Teriakan Lebah Madu

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2019 8:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hubungan sosial yang terjalin dalam suatu koloni lebah madu sangatlah canggih dan kompleks.
ADVERTISEMENT
Lebah madu atau yang dikenal dengan nama ilmiah Apis mellifera adalah salah satu jenis serangga yang sangat unik dan menarik. Lebah madu merupakan satu-satunya jenis serangga yang dapat menghasilkan makanan yang menyehatkan manusia, yaitu madu dan lilin lebah. Lebah madu juga dikenal sebagai serangga sosial dan kooperatif.
Hubungan sosial yang terjalin dalam suatu koloni lebah madu sangatlah canggih dan kompleks. Mereka memiliki hierarki yang ketat di mana setiap lebah mengetahui pekerjaan dan tempatnya. Untuk menjaga agar hubungan sosial antara lebah dalam satu koloni tetap berjalan, lebah sangat bergantung pada berbagai bentuk komunikasi, misalnya, melalui sinyal kimia, impuls listrik, gerakan (seperti tarian bergoyang), dan suara.
Telah lama diketahui bahwa lebah madu mampu berkomunikasi dengan menggunakan suara "rejan" yang tidak terdengar oleh telinga manusia. Awalnya, para ilmuwan berasumsi bahwa komunikasi ini digunakan sebagai sinyal bagi lebah lain untuk menghentikan apa yang mereka lakukan, namun, penelitian baru menunjukkan bahwa suara bising yang dikeluarkan mungkin hanya merupakan ekspresi terkejut.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1950-an, para peneliti memperhatikan bahwa sinyal yang dihasilkan oleh lebah madu ini sering diikuti oleh lebah yang saling bertukar makanan, sehingga mereka berhipotesis bahwa sinyal itu adalah bentuk permintaan makanan antara lebah. Belakangan, ditemukan bahwa sinyal ini dihasilkan ketika satu lebah mencoba menghalangi lebah lain untuk melakukan tarian bergoyang atau untuk memberi tahu tempat mencari makan. Sinyal ini ditafsirkan sebagai perintah "berhenti" untuk memperingatkan lebah madu lainnya agar tidak mencari makanan di lokasi yang mungkin berbahaya, misalnya karena adanya predator atau peneliti yang mengganggu lebah untuk tujuan percobaan.
Untuk mengetahui lebih lanjut, Martin Bencsik dan rekan-rekannya dari Universitas Nottingham Trent di Inggris melakukan penelitian terkait dengan sinyal atau suara bising yang dihasilkan oleh lebah madu. Lebah memang menghasilkan getaran dengan otot sayapnya yang tidak terdengar oleh manusia, tetapi, getaran ini dapat dideteksi oleh akselerometer yang tertanam dalam sarang lebah. Oleh karena itu, dalam penelitian tersebut, mereka menggunakan akselerometer untuk merekam getaran dalam dua sarang lebah di Inggris dan Prancis selama setahun. Kemudian mereka menggunakan perangkat lunak untuk memindai rekaman dan mengidentifikasi sinyal. Beberapa sinyal ini telah dikumpulkan dan dikonversi menjadi klip suara.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan klip suara yang didapatkan, mereka menemukan bahwa sinyal terjadi jauh lebih umum daripada yang kita duga, walaupun akselerometer hanya menangkap sinyal sekitar enam sampai tujuh menit dari sebagian kecil sarang lebah. Menurut Bencsik tidak mungkin seekor lebah mencoba untuk menghambat lebah lain atau meminta makanan sesering itu. Mereka juga menemukan bahwa sebagian besar sinyal dihasilkan di malam hari, berbeda dengan tarian bergoyang, yang terjadi pada siang hari ketika lebah mencari makan. Disamping itu, sinyal seperti ini mudah diperoleh dari ratusan lebah secara massal ketika dinding kayu sarang diketuk dengan lembut.
Dengan menempatkan kamera di dalam sarang, para peneliti menemukan bahwa sinyal terjadi bukan ketika lebah sedang bergoyang atau bertukar makanan. Rekaman video dari dalam sarang menunjukkan bahwa sebagian besar lebah memancarkan suara kecil setelah seekor lebah lain menabrak mereka, sama halnya ketika kalian mengatakan "whoa!" saat orang asing tiba-tiba mendorong Anda di trotoar yang ramai.
ADVERTISEMENT
Bencsik dan tim menyarankan bahwa pada sebagian besar kasus, lebah yang terkejut akan menghasilkan sinyal. Mereka juga mengusulkan bahwa sinyal yang dihasilkan lebah madu ini harus disebut dngan istilah sinyal "rejan" dan bukan lagi sinyal "berhenti".
Bencsik mengungkapkan bahwa dalam mengungkapkan hasil pada penelitian ini, tidak ada manipulasi terhadap lebah dengan cara apa pun. Hasilnya memang tidak terduga dan meninggalkan lebih banyak misteri terkait getaran getaran lebah madu. Bencsik juga menambahkan bahwa lebah sama seperti manusia yang dapat mengeluh lebih banyak ketika berada dalam masa sulit. Dengan fakta ini, sangat dimungkinkan untuk mengetahui tingkat stres koloni lebah madu berdasarkan frekuensi teriakan kecil yang dikeluarkan.
Koloni Lebah Madu. Sumber Gambar : Pixabay
Sumber :
https://www.newscientist.com/article/2121275-honeybees-let-out-a-whoop-when-they-bump-into-each-other/
https://www.sciencealert.com/bees-make-a-ridiculously-cute-whoop-noise-when-they-re-startled
ADVERTISEMENT
http://mentalfloss.com/article/92331/honeybees-go-whoop-when-they-bump-each-other