Fenomena Kabut Muncul di Beberapa Daerah di Lampung, Ini Kata BMKG

Konten Media Partner
11 Februari 2021 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampak matahari dan kabut tebal di Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung. Kamis (11/2) | Foto: Bella Sardio/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Tampak matahari dan kabut tebal di Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung. Kamis (11/2) | Foto: Bella Sardio/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Fenomena kabut terjadi di beberapa daerah di Lampung.
ADVERTISEMENT
Hal ini diakibatkan oleh suhu antara permukaan dan di lapisan permukaan relatif sama. Kamis, (11/2).
Seperti yang diungkapkan oleh Rudy Hariyanto selaku Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung, tentang penjelasan adanya kabut.
"Umumnya kejadian berkabut malamnya diawali dengan adanya hujan, baik intensitas ringan, sedang, ataupun lebat. Pagi harinya suhu antara permukaan dan suhu di lapisan atas permukaan relatif sama-sama dingin sehingga, uap air tidak langsung terangkat ke lapisan atas, " ungkapnya.
Pada daerah perbukitan, kabut lebih tebal dan bisa lebih lama. Kondisi ini dipengaruhi oleh sinar matahari.
Tampak kabut menutupi gedung UIN Raden Intan Lampung, Kota Bandar Lampung. Kamis (11/2) | Foto: M Adita/Lampung Geh
"Dan juga memang sinar matahari yang tertutup oleh awan sehingga sinar tidak langsung memantul ke daratan. Sehingga daerah yang cenderung perbukitan kabutnya relatif lama menunggu suhu di atas permukaan menghangat," lanjut Rudi.
Kabut menutupi bangunan puluhan lantai di Jalan Raden Intan, Tanjung Karang Pusat | Foto: Bery Decky/Lampung Geh
Ketika awan sudah terbuka sinar matahari mulai masuk dan kabut akan menghilang, terjadi kabut di pagi hari karena sinar matahari masih tertutup oleh awan sehingga suhu antara permukaan dan di atas permukaan relatif sama.
ADVERTISEMENT
"Kabut berlangsung tergantung suhu dan curah hujan di malam hari pada wilayah tersebut," kata Rudi.
Terkait tanda bencana alam, tidak ada tanda-tanda untuk kejadian kabut ini karena fenomena ini murni dari keadaan atmosfer. (*)
----
Laporan kontributor Lampung Geh: Laila Endah