Di Depan Menteri BUMN, Gubernur Lampung Paparkan Pemulihan Ekonomi Desa

Konten Media Partner
16 Oktober 2021 19:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat memaparkan percepatan pemulihan ekonomi desa melalui sinergi dengan BUMN dan BUMDes di hadapan Menteri BUMN, Sabtu (16/10) | Foto : Ist
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat memaparkan percepatan pemulihan ekonomi desa melalui sinergi dengan BUMN dan BUMDes di hadapan Menteri BUMN, Sabtu (16/10) | Foto : Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Gubernur Arinal Djunaidi memaparkan upaya Pemprov Lampung melakukan percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui Sinergi BUMN dan BUMDes, di depan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam acara Sosialisasi Nasional Program Percepatan Implementasi Pertashop, di Balroom Hotel Radison, Sabtu (16/10).
Menteri BUMN Erick Tohir bersama Gubernur Lampung dalam acara Sosialisasi Nasional Program Percepatan Implementasi Pertashop, di Balroom Hotel Radison, Bandar Lampung, Sabtu (16/10) | Foto : Ist
Acara sosialisasi ini sendiri mengusung tema "Sinergi BUMN dan BUMDes dalam kebangkitan Ekonomi Desa" yang diikuti berbagai kalangan dan masyarakat. Hadir pula dalam kesempatan itu Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati.
Menteri BUMN Erick Tohir dalam acara Sosialisasi Nasional Program Percepatan Implementasi Pertashop, di Balroom Hotel Radison, Bandar Lampung, Sabtu (16/10) | Foto : Ist
Menurut Arinal, dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan pemulihan ekonomi, pihaknya terus membuat terobosan baru berupa program-program unggulan yang bersinergi dengan BUMDes dan Desa Mart.
ADVERTISEMENT
Dari 2.435 desa yang ada di Provinsi Lampung sudah ada 2.155 BUMDes yang berdiri dan yang sudah teregistrasi di Kementerian Desa PDTT sebanyak 1.707 BUMDes, dan 898 BUMDes sedang proses pendaftaran Berbadan Hukum di Kemenkumham, di Provinsi Lampung terdapat 5 (lima) BUMDes Bersama dan 3 (tiga) kawasan perdesaan prioritas nasional.
Arinal berpendapat dengan jumlah penduduk 9,5 juta orang dan konsumsi BBM yang tinggi merupakan potensi yang besar jika BUMDes dan BUMDes Bersama dapat ikut serta pada program Pertashop yang digagas oleh Kementerian Dalam Negeri RI, Kementerian BUMN dan PT Pertamina.
Ia juga menyampaikan Kehadiran Pertashop di desa selain untuk menjamin ketersediaan dan distribusi BBM, juga dimaksudkan untuk pemerataan ekonomi dan peluang usaha, sehingga akan membuka lapangan kerja dan pada akhirnya memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Ini penting, terlebih di masa pandemi COVID-19 ini, dimana dampaknya bukan hanya di sektor kesehatan saja, tetapi juga di sektor ekonomi," ujarnya.
Arinal mengatakan, pertashop merupakan perwujudan keseriusan pemerintah dalam membangun desa, menggeliatkan perekonomian desa, mendekatkan pelayanan BBM berkualitas ke desa supaya masyarakat bisa menikmati harga seperti SPBU dan kualitas produk serta takaran sama dengan SPBU.
Menurutnya manajemen keuangan pertashop harus dikelola dengan baik, transparan dan akutanbel. "Dengan demikian keberadaan Pertashop ini benar-benar memberikan manfaat yang maksimal. Bisa berkembang, sukses dan menjadi sumber kemakmuran dan kesejahteraan warga. Jika pengelolaannya berhasil, ini akan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain yang wilayahnya jauh dari SPBU," tuturnya.
Ia berharap Pertashop dan Pertamina Retail (pelumas dan gas elpiji) ini akan mendorong perkembangan UMKM, Desa mart, dan warung desa sehingga memicu pusat pertumbuhan ekonomi baru. Arinal juga berpesan kepada jajaran pemerintah desa, BUMDes dan masyarakat agar ikut menjaga, karena pertashop adalah objek vital desa.
ADVERTISEMENT
"BUMDes harus profesional, transparan dalam mengelola bidang usaha agar pertashop bisa tumbuh berkembang secara optimal," lanjut Arinal.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan sejauh ini sudah ada 1.033 pertashop di Sumatera dan 206 Pertashop di Provinsi Lampung. Ia berharap kerjasama denga pemerintah daerah harus terus diperbaiki dan ditingkatkan dengan azas kuncinya adalah gotong royong.
Ia juga berpesan agar program-program yang ada di Sumatera bisa mendorong kemandirian dan tidak terus terjebak dengan Jakarta sentris atau Jawa sentris.
"Sumatera harus bangkit dan harus punya kekuatan sendiri, saya juga memberanikan diri bagaimana kita terus menggulirkan program-program, baik itu di infrastruktur, pertanian dan wisata lokal untuk ditingkatkan," ujarnya. (**)