Hari Ini, Agrowisata Melon Unila Resmi Dibuka untuk Masyarakat Umum

Konten Media Partner
22 April 2021 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
WR II Unila Asep Sukohar saat memetik melon di agrowisata Unila, Kamis (22/4) | Foto : Sidik Aryono /Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
WR II Unila Asep Sukohar saat memetik melon di agrowisata Unila, Kamis (22/4) | Foto : Sidik Aryono /Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Agrowisata Universitas Lampung resmi dibuka untuk umum, tersedia wisata petik buah melon, labu, hingga pasar takjil pada sore hari, Kamis (22/4).
ADVERTISEMENT
Agrowisata Unila, berlokasi di dalam lingkungan kampus, yakni berseberangan dengan Wisma Unila. Agrowisata Unila kali ini dikelola oleh Badan Pengelola Usaha (BPU) Unila, bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Unila, sehingga dalam proses penggarapan lahan dan penanamannya ditangani langsung oleh mahasiswa magang Fakultas Pertanian.
Agrowisata Unila tahun ini berbeda dari yang sebelumnya, yakni memiliki banyak jenis tanaman. Dan di atas lahan dengan luas sekitar 1 hektar ini terdapat tanaman di antaranya, Melon terdapat 4 jenis terdiri Stela, New Madesta, Alisa dan Golden Tavi. Ada juga Labu terdiri 2 jenis, yaitu labu madu F1 dan labu putih jenis Ruma F1. Kemudian ada timun jenis Metavy F1, Oyong jenis Anggun Tavi F1, dan Pare terdapat 2 jenis, yaitu Opal F1 dan Oktan F1. Ada pula tanaman semangka yang dinamai dengan semangka Inul, dan Jagung three colour, yang banyak digemari anak muda saat ini.
Tanaman buah melon siap panen yang ada di agrowisata Unila, Kamis (22/4) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Adapun jadwal buka Agrowisata Unila adalah, selama bulan puasa dari tanggal 22 April sampai 9 Mei, pukul 14.00 sampai 18.00 WIB, sedang jadwal buka setelah lebaran dari tanggal 20 Mei sampai selesai panen, dibuka dari pukul 08.00 sampai 17.30 WIB.
Tanaman labu yang ada di Agrowisata Unila, Kamis (22/4) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Di Agrowisata Unila, pengunjung dapat memetik buah secara langsung dengan didampingi oleh tour guide dari mahasiswa, agar pengunjung tidak kecewa karena salah memilih buah yang belum matang. Sebelum dibawa pulang, buah yang dipetik pengunjung akan ditimbang oleh petugas. Harga melon mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per kilogram. Sedangkan untuk masuk ke dalam kebun agrowisata, dikenai biaya tiket masuk sebesar Rp 10.000.
ADVERTISEMENT
Wakil Rektor II Unila Bidang Umum dan Keuangan Asep Sukohar mengatakan, agrowisata yang dalam prosesnya dikelola oleh BPU Unila melibatkan mahasiswa dari Fakultas Pertanian sampai dengan panen ini habis.
"Melihat yang sebelumnya, nanti kalau ada kebutuhan yang meningkat dan tidak terpenuhi, maka BPU akan menyediakan dari tempat lain. Dan kalau dilihat, ini bulan puasa, InsyaAllah pengunjung banyak yang sekalian ngabuburit ke sini," ujar Asep Sukohar.
Menurut Asep, satu keunggulan dari agrowisata ini juga menyediakan buah yang masih segar, yang dapat dipetik langsung dari pohonnya.
"Menangnya di sini buahnya masih fresh, bisa petik langsung dari kebun dan wisatanya juga bisa dinikmati sembari ngabuburit," tambahnya.
Dalam situasi pandemi COVID-19, menurut Asep Sukohar yang juga Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Unila menuturkan, tidak ada pembatasan pengunjung, namun protokol kesehatan tetap berlaku.
"Wajib diberlakukannya protokol kesehatan, memakai masker, jaga jarak, cuci tangan juga, handsanitizer juga ada, InsyaAllah semua sesuai prokes. Pengunjung bisa diatur, kalau membludak masih bisa diatur, jadi berapa yang masuk, nanti bergantian, sesuai dengan situasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Badan Pengelola Usaha (BPU) Unila Mustopa Endi Saputra Hasibuan mengatakan, selain agrowisata buah dan sayur, juga terdapat bazar takjil di stand yang telah disediakan.
"Jadi karena ini momenya Ramadhan, nanti kita juga ada bazar takjil dari UMKM terdekat. Ada sekitar 20 UMKM yang memang biasanya berjualan di pasar raya Unila, karena puasa pasar raya libur, jadi kita tarik ke sini," katanya.
Dari agrowisata ini diperkirakan hasil panen keseluruhan mencapai 10 ton, dengan perkiraan keuntungan sekitar Rp 50 juta. Dan dengan melibatkan mahasiswa dari awal proses agrowisata tersebut, menurut Endi juga sebagai perwujudan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dalam hal pendidikan dan penelitian. (*)