Komunitas Ampera Peringati Hari Anti Diskriminasi Internasional 2019

Konten Media Partner
3 Maret 2019 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komunitas Ampera, Gerkatin Lampung, dan Komunitas SADILA melaksanakan kegiatan peringatan Hari Anti Diskriminasi Internasional di Lampung Elephant Park (3/3) | Foto: Komunitas Ampera
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas Ampera, Gerkatin Lampung, dan Komunitas SADILA melaksanakan kegiatan peringatan Hari Anti Diskriminasi Internasional di Lampung Elephant Park (3/3) | Foto: Komunitas Ampera
ADVERTISEMENT
Peringatan Zero Discrimination Day atau Hari Anti Diskriminasi Internasional 2019 memang sudah berlalu 1 Maret kemarin, namun gaungnya masih dirasakan di Ibukota Provinsi Lampung pada hari ini (3/3).
ADVERTISEMENT
Komunitas Ampera bersama GERKATIN Lampung dan Komunitas SADILA Lampung menjadi inisiator Peringatan atau Hari Anti Diskriminasi Internasional di Bandar Lampung yang dilaksanakan di Lampung Elephant Park.
Kegiatan yang dilaksanan pada Minggu pagi ini mengusung tema “Hidup Inklusi, Berdampingan dan Menguatkan” dan merupakan bentuk kepedulian Komunitas Ampera dalam upaya mengajak masyarakat umum agar tidak saling mendiskriminasi sesama manusia terutama teman-teman disabilitas hanya karena mereka memiliki perbedaan degan masyarakat pada umumnya. Hal ini sejalan dengan Visi dari Komunitas Ampera yaitu Hidup Tanpa Label.
Puluhan peserta hadir dalam kegiatan ini, tidak hanya masyarakat umum yang ada di sekitar Lampung Elephant Park saja namun juga terdiri dari teman-teman tuli dan teman-teman dengar yang berasal dari komunitas yg konsen dengan disabilitas ataupun komunitas lainnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Hari Anti Diskriminasi Internasional 2019 ini diawali dengan pembukaan lalu dilanjutkan dengan sharing pengalaman tentang hidup inklusi oleh Mia dari komunitas Bravo Jakarta. Kemudian dilanjutkan dengan kelas inspirasi yang di sampaikan oleh teman tuli yaitu kak Chandra dan Kak Gian lalu ditutup dengan kegiatan yang melibatkan masyarakat yang hadir yakni kelas bahasa isyarat.
Setiap daerah memiliki bahasa isyarat yang berbeda-beda sebagaimana yang dijelaskan oleh kak gian "Bahasa isyarat di Lampung berbeda dengan yg di luar Lampung dan di luar negeri. Karena memiliki budaya yg berbeda. Maka teman tuli untuk berkomunikasi menggunakan ekspresi jadi mereka paham,” seru Kak gian dalam kelas inspirasinya.
Dalam kelas tersebut kak Gian juga menjelaskan beberapa poin perbedaan budaya antara teman dengar dan teman tuli. Meskipun banyak terdapat perbedaan tetap harus saling menghormati, menghargai, dan saling membantu.
ADVERTISEMENT
Adapun perbedaan cara komunikasi menggunakan sarana smartphone antara teman dengar dengan teman tuli yakni teman dengar biasanya cukup menelpon namun berbeda degan teman tuli mereka harus menggunakan fasilitas Video call. Ketika ada suara bising teman dengar akan terganggu ketika mengobrol, sedangkan teman tuli tidak terganggu dengan hal itu. Selain itu ketika mengobrol dalam jarak yang jauh, teman dengar tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan tetapi teman tuli tidak bermasalah dgan hal itu.
Teman tuli lebih lambat untuk mengerti setiap kata. Maka saat berkomunikasi teman dengar harus lebih sabar. Dibutuhkan usaha yang ekstra untuk teman tuli, maka kita minta kepada teman dengar untuk membantu dan mengajarkan mereka. Himbau Kak Susanti Ketua DPD Gerkatin Lampung.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini di akhiri dengan tanda tangan dan foto bersama sebagai wujud untuk menolak diskriminasi di Lampung.
"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan ke depan antar komunitas disabilitas bisa bersinergi untuk mewujudkan hidup inklusi di Lampung,” tutup Alfajar selaku Ketua Komunitas Ampera.
---
Kontributor: Novita Sari
Editor: Bery Decky Saputra