Kesaksian Sarminah Saat Atap Rumahnya Terbang oleh Angin Puting Beliung

Konten Media Partner
5 Agustus 2021 15:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sarminah saat ditemui Lampung Geh dan menunjukkan atap rumahnya yang terbang oleh angin puting beliung, Kamis (5/8) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Sarminah saat ditemui Lampung Geh dan menunjukkan atap rumahnya yang terbang oleh angin puting beliung, Kamis (5/8) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Sarminah, salah satu warga yang atap rumahnya diterbangkan angin puting beliung menceritakan kejadian pada Rabu (4/8) malam.
Atap rumah Sarminah yang terbang oleh angin puting beliung sementara ditambal menggunakan terpal plastik berwarna biru, Kamis (5/8) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Rumah Sarminah berada di Kelurahan Panjang Selatan, Kecamatan Panjang. Rumah Sarminah berada di kawasan pemukiman padat penduduk, tepatnya di bagian lantai 2, atap rumah Sarminah diterbangkan oleh angin puting beliung.
Penampakan atap rumah Sarminah yang rusak oleh angin puting beliung di Kecamatan Panjang, Bandar Lampung, Kamis (5/8) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
Wanita berusia 70 tahun tersebut sudah berada di kamarnya, di lantai dua sedang bersiap untuk tidur. Namun, tiba-tiba lampu di kamarnya berputar-putar.
Sarminah saat ditemui Lampung Geh dan menunjukkan atap rumahnya yang terbang oleh angin puting beliung, Kamis (5/8) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
"Saya tadi malam mau tidur, terus melihat lampu itu muter-muter, dan ada suara, mirip suara helikopter," tuturnya pada Lampung Geh, Kamis (5/8).
ADVERTISEMENT
Sanking paniknya, Sarminah kesulitan untuk bangun karena kakinya lemas. Tidak hanya itu, Sarminah juga hanya seorang diri di lantai 2, karena anggota keluarga yang lain masih berada di lantai bawah.
"Saya nggak bisa bangun karena kaki saya lemes. Jadi pas saya keluar kamar, asbes atap rumah sudah nggak ada. Lalu saya turun karena sudah dipanggil sama anak suruh turun," ungkapnya.
Setelah atap rumahnya rusak, sementara dibiarkan melompong begitu saja, karena keadaan malam hari dan listrik sempat padam. Kemudian, Sarminah beserta anggota keluarga yang lain memindahkan kasur ke kamar bagian bawah untuk tidur sementara.
"Pas paginya baru dipasang terpal, itu aja minjem sama pak RT," katanya.
Diketahui, di rumah tersebut, Sarminah tinggal bersama anak, cucu, dan menantunya. Berdasarkan pantauan Lampung Geh, atap rumah Sarminah sementara masih menggunakan terpal berwarna biru, dan belum dilakukan perbaikan. (*)
ADVERTISEMENT