Ini Hasil Identifikasi Polisi Atas Insiden Gantung Diri Mahasiswi Itera

Konten Media Partner
21 Januari 2021 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah tempat mahasiswi ITERA bunuh diri. Kamis (21/1) | Foto : Bella Sardio/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Rumah tempat mahasiswi ITERA bunuh diri. Kamis (21/1) | Foto : Bella Sardio/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Sukarame, Warsito menjelaskan hasil pemeriksaan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) menunjukkan bahwa insiden gantung diri yang dilakukan mahasiswi Itera, Zahra Syifa (21) merupakan aksi bunuh diri, Kamis (21/1).
ADVERTISEMENT
INAFIS berperan pada identifikasi seseorang melalui cara ilmiah pemeriksaan sidik jari. Polisi INAFIS hampir selalu dilibatkan dalam proses penyelidikan kejahatan. Sebagaimana dijelaskan Kapolsek Sukarame. "INAFIS ini adalah identifikasi dari kepolisian," ujarnya.
"Cuma dari INAFIS, itu kan identifikasi yang berkaitan pemeriksaan luar memang bunuh diri," lanjutnya Warsito.
Berdasarkan pemeriksaan luar tersebut, Warsito mengatakan tidak menemukan ciri kekerasan fisik.
"Tidak ada tanda-tanda kekerasan," ujarnya.
Warsito menambahkan keterangannya, pertama kali yang menemukan Zahra adalah pacarnya. Pacarnya merasa curiga saat datang ke tempat tinggal Zahra sekitar pukul 23.00 WIB. Kemudian dirinya mencoba menggedor pintu namun tak ada yang menjawab. Saat dirinya mengintip lewat jendela, ia melihat ada seseorang yang gantung diri. Lantas ia bersama warga mendobrak pintu rumah tempat tinggal Zahra.
ADVERTISEMENT
Dari asil pemeriksaan saksi dan keterangan kerabat korban, sementara ini Zahra nekat mengakhiri hidupnya, diduga karena depresi.
"Sementara diduga depresi," ungkap Kapolsek Sukarame, Warsito. (*)