Kisah 2 Anak di Bandar Lampung yang Ditinggal Meninggal Ayahnya karena COVID-19

Konten Media Partner
24 Agustus 2021 15:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waryono, kakak ipar Sutarno sekaligus Ketua RT 03 LK 2, Kelurahan Way Kandis, Bandar Lampung, Selasa (24/8) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Waryono, kakak ipar Sutarno sekaligus Ketua RT 03 LK 2, Kelurahan Way Kandis, Bandar Lampung, Selasa (24/8) | Foto : Sidik Aryono/ Lampung Geh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Bandar Lampung - Sang Ayah meninggal karena terpapar COVID-19, kehidupan dua anak di Bandar Lampung turut ditanggung Ketua RT yang juga kerabat almarhum, Selasa (24/8).
ADVERTISEMENT
Wabah pandemi COVID-19 di Kota Bandar Lampung hingga 23 Agustus 2021 telah menyebabkan kematian 711 orang, dengan jumlah 10.284 kasus, dan 8.922 orang dinyatakan sembuh.
Foto keluarga Sutarno, beserta istri dan dua orang anaknya, Selasa (24/8) | Foto : Sidik Aryono/Lampung Geh
Kematian akibat COVID-19 meninggalkan duka yang mendalam bagi pihak keluarga. Salah satunya Maryani (42) yang juga kehilangan suami tercintanya, Sutarno (52) pada 5 Agustus 2021 karena terpapar COVID-19. Sutarno meninggalkan dua orang anak, Lading Alfatih (13) dan M Zidan (5) yang beserta sang istri, Maryani.
Sutarno yang merupakan warga RT 03 LK 2, Kelurahan Way Kandis, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung, sebelumnya mengalami demam tinggi dan tak sadarkan diri. Selanjutnya, Sutarno dibawa ke Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung oleh Waryono sang kakak ipar yang juga Ketua RT 03, untuk mendapatkan pertolongan. Sutarno diketahui terpapar COVID-19, sehingga harus menjalani isolasi di rumah sakit selama 15 hari, hingga akhir hayatnya.
ADVERTISEMENT
Ketua RT 03, Waryono yang juga kakak ipar Sutarno mengatakan bahwa Maryani masih syok dengan kepergian suaminya. Maryani harus berpisah dengan suaminya untuk selamanya. Maryani juga tak bisa melihat, apalagi menemani saat sang suami meninggal, dan harus dimakamkan secara protokol COVID-19.
Kini, kedua anak yang ditinggalkan Sutarno hidup bersama Maryani. Ladieng Al-Fatih saat ini menempuh pendidikan kelas VII SMPN 19 Bandar Lampung, dengan cita-cita menjadi pemain sepak bola. Sedangkan si kecil M Zidan yang berusia 5 tahun, masih perlu penjelasan bahwa sang ayah telah tiada. Karena memang sang Ayah langsung dimakamkan tanpa dibawa pulang ke rumah duka.
"Kalau yang besar sudah paham kalau ayahnya meninggal. Tapi kalau yang kecil ini nggak percaya. Akhirnya, setalah tujuh hari saya bawa untuk melihat kuburan ayahnya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
"Nggak lah pakde, ayahku belum meninggal, ayahku di rumah sakit. Harusnya aku dikasih tahu lah De, diajak," kata Waryono menirukan cara bicara Zidan.
Kini, kebutuhan hidup Ladieng dan Zidan turut ditanggung oleh sanak saudaranya, terutama sang pakde, Waryono. "Kalau kebutuhan sementara ini ya saudaranya semua bantu menanggung sampai sekarang, terutama pakdenya ini," katanya.
Sebagai Ketua RT, Waryono juga mengetahui ada dana duka daru pemerintah kota Bandar Lampung. Namun, hingga saat ini memang pihaknya belum menerima. "Dari pemerintah belum ada bantuan, meski ada bantuan dana duka dari pemerintah kota tapi belum menerima, katanya minggu-minggu ini," tutupnya. (*)