1a5bb175-b92f-47fe-aece-d9fd7d5caeab.jpg

Komunitas Insan Cekatan, Gerakan Anak Muda Lampung Tangani Pandemi COVID-19

20 Mei 2020 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyaluran APD oleh KIC ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat | Foto : Dok. KIC
zoom-in-whitePerbesar
Penyaluran APD oleh KIC ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat | Foto : Dok. KIC
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Komunitas Insan Cekatan (KIC), sekumpulan pemuda di Lampung yang bergerak secara sukarela membuat dan salurkan alat pelindung diri, Rabu, (20/5).
ADVERTISEMENT
Komunitas Insan Cekatan ini berdiri sejak 11 April 2020 atas inisiasi Bobi Aldo Saputra yang merupakan mahasiswa jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung (Unila). Nama Komunitas Insan Cekatan atau KIC sendiri diharapkan dapat merepresentasikan respon manusia sebagai makhluk cerdas yang tanggap untuk menangani segala dampak yang terjadi akibat wabah, terutama wabah COVID-19.
“Saya berpikir, saat ini saya sebagai mahasiswa yang juga terdampak pandemi COVID-19, harus ada yang dilakukan. Meskipun sekarang kegiatan perkuliahan juga harus dilakukan dari rumah. Namun, saya juga mengamati dampak yang terjadi akibat pandemi ini. Saat saya bertemu driver ojek online, sudah hampir tengah malam baru dapat satu orderan. Separah ini kah dampak pandemi ini?” kata Boby.
Maka Boby mencoba menginisiasi langkah yang bisa dilakukan, paling tidak untuk dapat berkontribusi dalam penanganan dampak pandemi COVID-19, khususnya di Provinsi Lampung. Maka tercetuslah nama Komunitaas Insan Cekatan. Mula-mula Boby mengajak dua orang rekannya, yakni Danes dan Bagus untuk membuat suatu gerakan, dan juga terus mengajak mahasiswa lainnya untuk bergabung.
ADVERTISEMENT
“Di awal kita memproduksi alat-alat kesehatan mandiri, seperti face shield kita produksi sendiri secara manual, dengan peralatan yang juga kita adakan secara mandiri. Kemudian kita mencoba mengajak para penjahit untuk berkolaborasi dengan kita untuk pembuatan APD yaitu baju hazmat. Memang agak sulit di awal, karena secara finansial kita tidak punya modal, dan sampai saat ini juga masih membutuhkan donasi," ungkap Boby.
Sekretariat KIC sendiri beralamat di Jalan Mawar Indah No.9B Kelurahan Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung. Di sana, face shield dibuat oleh relawan KIC dengan membeli beberapa bahan baku yang dibutuhkan. Kemudian dipotong dan dirakit secara manual, semua dilakukan oleh relawan KIC.
Baju APD dari KI | Foto : Dok. KIC
APD yang dihasilkan oleh KIC sudah terdistribusikan ke berbagai wilayah di Provinsi Lampung, sudah menjangkau Kabupaten Pesisir Barat dan Lampung Barat, terutama untuk rumah sakit dan puskesmas yang kesulitan APD. "Bahkan, face shield sempat didistribusikan ke Jakarta pada saat permasalahan kesulitan APD belum se-booming sekarang. Kemudian, relawan yang ada di KIC juga memproduksi baju APD, dan juga alat cuci tangan portable," kata Boby.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang membedakan KIC dengan komunitas sosial yang lainnya? Boby mengatakan bahwa, mereka bergerak atas dasar suka dan rela, maka disebut sebagai sukarelawan. Dan yang tergabung di KIC merupakan pemuda-pemuda yang kreatif. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan dalam memproduksi APD sendiri.
“Kami bergerak atas rasa suka terhadap apa yang kami lakukan, dan rela melakukannya tanpa imbalan. Jadi sebagai sukarelawan kami paham betul apa yang kami lakukan harus didasari rasa ikhlas,” tambah Boby.
Proses pembuatan alat cuci tangan portabel di sekretariat KIC | Foto : Dok.KIC
Dan sebagai sukarelawan tanpa bayaran, pastinya juga mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sosial ini. Boby mengatakan, tidak jarang pihaknya ditolak saat mengajak kawan-kawan aktivis mahasiswa untuk berkolaborasi dengan KIC. Namun sekali lagi dia tidak dapat memaksakan, karena ini adalah panggilan hati.
ADVERTISEMENT
Kesulitan juga dihadapi saat pendistribusian APD ke Kabupaten Peisir Barat, yang jarak tempuhnya sekitar 5 jam dari Kota Bandar Lampung. “Saat itu dana kita minim, dan APD harus didistribusikan. Jadi kami berusaha meminimalisir budget dengan membawa bahan makanan sendiri dilengkapi kompor portable dan peralatan seadanya untuk memasak,” ujar Boby.
Proses produksi face shield oleh KIC | Foto : Dok. KIC
Sampai saat ini, sudah ada sekitar 7 penjahit yang berkolaborasi dengan KIC dalam pembuatan APD berupa baju. Kemudian untuk sukarelawan yang tergabung ada 15 orang, yang terdiri dari mahasiswa di beberapa universitas di Bandar Lampung.
Selain pembuatan dan pendistribusian APD secara mandiri, KIC juga mengadakan edukasi ke masyarakat untuk menerapkan social distancing dan physical distancing. Dan sampai saat ini sudah lebih dari 200 APD yang tersalurkan.
Penyaluran APD oleh KIC ke RSUD Lampung Barat | Foto : Dok. KIC
Tentunya, aksi KIC tidak hanya sebatas pada saat pandemi COVID-19 ini. Boby mengatakan bahwa, kegiatan sosial bukan terbatas saat ada wabah corona saja. "Kami berkomitmen dalam KIC ini bukan hanya saat corona saja. Tapi untuk ke depanya, kita masih akan melakukan gerakan-gerakan di bidang kemanusiaan lainya," pungkas Boby. (*)
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten