Letusan Pertama di Ramadhan, Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau Capai 1.000 Meter

Konten Media Partner
15 April 2022 10:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari CCTV pulau Sertung, Jumat (15/4). | Foto : Ist
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari CCTV pulau Sertung, Jumat (15/4). | Foto : Ist
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Selatan - Gunung Api Anak Krakatau yang berada di Lampung Selatan erupsi pertama di bulan Ramadhan 1443 H, Jumat (15/4).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari website resmi Badan geologi di magma.esdm.go.id, erupsi terjadi pukul 03.27 WIB dengan tinggi abu vulkanik mencapai 1.000 m di atas puncak atau sekitar 1.157 m di atas permukaan laut.
Abu vulkanik teramati berwarna putih hingga hitam dan berintensitas tebal ke arah barat daya. Seismograf merekam dengan amplitudo maksimum mencapai 50 mm dan durasi 305 detik.
Dalam keterangan resmi Badan Geologi, masyarakat atau wisatawan diimbau untuk tidak mendekati kawah dengan jarak 2 kilometer.
"Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah," jelasnya dalam keterangan yang diterima Lampung Geh.
Diberitakan sebelumnya, erupsi terakhir dari Gunung Anak Krakatau ini pada 2 pekan lalu sebelum bulan Ramadhan, yakni 31 Maret 2022.
ADVERTISEMENT
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Anak Krakatau, Andi, mengatakan pihaknya tetap mengawasi aktivitas Gunung Anak Krakatau. Meskipun belum tidak bisa memprediksi apakah akan ada letusan di Bulan Ramadhan atau tidak.
"Soal aktivitas, kita ikuti aja perkembangannya apakah akan meletus atau berhenti kita tidak bisa memprediksi," kata Andi saat dihubungi Lampung Geh, (1/4).
Ia mengatakan, erupsi akan terjadi ketika energi dari Gunung Anak Krakatau itu masih ada. "Tergantung energi gunung api tersebut. Kita ga bisa prediksi, dan jika masih ada energinya masih berkemungkinan meletus, kalau sudah habis ya sudah tidak meletus lagi," ungkapnya.
Soal letusan sepekan terakhir yang berturut, hingga kini belum ada peringatan lebih dari Badan Geologi. Hal ini disebabkan jarak Gunung Anak Krakatau dengan penduduk yang tinggal di pesisir sangat jauh
ADVERTISEMENT
"Erupsi satu minggu ini belum ada peringatan lebih. Di daerah pesisir wilayah penduduk tenang-tenang saja. Karena erupsi hanya di sekitar gunung," jelas Andi.
"Sedangkan warning kita hanya 2 km dari kawah," pungkasnya. (*)