4 Orang Tewas dalam Bentrokan Warga di Mesuji, Lampung

Konten Media Partner
17 Juli 2019 19:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beberapa korban yang meninggal dunia akibat bentrok di tanah Register 45, Kelompok Mekar Jaya, Mesuji, Lampung, Rabu (17/7) | Foto: Ist.
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa korban yang meninggal dunia akibat bentrok di tanah Register 45, Kelompok Mekar Jaya, Mesuji, Lampung, Rabu (17/7) | Foto: Ist.
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Mesuji - Bentrokan warga terjadi di wilayah Tanah Register 45 milik Kelompok Mekar Jaya Abadi di Mesuji, Lampung, sekitar pukul 11.00 WIB, Rabu (17/7). Empat orang tewas akibat peristiwa itu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun Lampung Geh, bentrokan bermula ketika seseorang tak dikenal datang membawa alat bajak (traktor) ke Tanah Register 45. Orang itu lalu melakukan pembajakan di tanah seluas setengah hektare milik warga bernama Yusuf (41 tahun) itu.
Salah satu warga Kelompok Mekar Jaya Abadi mengetahui hal tersebut. Kemudian, ia memukul kentongan untuk mengumpulkan warga lain. Para warga yang sudah berkumpul langsung merebut alat bajak tersebut dan menanyakan siapa yang menyuruh orang tak dikenal itu melakukan pembajakan.
Tidak lama kemudian, operator bajak pulang. Namun, sekelompok warga Kelompok Mesuji Raya, Pematang Panggang, lalu datang dengan membawa senjata tajam dan melakukan penyerangan terhadap warga Kelompok Mekar Jaya Abadi yang merebut alat bajak.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Kelompok Mekar Jaya Abadi melakukan perlawanan, sehingga terjadi bentrokan antara dua kelompok itu. Akibat kejadian tersebut, 4 warga Kelompok Mesuji Raya tewas. Saat ini, keempat jenazah itu sudah berada di Puskesmas Simpang Pematang.
Sementara itu, 8 warga Kelompok Mekar Jaya Abadi juga mengalami luka bacok dan luka tembak. Mereka saat ini sedang dirujuk ke Klinik Asa Medika, Simpang Pematang, Mesuji.
Saat dikonfirmasi, Kapolres Mesuji, AKBP Eddie Purnomo, belum membalas pesan Whatsapp yang dikirimkan reporter Lampung Geh. (*)
---
Laporan reporter Lampung Geh Obbie Fernando
Editor: Asa Nirwana
Ilustrasi bentrokan. Foto: Muhammad Faisal/kumparan