Waspada! Polusi Udara Berpotensi Menyebabkan Kebutaan

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 Februari 2021 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Polusi udara yang disebabkan oleh limbah asap pabrik | Gambar oleh marcinjozwiak dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Polusi udara yang disebabkan oleh limbah asap pabrik | Gambar oleh marcinjozwiak dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Polusi udara adalah masalah global yang tidak dapat dihindari banyak orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari 90 persen populasi dunia tinggal di tempat dengan tingkat kualitas udara melebihi ambang batas. Paparan polutan dalam jangka panjang ini akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernapasan serta kerusakan organ. Studi terbaru menemukan bahwa polusi udara juga dapat mengaburkan penglihatan di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Ophthalmology ini berhasil menemukan pengaruh polutan partikel halus terhadap degenerasi makula, penyakit mata terkait usia (AMD) yang dapat menyebabkan kebutaan permanen.
Polusi disebabkan oleh polutan berupa bahan partikulat (debu, jelaga, dan lainnya), ozon troposferik, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan gas lainnya, yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, industri berat, dan kebakaran kayu.
Salah satu jenis partikulat polusi adalah partikel halus atau PM2,5. Walaupun berukuran kurang dari 2,5 mikrometer, PM2.5 sangat berbahaya. Partikel ini dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan masuk ke aliran darah, menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.
Sementara itu, degenerasi makula terkait dengan kebocoran pembuluh darah di bagian belakang mata dan gumpalan kecil lemak serta protein yang menumpuk di makula, bagian mata di tengah retina. Genetika dan rokok merupakan salah satu faktor risiko utama untuk kondisi ini. Namun, peneliti menduga ada keterkaitan antara penyakit ini dengan PM2.5.
ADVERTISEMENT
Untuk analisis, para peneliti mengambil data dari ribuan orang yang terdaftar di UK Biobank dan memperkirakan tingkat polusi udara tahunan di sekitar rumah mereka menggunakan kumpulan data lain yang tersedia untuk umum.
Sejak tahun 2006, hampir 116.000 orang diminta untuk melapor jika terdiagnosis mengalami degenerasi makula.
Dari kelompok tersebut, 52.062 orang juga telah diperiksa penglihatannya dan diukur ketebalan retinanya, sebagai indikator adanya perubahan pada kesehatan mata mereka.
Studi menemukan bahwa peserta yang terpapar polusi udara partikel halus atau PM2.5 dengan kadar yang lebih tinggi, memiliki tingkat AMD yang lebih tinggi juga.
Paparan polutan lain, seperti nitrogen dioksida juga mempengaruhi perubahan ketebalan retina, yang terdeteksi pada pencitraan.
Para peneliti menyarankan bahwa polusi udara dapat mempengaruhi mata secara tidak langsung melalui peradangan dan stres oksidatif, dua mekanisme pertahanan tubuh terhadap materi asing.
ADVERTISEMENT
Bukan pertama kalinya polusi udara dikaitkan dengan penyakit mata. Sebuah studi tahun 2019 yang meneliti tentang glaukoma menemukan bahwa tingginya kadar rata-rata partikulat halus terkait dengan peningkatan kasus glaukoma, yang memengaruhi saraf optik.
Studi populasi secara luas seperti ini dilakukan untuk memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti gaya hidup, yang memengaruhi risiko penyakit. Walaupun masih awal dan membutuhkan pembuktian lanjutan, temuan ini menambah bukti tentang efek merusak dari polusi udara ambien, bahkan dalam paparan yang relatif rendah.
"Kabar baiknya adalah polusi udara ambien dapat dikendalikan dan penyakit yang ditimbulkannya dapat dicegah," tulis Philip Landrigan, seorang dokter kesehatan masyarakat dan ahli epidemiologi dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Landrigan, kota dan negara perlu beralih ke sumber energi non-polusi, mendorong perjalanan aktif dengan sepeda atau berjalan kaki, meningkatkan sarana transportasi, dan mendesain ulang proses industri untuk menghilangkan limbah.
Sementara itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memperkuat bukti seputar risiko jangka panjang yang ditimbulkan polusi udara terhadap kesehatan mata.
Sumber:
https://www.sciencealert.com/air-pollution-linked-to-deteriorating-vision-in-older-age-study-finds
https://bjo.bmj.com/content/early/2021/01/11/bjophthalmol-2020-316218