Menjadi Dewasa, Film Pendek Karya Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung

Konten Media Partner
7 Maret 2019 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagas, pemeran utama film pendek Menjadi Dewasa dalam sebuah adegan di Terminal Induk Rajabasa | Foto: dokumentasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Raden Intan angkatan 2017
zoom-in-whitePerbesar
Bagas, pemeran utama film pendek Menjadi Dewasa dalam sebuah adegan di Terminal Induk Rajabasa | Foto: dokumentasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Raden Intan angkatan 2017
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Bercerita tentang kisah perjuangan pantang menyerah seorang pemuda yang baru saja lulus kuliah. Tentang betapa sulitnya mencari pekerjaan lantaran sang pemuda memegang KTP daerah Lampung. Film pendek karya mahasiswa KPI UIN Raden Intan Lampung angkatan 2017 ini, sukses masuk ke dalam daftar Top 100 ISFF SCTV Award 2019.
ADVERTISEMENT
Film pendek berjudul "Menjadi Dewasa" ini, disutradarai langsung oleh Khoirul Trian dengan durasi selama 11 menit. Kisah yang diangkat memang sangat berkaitan erat dengan problematika, yang acap kali dihadapi oleh anak muda jaman sekarang.
Tentang bagaimana sulitnya seorang sarjana dalam mencari pekerjaan. Kemasan cerita dibalut konflik yang padat dan unik, lantaran penyebab utama Bagas Tricahyo (memerankan Bagas) sulit diterima bekerja adalah karena ia berasal dari daerah Lampung.
Daerah yang kerap kali dikaitkan dengan sarang begal, hingga menumbuhkan stigma buruk di kalangan masyarakat mengenai orang-orang Lampung yang kerap kali dikorelasikan dengan orang jahat.
Melalui film ini, Khoirul bersama 12 teman lainnya bermaksud untuk melepas stigma buruk tersebut. Bahwa tidak semua orang Lampung adalah orang yang buruk dan jahat. Hanya sebab segelintir oknum penjahat, lantas publik menggeneralisasikan orang Lampung pasti jahat.
ADVERTISEMENT
Mengambil lokasi shooting di area ramai Pasar Tengah, Tanjung Karang, Terminal Induk Rajabasa, hingga embung Kampus UIN Raden Intan, film pendek ini sarat akan makna sentimentil. Mengenai kedekatan seorang anak laki-laki dengan ibunya.
Betapa kasih sayang seorang ibu yang diistilahkan sepanjang jalan dan hingga akhir hayat itu nyata adanya. Dalam keadaan apapun, seorang ibu tetap akan bangga dan terus mendukung penuh setiap langkah buah hatinya.
Bagas, sebagai karakter utama mengaku baru pertama kalinya bermain film dan memerankan karakter utama, "awalnya memang sulit dan tidak tahu bagaimana cara acting, tapi tetap berusaha mendalami karakter dalam naskah. Yang paling sulit itu saat pengambilan adegan menangis," ungkapnya.
Sementara Fikri, salah satu kru film pendek itu bercerita bahwa, "dengan sertifikat Top 100 ISFF ini, sebagai pemicu kami untuk berkarya lebih baik lagi ke depannya. Proses perjuangan dan kerja keras kami saat menggarap film, benar-benar tidak sia-sia."
ADVERTISEMENT
Saat ini, film yang ide awalnya bersumber dari kisah nyata yang dialami kakak Khoirul sendiri, sedang dalam proses penjurian Festival Film Lampung (FFL) yang diadakan oleh Kampus IIB Darmajaya Lampung.
Tidak hanya sebagai sutradara dan penulis skenario, Khoirul juga merupakan pencipta puisi yang di dalam film dikisahkan ditulis oleh Bagas sebagai hadiah untuk ibunya saat pulang kampung nanti. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah perjuangan Bagas dalam membahagiakan wanita yang telah melahirkan dan merawatnya itu? (*)
Simak film pendek Menjadi Dewasa versi lengkap di bawah ini:
---
Laporan reporter Lampung Geh Latifah Desti Lustikasari
Editor : M Adita Putra