Kompolnas Rekomendasi Lembaga Pendidikan Pasang CCTV untuk Pengawasan

Konten Media Partner
23 Agustus 2023 20:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol. (Purn.) Benny Josua Mamoto. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol. (Purn.) Benny Josua Mamoto. | Foto: Sinta Yuliana/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Bandar Lampung - Kompolnas merekomendasikan agar lembaga pendidikan di Indonesia memasang CCTV untuk pemantauan dan pengawasan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol. (Purn.) Benny Josua Mamoto saat konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (23/8).
Ia mengatakan, setelah mengunjungi beberapa tempat lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, menurutnya pemasangan CCTV itu perlu dalam rangka pemantauan pelaksanaan kepada siswa.
"Sehingga nanti perilaku siswa sendiri bisa terpantau sehingga mereka tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran, di sisi lain pembina pun terpantau kalau dia melakukan kekerasan. Ini salah satu poin, karena kami sudah berkunjung ke beberapa SPN bahkan ke Akpol, itu juga menjadi salah satu atensi kami," katanya.
Selain itu, menurutnya, persoalan substansi tersebut berkaitan dengan hasil autopsi, sebab dari hasil autopsi itu dapat menjawab penyebab kematian korban.
"Jadi pendekatan penanganan kasus ini secara Scientific Crime Investigation itu tidak bisa dibantah. Oleh sebab itu sambil menunggu hasil autopsi selesai, yang hasilnya nanti akan disampaikan dari bapak Kapolda Lampung," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Disisi lain, Benny juga mengapresiasi Polda Lampung yang bergerak cepat membentuk tim khusus serta memberikan ruang kepada pihak eksternal untuk ikut melakukan pendalaman.
"Kemudian juga memberi ruang kepada pihak eksternal untuk datang ke TKP, untuk mengikuti rekonstruksi, untuk melakukan pendalaman dengan saksi-saksi di tkp, termasuk teman sekamar korban. Itu sudah kami dengar semua, dan tadi kami lengkapi dengan gelar perkara oleh Propam, dan Ditreskrimum," ungkapnya
Sebelumnya diberitakan, Keluarga siswa SPN Polda Lampung mengaku, Advent Pratama Telaumbauna meninggal diduga disiksa oleh senior.
Paman Advent, Rahmat mengatakan, pihak keluarga menerima informasi bahwa Advent meninggal diduga disiksa oleh senior.
"Ketika sampai di Medan, saya ditelepon oleh keluarga besar harus di autopsi karena kami dapat informasi bahwa Advent meninggal tidak normal, bukan karena terjatuh tapi karena perlakuan yang namanya Brigadir I bersama teman-teman," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut informasi yang diterima keluarga, kata Rahmat, korban diduga dibanting oleh seniornya, bahkan Advent juga tidak diperbolehkan makan.
"Jadi Brigadir I itu membanting badannya si Advent dan setelah itu mereka siksa dan mereka mengatakan tidak usah dikasih makan, tapi itu kita belum jelas apa benar atau tidak," tuturnya.
Atas informasi tersebut, pihak keluarga hendak melakukan tindakan autopsi di Rumah Sakit Adam Malik, Medan. (Yul/Ansa)