Dipukul hingga Lompat ke Jurang, Dokter Alumni Unila Jadi Korban KKB di Papua

Konten Media Partner
16 September 2021 14:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) | Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) | Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Papua - Seorang dokter alumni Fakultas Kedokteran angkatan 2013 Universitas Lampung (Unila) jadi korban penyerangan KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021).
Kondisi saat penyerangan oleh KKB, Senin (13/9/2021) | Foto: Istimewa
Berdasarkan informasi yang Lampung Geh himpun dari rekan satu angkatan korban, dr Fuad Iqbal, mengatakan pada saat penyerangan tersebut, korban dr Restu Pamanggih, sedang bertugas di Puskesmas Kiwirok bersama dengan 4 rekan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Iya saya satu angkatan dengan dr Restu. Kalau saya bertugas di Distrik Tembagapura, sedangkan dr Restu di Distrik Kiwirok. Saya baru 3 bulan sedangkan dr Restu sudah 5 bulan berdinas di Papua," kata dr Fuad Iqbal saat dihubungi Lampung Geh.
"Waktu kejadian itu di Puskesmas untuk dokter dia (dr Restu) sendiri dan ada 4 tenaga medis lainnya total ada 5 orang," lanjutnya.
Ia juga mengatakan sebelum penyerangan tersebut terjadi, dr Restu masih sempat berkomunikasi dengan rekan lainnya. Bahkan mereka sempat menonton pertandingan sepak bola bersama.
"Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, jadi ceritanya itu kejadiannya kurang lebih pukul 9 pagi WIT. Pada saat itu sebelum kejadian, pagi subuh dr Restu masih bisa komunikasi dengan kami, nonton bola bareng kebetulan dia sukanya Liverpool," kata dr Fuad.
ADVERTISEMENT
"Mereka (KKB) mungkin saat itu ingin masuk ke perkampungan Distrik Kiwirok yang mana untuk simpatisan KKB dilarang untuk masuk ke dalam sana. Mungkin ada kesalahpahaman atau bagaimana antara tentara dengan KKB akhirnya saat itu terjadi baku tembak," lanjutnya.
"Saat dia ingin melarikan diri dari serangan simpatisan KKB itu, dia sempat melompat bersama dengan tenaga kesehatan yang lainnya ke jurang untuk menghindari serangan," ungkapnya.
Sempat hilang beberapa jam dari serangan tersebut, dr Restu berhasil ditemukan dalam keadaan selamat dengan menderita patah tulang lengan sebelah kanan. Namun sayang, satu rekan korban ditemukan dalam keadaan tewas.
"Berdasarkan informasi yang saya dapatkan sendiri, dr Restu ini sempat hilang beberapa jam dari titik poin tempat penyelamatan sampai akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Dari total 5 petugas kesehatan tersebut, ada satu yang meninggal," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Untuk kondisi terkini dr Restu yang saya dapatkan, dia ada patah tulang tangan sebelah kanan diagnosa Susp CF 1/3 medial OS ulna dextra. Ada pembengkakan juga mungkin karna pukulannya terlalu keras. Dia dirawat di pos pengamanan TNI masih di wilayah Kiwirok," pungkasnya. (*)