Lewat Seminar, ITERA Dorong Generasi Muda Pahami Mitigasi Bencana

Konten Media Partner
17 September 2019 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyampaian materi pada Seminar Nasional Kebencanaan, Selasa (17/9) Aula Gedung Kuliah Umum ITERA | Foto: Humas ITERA
zoom-in-whitePerbesar
Penyampaian materi pada Seminar Nasional Kebencanaan, Selasa (17/9) Aula Gedung Kuliah Umum ITERA | Foto: Humas ITERA
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Selatan-Unit Pelaksana Teknis Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG) Institut Teknologi Sumatera (ITERA), dorong generasi muda untuk paham langkah mitigasi bencana, agar dapat mengurangi resiko akibat bencana lewat pengetahuan dan teknologi yang ada, sehingga masyarakat lebih tanggap bencana, Selasa (17/9) di Aula Gedung Kuliah Umum ITERA.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dipaparkan dalam Seminar Nasional Kebencanaan, dengan mengusung tema Peran Generasi Muda untuk Tanggap Bencana di Era Revolusi Industri 4.0., yang diikuti oleh 385 peserta dengan 30% diantaranya merupakan Siswa SMA – Sederajat dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Lampung.
Rektor Itera yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Non Akademik Itera, Prof. Dr. Sukrasno menyampaikan sebagai institut teknologi yang ada di Sumatera, ITERA memiliki tanggung jawab mengedukasi masyarakat tentang mitigasi bencana baik gempa, tsunami dan potensi bencana lain karena Sumatra termasuk daerah yang rawan bencana.
"Bencana selalu menimbulkan kerugiaan materil dan korban jiwa, sehingga Menteri Riset dan Teknologi juga meminta perguruan tinggi memasukkan mitigasi bencana dalam kurikulum. Oleh sebab itu, ITERA melalui UPT MKG mencoba untuk memberikan pelayanan terkait mitigasi bencana," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dalam paparannya Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia, Harkunti Pertiwi Rahayu, menyampaikan edukasi mengenai kebencanaan sangat tepat ditujukan pada generasi muda, sebab ke depannya generasi muda dapat lebih berperan dalam perencanaan hingga penyusunan regulasi guna mengurangi dampak sebuah bencana.
"Bencana pasti akan terjadi, tetapi kapan waktunya yang belum diketahui. Sementara, regulasi kita sudah cukup banyak, namun pelaksanannya yang masih sangat minim. Selain itu perencanaan berbasis mitigasi bencana juga belum teralisasi, sehingga ini tugas mahasiswa menjadi pengingat kita bahwa Lampung perlu perencanaan untuk menghadapi bencana di masa yang akan datang," papar Harkunti.
Ia menyebutkan Indonesia termasuk salah satu dari tiga negara di Samudera Hindia yang diakui sebagai penyedia layanan tsunami di dunia dan mampu memberikan informasi tentang tsunami ke-28 negara. Namun teknologi tersebut hanya mampu mendeteksi tsunami yang diakibatkan oleh gempa tektonik.
ADVERTISEMENT
"Peralatan kita sudah sangat canggih, namun dari bencana tsunami di Palu dan Selat Sunda lalu, kita kembali diingatkan, bahwa tsunami juga dapat disebabkan oleh faktor selain gempa tektonik, seperti longsoran kaldera, atau bahkan akibat hujan meteor yang mungkin saja ke depan terjadi," sebut Harkunti.
Selain itu, pemateri lain Maya Angraini menerangkan materi mengenai upaya mitigasi dengan perencanaan pembangunan yang tahan terhadap gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia.
Sementara itu, Kepala UPT MKG Itera, Drs. Zadrach Ledoufij Dupe mengatakan sebagai kampus pionir dalam bidang teknologi, ITERA harus ikut berperan dalam mengembangkan pengetahuan mitigasi bencana khususnya di Lampung. Serta menjelaskan mengenai pentingnya standar prosedur yang perlu ditaati dalam berbagai bidang kehidupan, sebagai upaya meminimalisasi kemungkinan terjadinya bencana kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor cuaca.
ADVERTISEMENT
----
Laporan reporter Lampung Geh Rafika Restiningtias
Editor : M Adita Putra