Ternyata Bukan Gigitan Nyamuk yang Membuat Gatal, Tapi Tubuhmu Sendiri

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
12 Februari 2021 4:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kamu sedang asik-asiknya menonton drama Korea kesukaanmu di ruang keluarga bersama kakak dan adikmu, ketika tiba-tiba muncul rasa gatal di kulitmu. Tanpa berpikir panjang, kamu pun secara refleks menggaruknya. Kulitmu jadi memerah dan terasa semakin gatal. Setelah kamu perhatikan, ternyata kamu digigit nyamuk. Tapi mengapa gigitan nyamuk tersebut terasa gatal?
Nyamuk yang hinggap di tangan. Sumber gambar: Wikimedia Commons.
Ada beberapa hal yang terjadi saat nyamuk menggigit mangsanya, bisa manusia atau hewan mamalia yang lain. Sebagai permulaan, nyamuk akan menggunakan probosis atau mulut penghisap untuk menusuk kulit mangsanya. Ketika kulit berhasil ditembus oleh nyamuk, dengan cepat mereka akan mencari pembuluh darah dan memulai proses penghisapan darah. Nyamuk dapat menghisap dengan kuat sampai-sampai pembuluh darah magnsanya pecah. Pada saat yang darah dipompa keluar dari dalam tubuh manusia, sebagai gantinya nyamuk melepaskan saliva ke dalam pembuluh darah mangsanya.
ADVERTISEMENT
Saliva nyamuk berfungsi untuk mencegah pembekuan darah di bagian tubuh manusia yang sedang dihisap. Hal tersebut membuat nyamuk dapat menghisap darah secepat mungkin sampai kenyang dan memberi mereka kesempatan untuk kabur sebelum manusia menyadarinya dan menepuk mereka hingga mati. Saliva tersebutlah yang sebenarnya merangsang terjadinya reaksi alergi di dalam tubuh manusia yang mengakibatkan benjolan dan rasa gatal yang diasosiasikan dengan gigitan nyamuk. Tapi belum selesai penjelasannya. Saliva hanyalah merangsang reaksi alergi, bukan zat yang membuat rasa gatal itu muncul. Jadi apa dong alasannya?
Dalam proses penghisapan darah, ada dua saluran yang digunakan oleh nyamuk. Saluran pertama yang disebut labrum digunakan untuk mengalirkan darah dari tubuh manusia ke dalam tubuh nyamuk. Sementara untuk menyalurkan saliva ke dalam tubuh mangsanya, nyamuk menggunakan hipofaring. Saliva nyamuk terdiri hingga 19 enzim dan protein. Terhadap enzim dan protein inilah tubuh manusia bereaksi. Selanjutnya, sistem kekebalan tubuh manusia akan berusaha menyembuhkan luka tusukan nyamuk dan melawan zat-zat yang menyebabkan alergi tersebut dengan mengeluarkan senyawa organik yang disebut histamin. Histamin inilah yang membuat rasa gatal pada kulit manusia.
ADVERTISEMENT
Menarik bukan? Ternyata bukan gigitan nyamuk-lah yang sebenarnya membuat manusia merasa gatal, tapi tubuh mereka sendiri. Sayangnya meskipun kamu sudah tau fakta ini, kamu tidak akan berhenti menggaruk ketika ada nyamuk yang menggigitmu. Kemungkinan besar kamu akan terus menggaruk sampai kamu merasa puas. Namun hati-hati, garukanmu juga dapat melukai kulitmu dan membuat luka tersebut terkontaminasi dengan kotoran. Hal tersebut dapat berlanjut menjadi infeksi bakteri.
Namun jika kamu mendiamkan nyamuk untuk terus menghisap darahmu, ada penyakit lain yang mungkin saja dapat menghinggapimu seperti malaria, sakit kuning, demam berdarah, dan chikungunya. Wah, bikin repot saja ya nyamuk ini. Jadi apa dong yang harus dilakukan?
Tentu saja beberapa cara pencegahan dapat dilakukan agar nyamuk tidak sampai mengigitmu. Cara-cara yang dapat digunakan di antaranya adalah menggunakan produk pengusir nyamuk, memasang kelambu, menggunakan kipas angin, memastikan tidak ada genangan air, membersihkan lingkungan sekitar rumah, mengoleskan minyak atau lotion anti nyamuk, dan cara-cara lainnya.
ADVERTISEMENT