news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dies Natalis ke-7, Itera Resmikan Rumah Ibadah Multi Agama dan Teleskop OZT

Konten Media Partner
6 Oktober 2021 16:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Rumah Ibadah Multi Agama (RIMA) Itera berbarengan dengan momen Dies Natalis ke-7 Itera,Rabu (6/10) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Rumah Ibadah Multi Agama (RIMA) Itera berbarengan dengan momen Dies Natalis ke-7 Itera,Rabu (6/10) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Selatan - Dalam memperingati hari jadi ke-7 tahun Institut Teknologi Sumatera (Itera), Rumah Ibadah Multi Agama (RIMA) sebagai simbol toleransi dan kerukunan umat beragama diresmikan oleh Rektor Prof Mitra Djamal, Rabu (6/10).
Rektor Itera Prof Mitra Djamal saat menunjukkan buku Memoar Ofyar Zainudin Tamin, Rabu (6/10) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
RIMA Itera dibangun atas inisiasi Rektor pertama Itera, yakni mendiang Prof Ofyar Z Tamin, dan pembangunannya dimulai sejak April 2021. RIMA Itera merupakan bentuk semangat untuk menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama, dimulai dari lingkungan kampus, yang mencakup 6 agama di Indonesia yakni, Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Spesifikasi teleskop Ofyar Z Tamin (OZT) yang terletak di Taman MKG Itera, Rabu (6/10) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Rektor Itera Prof Mitra Djamal mengatakan, RIMA Itera dapat memfasilitasi kegiatan mahasiswa yang berasal dari masing-masing agama dengan tetap menjaga kerukunan dan saling bertoleransi.
Peresmian stasiun Teleskop OZT, yang diambil dari nama Rektor pertama Itera Ofyar Z Tamin, Rabu (6/10) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
"Mahasiswa kita berasal dari berbagai macam suku, dari Aceh sampai Papua, serta dari agama yang berbeda-beda. Maka kita fasilitasi kegiatan mahasiswa melalui RIMA Itera yang mencakup enam agama," ujar Rektor.
Rumah ibadah pemeluk agama Hindu yang ada di kawasan RIMA Itera, Rabu (6/10) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Prof Mitra Djamal berharap, melalui RIMA Itera, mahasiswa dapat melaksanakan perintah agamanya, seperti beribadah. RIMA Itera terdiri dari satu bangunan besar di bagian tengah yang dapat digunakan untuk kegiatan bersama, serta enam bangunan lainnya untuk masing-masing agama yang mengelilingi bangunan utama.
Rumah ibadah pemeluk agama Islam yang ada di kawasan RIMA Itera, Rabu (6/10) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
"Ini yang membedakan Itera dengan Perguruan Tinggi lainnya. Dengan harapan, di lingkungan kampus tercipta kerukunan, saling menghormati antar pemeluk agama, dan tetap respect kepada pemeluk agama lain," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, diresmikan juga teleskop Ofyar Z Tamin, dimana nama tersebut diambil dari nama Rektor pertama Itera yang telah mendedikasikan diri dalam pembangunan dan kemajuan Itera sejak pertama kali berdiri, yaitu pada tahun 2014. Teleskop
Teleskop OZT adalah teleskop robotik buatan Astelco System GmbH, Jerman, yang merupakan teleskop untuk program stasiun pemantauan Bulan internasional yang digagas oleh Kerajaan Arab Saudi atau disebut dengan International Moon Sighting Station Program (IMSSP).
Teleskop yang dihibahkan kepada Itera dan dikelola oleh Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) adalah salah satu dari 14 teleskop pengamatan Bulan yang tersebar di berbagai belahan dunia. Teleskop ini mampu melakukan pengamatan Bulan secara robotik tanpa campur tangan manusia, dan dapat dikontrol dari jarak jauh melalui sistem internet.
ADVERTISEMENT
Teleskop tersebut memiliki spesifikasi, sistem optik Refraktor 3 lensa Aprokomat, dengan diameter lensa 152 mm, dan panjang fokus 1.200 mm.
"Harapannya, teleskop ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, terutama pemanfaatannya bagi civitas akademika Itera," harap Prof. Mitra Djamal.
Dalam kesempatan tersebut juga hadir istri almarhum Prof Ofyar Z Tamin, yakni Elkhasnet Ramaya. Elkha mengucapkan terima kasih kepada Itera yang telah memberikan penghargaan kepada mendiang suaminya tersebut.
"Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Itera, Prof Mitra dan Pak Sukrasno, yang telah memberikan penghargaan kepada bapak dengan memberikan nama stasiun teleskop OZT. Mudah-mudahan alat ini bermanfaat, karena terbatasnya alat ini di dunia," ujarnya.
Elkha berpesan agar teleskop tersebut dijaga dengan baik, serta digunakan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di Itera. "Ini sebuah penghormatan kita mendapatkannya, maka harus kita pelihara dengan baik. Gunakan semaksimal mungkin untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di Indonesia," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Itera pada tahun ini juga meluncurkan 2 buah buku, yaitu Buku 7 Tahun Institut Teknologi Sumatera, merupakan buku yang menjelaskan kondisi Itera selama 7 tahun, serta memaparkan rencana ke depan. Tahapan pendirian dan pengembangan Itera disampaikan mulai dari awal pendirian sampai dengan tahun ketujuh.
Kemudian yang kedua yaitu Buku Memoar Ofyar Zainuddin Tamin untuk mengenang seseorang yang sangat bekerja keras membangun berbagai infrastruktur kampus. Membangun pondasi dasar Itera yang kuat, kokoh, dan berkualitas pada bidang akademik, non-akademik, maupun pengembangan sarana-prasarana khususnya penunjang perkuliahan. Hingga berbagai fasilitas dapat dimanfaatkan seperti saat ini. (*)