Ini Alasan Pejalan Kaki di Bandar Lampung Enggan Gunakan JPO

Konten Media Partner
11 April 2019 21:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 JPO di Jalan ZA Pagar Alam yang tampak lengang | foto: Latifah Desti Lustikasari/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
JPO di Jalan ZA Pagar Alam yang tampak lengang | foto: Latifah Desti Lustikasari/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Beberapa fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di pusat Kota Bandar Lampung tampak sepi pengguna.
ADVERTISEMENT
Pantauan Lampung Geh pada Kamis (11/4) di enam titik JPO, di Jalan ZA Pagar Alam depan Universitas Muhammadiyah, Jalan Teuku Umar depan Kantor PT KAI, Jalan Raden Intan depan Ramayana, Jalan Jend. Ahmad Yani depan Hotel Anugerah, Jalan RA Kartini depan RM Garuda dan Pasar Bambu Kuning.
Dua JPO di antaranya, yaitu Jalan Raden Intan depan Ramayana dan Jalan Teuku Umar depan Kantor PT KAI kondisinya cukup memprihatinkan, dengan anak tangga yang sudah rapuh dan berlubang.
Padahal JPO di Jalan Raden Intan yang menghubungkan antara pusat niaga Pasar Tengah dan Pasar Bawah merupakan salah satu JPO yang paling banyak dilintasi pejalan kaki.
JPO lain yang berada di pusat perniagaan yaitu di jalan RA Kartini depan Pasar Bambu Kuning, namun kondisinya jauh lebih baik, di mana lempeng besi dan anak tangganya tampak baru.
ADVERTISEMENT
Selebihnya JPO tampak berfungsi lebih sebagai tempat menaruh bilboard dan spanduk kampanye ketimbang tempat pejalan kaki menyebrang.
Spanduk yang berjajar di JPO depan Pasar Bambu Kuning | foto: Latifah Desti Lustikasari/Lampung Geh
Seperti yang berlokasi di Jalan Jend. Ahmad Yani depan Hotel Anugerah dan di Jalan ZA Pagar Alam depan Universitas Muhammadiyah, terpantau tidak ada satupun pengguna jalan yang menggunakan fasilitas publik tersebut.
Padahal JPO idealnya dibangun atas pertimbangan keselamatan dan keamanan pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan.
Rahma, pejalan kaki yang tengah menyeberang di Jalan Jend. Ahmad Yani, mengaku lebih memilih menyeberangi jalan langsung atas pertimbangan kepraktisan.
"Kelamaan kalo harus naik tangga dulu, lebih cepet langsung nyeberang." kata dia kepada Lampung Geh.
Hal serupa juga diungkapkan Siska (20) yang tampak menyeberangi ZA Pagar Alam tepat di bawah JPO, ia mengaku tidak pernah menggunakan fasilitas pejalan kaki tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kayaknya kalo di sini (di Jalan ZA Pagar Alam) gak perlu pake JPO deh, lalu lintas juga gak terlalu padet, masih memungkinkan buat langsung. Kalo kayak di BK (Pasar Bambu Kuning) satu jalur, jadi susah kan buat nyeberang," jelas Siska. (*)
---
Laporan reporter Lampung Geh Latifah Desti Lustikasari
Editor : M Adita Putra