news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Khudad Akbar, Tradisi Silaturahmi di Canti, Lampung Selatan

Konten Media Partner
9 Juni 2019 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khudad Akbar yang diselenggarakan oleh masyarakat Adat Saibatin, Marga Rajabasa di Pekon Canti, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung | Foto: Ist.
zoom-in-whitePerbesar
Khudad Akbar yang diselenggarakan oleh masyarakat Adat Saibatin, Marga Rajabasa di Pekon Canti, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung | Foto: Ist.
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Lampung Selatan - Acara Halalbihalal dan Khudad Akbar yang diselenggarakan oleh masyarakat Adat Saibatin, Marga Rajabasa, di Pekon (penyebutan desa/kelurahan) Canti, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, ini menjadi momen pengobat rindu bagi para perantau.
ADVERTISEMENT
Ketua Pelaksana Acara Halalbihalal dan Khudad Akbar, Ridwan Kesuma, mengatakan khudad merupakan istilah yang digunakan untuk lantunan selawat puji-pujian berbahasa Arab yang diiringi tabuhan rebana dan tarian. Biasanya dilakukan dalam gelaran arak-arakan pengantin keliling kampung.
"Kata awal khudad adalah hadra yang berasal dari hadoroh, hadir atau menghadirkan atau mengumpulkan. Jadi, kata yang paling awal adalah hadra yang berarti kumpul atau hadir, mereka hadir di taman bunga yang dilantunkan adalah zikir. Jadi kata awalnya adalah hadra-rudat-zikir," katanya saat dihubungi Lampung Geh, Minggu (9/6).
Khudad biasanya diselenggarakan pada acara perkawinan dan khitanan warga setempat. Tercetusnya ide yang bertajuk 'Khudad Akbar' ini karena dirinya ingin nuansa seperti itu tidak hanya ada pada acara perkawinan saja.
ADVERTISEMENT
"Khudad Akbar ini sudah direncanakan sejak 5 tahun lalu, yang pelaksanaannya bertepatan dengan momen Lebaran, ini sangat tepat sekali mengadakan acara seperti itu karena momen masyarakat pulang kampung. Bisa untuk obat kangen suasana kampung halaman karena dalam acara ini semua kesenian dan kebudayaan di Pekon Canti disuguhkan, Khudad, Butting-Maju, Tupping, Pencak Silat, serta tarian lainnya," terang Ridwan.
Acara yang diselenggarakan pada Sabtu (8/9) ini bertujuan sebagai ajang silaturahmi bagi warga sekitar dan juga memberikan suatu sajian bagi perantau yang sedang pulang kampung.
"Ini tahun pertama dalam sejarah di Pekon Canti mengadakan Khudad Akbar. Kalau Khudad biasa sudah sering, tapi kalau ini langsung dengan 9 pasang pengantin dari 9 suku atau kelompok adat," katanya.
Khudad Akbar yang diselenggarakan oleh masyarakat Keadatan Saybatin, Marga Rajabasa di Pekon Canti, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung | Foto : Ist.
Kesembilan kelompok adat itu terdiri dari Suku Dalom Kesuma Ratu, Suku Khadin Kesuma Negara, Suku Batin Benawa Saka, Suku Batin Simbangan, Suku Khadin Ugokh, Suku Khaja Ulangan, Suku Khaja Ugokh, Suku Khaja Mangkubumi, dan Suku Khaja Makuta.
ADVERTISEMENT
Pada prosesi acara tersebut, dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan melaksanakan halalbihalal seluruh masyarakat Pekon Canti yang berlokasi di masjid sekitar. Acara juga diisi dengan sambutan dari berbagai tokoh, tilawah Alquran, dan kultum.
"Selesai acara halalbihalal di masjid, lalu panitia menginstruksikan ke kediaman suku Khadin Kesuma Negara. Di sana itu sudah siap 9 Maju (penyebutan Pengantin perempuan). Nanti dari ketua adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan pemerintah kita duduk di depan rumah Khadin Kesuma Negara sambil melihat pertunjukan tari sembah," jelas dia.
Selanjutnya, selesai tari para Maju dibariskan sesuai kedudukan suku masing-masing, kemudian turun dari rumah Khadin Kesuma Negara dan ke payung-payung adat yang sudah disiapkan dan ditentukan.
"Nanti kurang lebih jalan jarak 100 meter rombongan Maju dan pengarak berjalan sampai rumah Suku Dalom Kesuma Ratu, di kediaman Dalom Kesuma Ratu, Butting (penyebutan Pengantin Laki-Laki) sudah siap untuk diarak, lalu Butting turun dari rumah itu sesuai urutan pasangannya," beber Ridwan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, para Maju-Butting itu berjalan keliling kampung dengan beberapa peragaan atraksi silat adat Lampung dan finis di masjid di mana lokasi halalbihalal tadi.
"Setelah sampai masjid kembali, ditutup dengan foto bersama di akhir acara," ujar dia.
Peragaan atraksi silat adat Lampung di acara Khudad Akbar | Foto : Ist.
Pada Khudad Akbar ini, pasangan pengantin tersebut hanya sebagai pemeran saja. Menurutnya, ini hanya sebagai acara tahunan untuk pengobat rindu para perantau yang pulang kampung di hari Lebaran.
"Jadi perempuan dan laki itu hanya pengantin-pengantinan saja. Karena Pekon Canti ini ada kebudayaan kenapa tidak kita kembangkan jadi agenda wisata tahunan, pelestarian kebudayaan dan silaturahmi tanpa harus merusak adat," urainya.
Para Muli-Meghanai yang menjadi pemeran Maju-Butting di acara Khudad Akbar. | Foto : Ist
Melihat respons yang sangat baik dari warga setempat, dirinya berharap pagelaran Khudad Akbar dapat diselenggarakan di setiap tahun usai Lebaran Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
"Harapan saya ingin ke anak-anak muda tahu bahwa Lampung itu kaya akan budaya, jadi bisa melestarikan budaya di Pekon Canti itu sendiri seperti Khudad ini," tutupnya.(*)
---
Laporan reporter Lampung Geh Obbie Fernando
Editor: M Adita Putra