Waspada Bencana Di Wilayah Anda: Kenali Potensi Bencana dan Tips Siaga Bencana

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 Januari 2021 11:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, kita sudah hafal mengenai posisi negara Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan berada di antara tiga lempeng tektonik. Pelajaran dan hikmah apa yang bisa kita petik dari informasi tersebut?
Gempa bumi di Chile tahun 2010 | Wikimedia commons
Bencana geologi
ADVERTISEMENT
Berada di antara tiga lempeng tektonik –Lempeng Pasifik, Eurasia, dan Hindia-Australia− menyebabkan posisi Indonesia rawan akan bencana geologi seperti: gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki ancaman bencana geologi, baik dari skala kecil hingga skala besar.
Menurut BNPB, ancaman gempa bumi menyebar di hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, mulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua.
Hanya Pulau Kalimantan bagian barat, tengah, dan selatan yang tidak ditemukan sumber titik gempa bumi. Pada wilayah tersebut, gempa dan guncangan bumi akan sangat jarang terjadi. Pun jika terasa guncangan gempa bumi di wilayah tersebut, maka kemungkinan getaran gempa berasal dari titik gempa yang berada di wilayah Laut Jawa dan Selat Makassar.
ADVERTISEMENT
Berada di antara tiga lempeng tektonik tersebut juga menjelaskan mengapa di Indonesia memiliki banyak gunung api aktif. Jika Anda berada di sekitar wilayah gunung api aktif, maka tetaplah siaga dan aktif mencari info seputar aktivitas gunung api. Info sebaran gunung api di Indonesia bisa disimak dan dipelajari di situs resmi Magma Kementerian ESDM.
Sementara itu untuk bencana tsunami, BMKG telah membuat peta sebaran potensi tsunami di Indonesia. Wilayah yang rawan bencana tsunami adalah Pantai Barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Pantai Selatan dan Utara NTT, Pantai Utara Papua, Pantai Timur Manado, Pantai Timur Menado, Pantai Barat Maluku, Pantai Utara Sulawesi, Toli-Toli, Bagian Barat Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di Ambon.
BMKG juga telah menyusun katalog tsunami di Indonesia yang terjadi sejak tahun 416 hingga tahun 2018. Katalog tersebut memaparkan waktu dan lokasi kejadian, magnitude tsunami, jumlah korban jiwa, serta pemicu tsunami –pergerakan lempeng tektonik, gempa, longsoran di dasar laut, atau longsoran/letusan gunung api−
ADVERTISEMENT
Bencana hidrometeorologi
Berada di garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia beriklim tropis dengan dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Musim penghujan, musim kering, dan masa peralihan musim akan memicu terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan, dan angin kencang atau puting beliung.
Indonesia memiliki klasifikasi wilayah berdasarkan 3 pola curah hujan dengan periode dan puncak curah hujan yang berbeda yaitu monsoon, ekuatorial, dan lokal. Dengan pola dan wilayah yang berbeda, maka waktu potensi terjadinya bencana hidrometeorologis akan berbeda pula. Wilayah dengan pola monsoon misalnya, memiliki risiko banjir tinggi pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Pemantauan dan prediksi cuaca wilayah Indonesia dapat dilihat melalui situs dan aplikasi resmi BMKG.
Contoh tas darurat bencana | US National Archives
Tips siaga bencana
ADVERTISEMENT
Setelah mengenali potensi bencana di sekitar Anda, selanjutnya penting untuk merencanakan kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana. BNPB merekomendasikan rencana kesiapsiagaan, dimulai dari keluarga seperti: 1) Analisis ancaman di sekitar, 2) Identifikasi titik kumpul dan rute evakuasi, 3) Nomor kontak penting, 4) Identifikasi lokasi untuk mematikan air, gas dan listrik, 5) Identifikasi titik aman di dalam bangunan/rumah, 6) Identifikasi anggota keluarga yang rentan (anak-anak, lanjut usia, ibu hamil, penyandang disabilitas).
Selanjutnya adalah persiapan Tas Darurat Bencana yaitu tas yang disiapkan jika bencana atau kondisi darurat terjadi. Tas darurat bencana berisi: 1) Air minum untuk 3 hari, 2) Makanan/snack tahan lama, 3) Obat-obatan P3K, 4) Peluit untuk memberi tanda minta tolong, 5) Masker debu, 6) Pakaian dan alat mandi, 7) Penerangan seperti senter, lilin/korek api, 8) Radio/ponsel dan baterai, 9) Uang, 10) Surat-surat penting. Sebagai persiapan, Anda juga bisa bisa memindai surat-surat penting, kemudian disimpan di email atau cloud storage pribadi.
ADVERTISEMENT