Begini Kondisi Jalan Ryacudu, Akses Menuju Gerbang Tol Kotabaru

Konten Media Partner
15 Maret 2019 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kendaraan yang sedang berjalan pelan menghindari lubang di jalan Ryacudu yang merupakan akses menuju gerbang Tol Kotabaru jumat (15/3) | foto: Latifah Desti Lustikasari/Lampung Geh
Lampung Geh, Bandar Lampung - Jalan sepanjang jalur dua Korpri (jalan Ryacudu) Sukarame, Kota Bandar Lampung merupakan ruas jalan yang menjadi akses utama menuju Gerbang Tol Kotabaru.
ADVERTISEMENT
Tol inilah yang menghubungkan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Kotabaru-Lematang dan Kotabaru-Natar, sehingga sejak beroperasinya Jalan Tol Trans Sumatera volume kendaraan yang melintasi ruas jalan ini semakin banyak dan ramai.
Tidak melulu didominasi kendaraan roda dua maupun roda empat warga setempat dan mahasiswa saja, tetapi juga kendaraan besar menuju luar kota turut lalu-lalang di ruas Jalan Ryacudu ini.
Peresmian Jalan Tol Trans Sumatera sepekan silam pada 8 Maret 2019, oleh presiden RI, Joko Widodo tidak serta-merta membuat kondisi jalan penghubung dari pusat kota menuju Gerbang Tol Kotabaru kondisinya kian membaik.
Berdasarkan pantauan reporter Lampung Geh pada jumat (15/3), tampak lubang bertaburan di berbagai lokasi jalan dengan kedalaman rata-rata sekitar 15 cm dan lebar yang beraneka ragam.
ADVERTISEMENT
Di lokasi depan sebuah mini market, bahkan lebar lubang tidak dapat diperkirakan lagi lantaran kondisi aspal jalan yang retak di mana-mana dan hancur cukup parah. Membuat material tanah, kerikil dan pecahan aspal berserakan di permukaan jalan.
Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya debu-debu yang berterbangan setiap ada kendaraan yang melintas, lengkap dengan bayangan pepohonan yang menyamarkan lubang-lubang jalanan.
Hal ini tentu sangat menganggu dan membahayakan pengguna jalan yang melintas. Keberadaan tol yang digadang-gadang dapat mempercepat perjalanan, justru akan berimbas petaka jika pengendara yang melintas tidak awas.
Lubang di ruas jalan jalur dua Korpri yang tidak tampak jelas karena tertutupi debu dan bayangan pepohonan | foto: Latifah Desti Lustikasari/Lampung Geh
Edi (46) salah satu pedagang kaki lima di Jalan Ryacudu mengaku bersyukur atas adanya Jalan Tol Trans Sumatera, karena semakin banyak kendaraan yang singgah di lapak es kelapa mudanya. Namun bersamaan dengan itu Ia juga menyayangkan atas ketidakpedulian pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
"Kemaren waktu Pak Presiden mau lewat, pagi di aspal dulu itu. Tapi atasnya aja, dan gak semua. Setelah lewat fly over itu kan kelihatan aspalnya baru. Tapi ujung Ryacudu sini enggak," bebernya pada Lampung Geh.
Ia juga menceritakan perihal seringnya terjadi kecelakaan yang rata-rata dialami pengendara roda dua lantaran terpeleset saat menghindari lubang, hingga terselip oleh kerikil yang bertaburan.
"Kemaren sore itu, pas maghrib ada mahasiswa yang kecelakaan. Memang gak sampai fatal, cuma lecet-lecet ringan aja. Tapi sering sekali di sini kecelakaan," pungkas Edi.
Senada dengan Edi, Lamtana salah satu warga setempat juga membenarkan perihal seringnya terjadi kecelakaan di jalan akses Gerbang Tol Kotabaru itu.
ADVERTISEMENT
"Di sini itu gak cuma sering kecelakaan. Tapi kalau hujan banjir juga. Kasihan mahasiswa-mahasiswa yang tiap hari lewat sini, jalan dan lubangnya ketutup genangan air, gak kelihatan," resahnya.
Edi menambahkan, bahwa masyarakat sekitar sudah berupaya untuk swadaya menutup lubang yang menganga di sekitar Jalan Ryacudu dengan bongkahan batu. Namun upaya itu tentu tidak cukup mengatasi permasalahan jalan yang rusak.
Terlebih saat intensitas hujan cukup tinggi seperti saat ini, keberadaan sistem drainase yang buruk juga semakin mempercepat proses pengikisan aspal jalan yang juga padat dilalui kendaraan setiap saat.
"Kalau rakyat kecil gini bisanya ya mengharapkan yang terbaik dari pemerintah. Kami sudah berupaya membayar pajak sebagai kewajiban. Tinggal menunggu saja pemerintah membenahi infrastruktur untuk masyarakat," tutup Edi. (*)
ADVERTISEMENT
---
Laporan reporter Lampung Geh Latifah Desti Lustikasari
Editor : M Adita Putra