Nahkoda Kapal Akui Jika Sudah 8 Kali Illegal Bunkering di Lampung

Konten Media Partner
6 Maret 2020 22:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nahkoda Kapal, Tomjon, saat diwawancarai awak media terkait dugaan illegal bunkering di perairan Lampung, Jumat (6/3) | Foto: Obbie Fernando/Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Nahkoda Kapal, Tomjon, saat diwawancarai awak media terkait dugaan illegal bunkering di perairan Lampung, Jumat (6/3) | Foto: Obbie Fernando/Lampung Geh
ADVERTISEMENT
Lampung Geh, Bandar Lampung - Nahkoda Kapal yang turut diamankan Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Kapal Negara (KN) Belut Laut 406 di perairan Lampung mengakui jika sudah 8 kali melakukan illegal bunkering.
ADVERTISEMENT
Nahkoda Kapal, Tomjon, saat diwawancarai awak media mengatakan bahwa illegal bunkering ini atas perintah kantornya.
"Kantornya di TMJ itu Teladan Makmur Jaya daerah Antasari (Bandar Lampung), cuma kalau pusatnya di Banjarmasin," ungkapnya kepada awak media, Jumat (6/3).
Namun Tomjon tak mengetahui secara pasti harga BBM yang dijual tersebut. "Saya gak tahu harganya, di sini saya suruh bawa (BBM), jualin," kata pria berbaju merah tersebut.
Ia pun mengakui jika hanya mendapat perintah atasannya untuk melakukan illegal bunkering. "Saya nahkodanya, yang nyuruh pengurusnya Pak Bambang," ucapnya.
Setidaknya sekitar 8 kali dirinya telah melakukan illegal bunkering di perairan Lampung ke kapal-kapal lain.
"Sudah ada 5 sampai 8, bongkarnya di daerah Lampung ini doang, di (Pulau) Condong, Panjang, itu randem," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam penuturannya, jika ada beberapa kapal yang sudah sering mengambil BBM dari kapal yang di nahkodainya.
"Ngecornya di tengah, yang ambil banyak. Itu kalau untuk pengurusan kapal dari mana aja itu dari kantor," tuturnya.
Namun sebagian besar kapal-kapal illegal bunkering itu digunakan untuk keperluan industri.
"Iya (dijual untuk industri)," ujar Tomjon.
Saat mengambil BBM biasanya kapal yang dikomandoinya ini hanya menunggu di tengah, nantinya akan ada selang untuk mengisi BBM ke kapalnya.
"Jadi kami ini kapal stay di tengah, ada selang (dari darat) masuk ke kapal. Itu di Lempasing situ (ngambilnya)," tandas dia.(*)