan pertanian, pertambangan, perubahan iklim dan cuaca. Di samping itu, perburuan di beberapa daerah jangkauan mereka, polusi, gangguan manusia, dan wabah penyakit menular juga masih menghantui bar-tailed godwit.
ADVERTISEMENT
Sumber:
https://www.theguardian.com/environment/2020/oct/13/jet-fighter-godwit-breaks-world-record-for-non-stop-bird-flight
https://www.independent.co.uk/news/science/godwit-record-bird-flight-alaska-global-flyway-network-b1035517.html
http://animalia.bio/bar-tailed-godwit